Rabu, 21 Maret 2012

Ikhlaslah wahai hatiku Ikhlaslah atas apa yang ia punya didalam jiwa


Ikhlaslah wahai hatiku, ikhlaslah menatap lepas semesta tanpa seorangpun yang meminta manja
Kemanapun bola mata melepas busur pandangnya
Biarkanlah ia berlari menelusuk semesta kemanapun ia suka
Biarlah ia termangu melihat betapa mempesonanya apa yang terbentang didepan sana
Dan larut, tenggelam dalam buaian keindahan yang terpancar dari setiap sisinya
Yang senantiasa membuatnya terpaku dalam bisik lembut syukur diatas tapal waktu yang terus berlalu

Ikhlaslah wahai hatiku, Ikhlaslah menatap pijar sang bintang kala ia bertengger diatas cakrawala
Bertabur diatas lembaran atap langit dengan kemegahannya disetiap waktu
Kemegahan cahaya kelembutannya menghadirkan kedamaian
Betapapun kuatnya jiwa berharap mencungkil gugus bintang agar datang menyapa
Sungguh, Tak akan pernah ia datang mendekat
Dan tak akan pernah ia melekat, kecuali apa yang dirasa didalam sana
Hanya jiwa yang mampu merasakan geletar hadirnya
Begitu jauh dari pandangan bola mata namun begitu dekat dalam keindahan dikedalaman sana
Dan hanya mampu terlukiskan diatas lembaran jiwa dalam dada, berbahasakan cinta
Geletar rasa bertunaskan Rindu, berbuah kasih dan menebarkan aroma cinta yang tak seorangpun tahu artian bisik lembutnya

Ikhlaslah wahai hatiku, Ikhlaslah memandang sang rembulan kala purnama menerangi bilik-bilik semesta
Tak perlu menengadah menatap pesonanya yang begitu terang dalam kelembutannya
Cukuplah untuk menikmati satir cahaya yang terpancar bagi jiwa-jiwa yang tertunduk dalam gelap dimalam yang senyap

Ikhlaslah wahai hatiku, ikhlaslah dalam rindu yang terus menggema dalam Qalbu
Sang bintang tahu apa yang bersemayam didalam jiwamu
Sang rembulan pun mengerti kenapa engkau merindu
Semuanya berbisik malu ketika melihat Kasih terbaring diatas kasur jiwa dalam dadamu itu

Ikhlaslah wahai hatiku, Ikhlaslah atas segala Rindu yang datang menjamu
Ingin rasanya berteriak mengadu akan Rasa yang menggelayuti sukma
Wahai hatiku, Ikhlaslah atas segala gundah yang berseru lantang ditepian pantai penantian
Biarlah Rindu berseteru dalam segala hasrat yang berbisik mesra disetiap waktu
Relakanlah Geletar-gelatar Cinta yang membuat lirih hati bersuara merdu
Selaksa Rasa yang tak akan pernah engkau mengerti
Yang mengenalkanmu arti dan kehampaan disepanjang perjalanan
Walau begitu Ikhlaslah dalam sujudmu
Aku ingin membisikkan kepadamu tentang sesuatu yang mendamaikan mimpi-mimpimu,
Wahai hatiku “Biarkanlah TUNAS RINDU menjamu disetiap waktu, Ikhlaslah wahai hatiku dalam bisik pinta dan sujud malammu.” Keep spirit For Our Life.

Salam satu jiwa. Salam sehat jiwa untuk menggapai hidup bahagia

Mustafid Amna Umary Erlangga Kusuma Perdana Saputra Zain



Tidak ada komentar:

Posting Komentar