Dalam hidup ini, kita memang telah memaksimalkan segala potensi yang
kita miliki dengan merancangnya penuh pertimbangan, keuletan, usaha dan
kerja keras yang telah kita bangun dengan tetesan peluh keringat yang
mengalir deras disetiap waktu, pun juga pengorbanan materi yang tidak
terhitung jumlahnya. Sejak dahulunya langkah-langkah kecil kita bangun
dengan harapan kita bisa sampai pada apa yang kita ingin gapai dalam
hidup ini. Kita memang telah mengayuh langkah sedemikian rupa hingga
sampailah dipuncak pencarian yang selama ini kita mencarinya yaitu
kesuksesan yang hari ini kita bisa merasakan kemanisannya. Memenuhi
segala impian masa lalu sudah kita tunaikan. Dan hari ini kita
menikmatinya dengan kehidupan yang menabjubkan.
Boleh saja
hari ini kita menikmatinya dengan sepenuh hati karena memang kita telah
berusaha secara maksimal untuk meraihnya. Namun, sungguh keberhasilan
ini tidak kita raih oleh tangan sendiri tanpa peran serta orang lain.
Kita seyogyanya berhasil karena campur tangan orang lain yang telah
memberikan warna terindah bagi pencapaian kesuksesan kita saat ini, baik
itu secara langsung maupun secara tidak langsung. Kita sadari ataupun
tidak kita sadari akan keberadaannya, tetap saja ada peran orang lain
yang telah membantu langkah kita guna mencapai impian hidup.
Tidak
heran jika kita memang seharusnya bertanya kepada diri sendiri, “Jika
saya sudah meraih apa yang saya inginkan, lantas saya akan
mengarahkannya untuk apa dan kepada siapa?” Untuk diri sendiri? Tentu
saja bukan semata-mata sebatas pemenuhan hasrat diri saja, kita sadari
betul bahwa kita tidak bisa hidup tanpa kehadiran orang lain. Oleh
karenanya kita dituntut untuk berbagi kepada kehidupan orang lain,
teruntuk kehidupan ini sebatas apa yang bisa kita usahakan dalam
menghadirkan warna kehidupan penuh kebersamaan dengan sentuhan cita rasa
yang mengagumkan penuh ketulus ikhlasan.
Dalam
keseharian hidup ini, Mungkin kita pernah menemukan orang yang telah
berhasil dan mendapatkan ragam kesuksesan didalam hidupnya. Namun hanya
karena kesombongan atas apa yang telah diraihnya, bukannya mendapatkan
penghormatan dari orang lain, justru yang didapatkannya adalah cibiran
dan makian bahkan hujatan yang didalamnya terbersit doa agar kita
menjadi seorang yang lumpuh dalam kubangan penderitaan, seperti misalnya
ungkapan yang seringkali terdengarkan dalam keseharian, “Dasar sombong,
baru dapat itu sudah lupa diri, apalagi dapat yang lebih lagi...” Atau
juga mungkin ungkapan ketus bernada sinis, “Dasar Sombong, semoga saja….
Bla-bala-bla”. Tidak heran jika diberikan label “sombong” ataupun
istilah yang biasa kita dengar sehari-hari, “Kacang lupa kulitnya.”
Tentu tidak ada seorangpun diantara kita yang mengharapkan orang-orang
yang ada disekitar kita menjauh begitu saja hanya karena kita memiliki
kelebihan dibandingkan mereka.
Sesungguhnya kita tahu
betul, semua orang menginginkan dirinya agar selalu dikenang sepanjang
masa oleh orang lain, dimasa tua ataupun sepeninggalnya dari kehidupan
yang fana ini. Tentu impian yang demikian itu tidak akan pernah
terlaksana, dan mendapatkannya tidak semudah membolak-balikkan telapak
tangan atau sekedar ucapan bim salabim adabra kadabra. Semua itu akan
terlaksana jika kita telah mampu menorehkan ragam kebaktian kepada orang
lain, berbagi kebahagiaan dengan orang lain, menuntun orang yang lemah
yang sangat membutuhkan pertolongan dalam hidupnya dan ragam kebaikan
lainnya sebagai suatu kebaktian.
Tidak mudah memang, namun
karena kegigihan, semua itu akan menjadi kenyataan dan tidak kita
pungkiri suatu waktu nanti indah terasa disaat pencapaian itu menuai
hasil sebagaimana mestinya. Kebanyakan mereka yang sukses menutup akses
dengan orang-orang yang terlihat dibawah level mereka. Dan hanya
mengingikan pergaulan dengan orang-orang yang memiliki kesuksesan sama
seperti dirinya. Tentu saja kesuksesan semacam ini telah membutakan mata
bathin kita untuk bisa berjiwa teduh kepada kehidupan ini, mengayomi
sesame serta berbagi kebahagiaan bersama dalam rajutan tali kasih sayang
kepada sesame manusia.
Hal ini mengingatkan kita bahwa
betatapapun banyak orang yang menginginkan keberhasilan dalam hidupnya,
namun hanya sedikit diantara mereka yang nantinya akan menggunakan
keberhasilannya untuk orang lain. Sederhananya, sedikit orang yang masih
bisa berbaur dengan kehidupan orang yang lemah dan tak berdaya, hanya
sebagian yang mencapai kesuksesan yang sesungguhnya, yaitu kesuksesan
dalam meraih impian dalam hidupnya dan kesuksesan diri dalam
menggelincirkan sikap sombong serta kungkungan kemelekatan ego dalam
diri yang terus menginginkan untuk diikuti.
Jika kita
sudah meraih sesuatu yang pernah kita impikan dan harapkan dalam
kehidupan, tentu saja perolehan keberhasilan dan kesuksesan itu akan
bisa kita nikmati sendiri. Namun kiranya tak ada artinya perolehan itu
tanpa kita bagikan kepada orang lain sebagai tanda bahwa kita ingin
membalas jasa sebagaimana mereka dahulunya telah ikhlas mengantarkan
kita kepada kehidupan sekarang. Bukankah kebermaknaan kesuksesan yang
saat ini kita rasakan akan sangat menabjubkan jika orang lain bisa
mencicipinya juga? Bukankah kita juga telah berhutang budi dari mereka
yang telah rela memberikan sesuatu yang kita butuhkan dahulunya, dan
semua itu telah mengantarkan kita pada pencapaian atas apa yang kita
inginkan dihari ini dan saat ini juga?
Cobalah
untuk kita renungkan bersama. Inti dari sebuah kesuksesan bukan karena
kita telah berada dipuncak tertinggi kehdiupan ini lantas melupakan
orang lain yang ada disekitar kehidupan kita sehari-hari, namun
sesungguhnya kesuksesan itu benar-benar menampak nyata ketika kita telah
mampu menjadikan kesuksesan hari ini sebagai batu loncatan untuk meraih
kesuksesan yang lebih membahagiakan diri dihari esok yaitu ketika kita
telah mampu membantu orang lain dan menginspirasinya agar bisa melangkah
bersama menuju puncak kehidupan ini, dengan demikian kebahagiaan tidak
hanya teruntuk diri sendiri namun juga untuk kehidupan orang lain. Dan
disaat keyakinan demikian itu terbuka serta mendorong diri berbagi
bersama, maka pintu-pintu Kasih Tuhan terbuka dengan lapang, menyambut
kebaktian dan kesuksesan yang sesungguhnya. Keep Spirit For Our Life
Better.
Salam Satu Jiwa. Salam SEHAT JIWA untuk menggapai
hidup bahagia
Mustafid Amna Umary Erlangga Kusuma Perdana
Saputra Zain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar