Jumat, 16 Maret 2012

Wahai engkau sang jiwa yang terlunta-lunta dalam derita


Wahai engkau sang jiwa yang terlunta-lunta dalam derita
Betapa naifnya bening air mata menetes kesudahan yang tak mungkin lagi datang dengan kemesraan
Alangkah naifnya sang jiwa menjerit dalam bujukan rayu yang beriring pilu
Masa bahagia yang tertuang diatas cenayang jiwa hanya sebatas fatamorgana
Akankah sang jiwa berlalu dalam tangis dan pilu
Akankah ia masih tergeletak berharap cinta yang tergantung dipojokan ufuk timur nunjauh disana
Bagaimana lagi ia berharap kembali jika musafir itu berlalu dan pergi tanpa menengok sang jiwa yang tertambah diujung persimpangan
Jika sudah tiada lagi mimpi bercengkerama diatas sajjadah hati
Peluklah bahagia bagi sang jiwa dengan segenap harapan yang tidak akan mungkin sirna
Terimalah sang jiwa bangkit menelusuri jalan setapak hidup ini
Tersenyumlah kala kesedihan menerpa jiwa
Tertawalah ketika sudah tiada lagi kesempatan untuk membuka dunia
Ketika sunyi menghapus ceria yang pernah ada, berteriaklah sesuka hati ketika engkau telah pergi

Lauli saja segala duka dan singsingkanlah segala nesta
Bagaimana mungkin senyum akan hadir tanpa jiwa menerima semua duka dan tawa
Biarkanlah mereka menari-nari menertawakan kesalahan masa lalu
Biarkanlah mereka menertawai segala derita yang bersemai dalam diri
Biarkanlah mereka menabuh seruan yang mereka nyanyikan dalam bahasa hujatan

Berlalulah engkau sang jiwa melintasi segala yang terlihat tak menyejukkan bola mata
Sungguh tiada terik panas yang tak berkesudahan
Tiada pula gelap yang bertengger diatas cakrawala untuk selamanya
Tiadalah tandus bertabur dengan debu yang berterbangan tanpa akhir yang pasti
Sambutlah senyuman baru untuk memulai segalanya
Inilah karunia, inilah hari dimana jiwa menyambut keindahan diawal hari
Bak embun pagi yang menyudahi gelap dengan sentuhan damai dalam pelukan kesejukan
Biarkanlah embun itu menempel lembut diatas permukaan dedaunan
Dan izinkanlah tunas baru memuncakkan diri dalam kesederhanaan
Tak perlu lagi sedu sedan dalam cumbuan tangis kesedihan
Biarkanlah semuanya berlalu, biarkanlah ia pergi sesuka hati
Dan izinkanlah makna terukir indah sebagai nasihat bagi sang jiwa agar ia tak lagi ternoda
Sudahilah segala tangis masa lalu hingga jiwa benar-benar bersujud dalam syair rindu
Sungguh, Cinta tak akan mungkin mengadu dalam pilu
Biarlah ia berjalan diatas jalan cinta
Jalan anugrah yang tuhan bentangkan untuk sang jiwa, selamanya…
Keep spirit for our life better…

Salam satu jiwa. Salam sehat jiwa untuk menggapai hidup bahagia

Mustafid Amna Umary Erlangga Kusuma Perdana Saputra Zain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar