Wahai
engkau sang jiwa yang terlunta-lunta dalam derita
Betapa
naifnya bening air mata menetes kesudahan yang tak mungkin lagi
datang dengan kemesraan
Alangkah
naifnya sang jiwa menjerit dalam bujukan rayu yang beriring pilu
Masa
bahagia yang tertuang diatas cenayang jiwa hanya sebatas fatamorgana
Akankah
sang jiwa berlalu dalam tangis dan pilu
Akankah
ia masih tergeletak berharap cinta yang tergantung dipojokan ufuk
timur nunjauh disana
Bagaimana
lagi ia berharap kembali jika musafir itu berlalu dan pergi tanpa
menengok sang jiwa yang tertambah diujung persimpangan
Jika
sudah tiada lagi mimpi bercengkerama diatas sajjadah hati
Peluklah
bahagia bagi sang jiwa dengan segenap harapan yang tidak akan mungkin
sirna
Terimalah
sang jiwa bangkit menelusuri jalan setapak hidup ini
Tersenyumlah
kala kesedihan menerpa jiwa
Tertawalah
ketika sudah tiada lagi kesempatan untuk membuka dunia
Ketika
sunyi menghapus ceria yang pernah ada, berteriaklah sesuka hati
ketika engkau telah pergi
Lauli
saja segala duka dan singsingkanlah segala nesta
Bagaimana
mungkin senyum akan hadir tanpa jiwa menerima semua duka dan tawa
Biarkanlah
mereka menari-nari menertawakan kesalahan masa lalu
Biarkanlah
mereka menertawai segala derita yang bersemai dalam diri
Biarkanlah
mereka menabuh seruan yang mereka nyanyikan dalam bahasa hujatan
Berlalulah
engkau sang jiwa melintasi segala yang terlihat tak menyejukkan bola
mata
Sungguh
tiada terik panas yang tak berkesudahan
Tiada
pula gelap yang bertengger diatas cakrawala untuk selamanya
Tiadalah
tandus bertabur dengan debu yang berterbangan tanpa akhir yang pasti
Sambutlah
senyuman baru untuk memulai segalanya
Inilah
karunia, inilah hari dimana jiwa menyambut keindahan diawal hari
Bak
embun pagi yang menyudahi gelap dengan sentuhan damai dalam pelukan
kesejukan
Biarkanlah
embun itu menempel lembut diatas permukaan dedaunan
Dan
izinkanlah tunas baru memuncakkan diri dalam kesederhanaan
Tak
perlu lagi sedu sedan dalam cumbuan tangis kesedihan
Biarkanlah
semuanya berlalu, biarkanlah ia pergi sesuka hati
Dan
izinkanlah makna terukir indah sebagai nasihat bagi sang jiwa agar ia
tak lagi ternoda
Sudahilah
segala tangis masa lalu hingga jiwa benar-benar bersujud dalam syair
rindu
Sungguh,
Cinta tak akan mungkin mengadu dalam pilu
Biarlah
ia berjalan diatas jalan cinta
Jalan
anugrah yang tuhan bentangkan untuk sang jiwa, selamanya…
Keep
spirit for our life better…
Salam
satu jiwa. Salam sehat jiwa untuk menggapai hidup bahagia
Mustafid
Amna Umary Erlangga Kusuma Perdana Saputra Zain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar