Dimata
Banyak Orang, Pekerjaan bergengsi adalah pilihan utama yang menjadi
incaran. Disamping memiliki banyak uang, pekerjaan bergengsi akan
menjadikan status sosial seseorang menjadi diperhitungkan. Tidak
tanggung-tanggung, mencari pekerjaan bergengsi membuat setiap orang
bersusah payah dengan bergiat diri dibangku kuliah, mengejar ragam
prestasi ini dan itu, selalu menjadi yang terdepan dimata yang
lainnya, disiplin waktu yang ketat dan ragam usaha lain yang
notabenenya diyakini sebagai awal dan batu loncatan dari sebuah
keberhasilan. Semua itu dilakukan tidak lain untuk menjadi orang yang
paling berguna dihari esok. Namun bernakah pekerjaan bergengsi-lah
yang membuat kehidupan orang bermakna?
Sahabat
Pembaca yang budiman. Kita seringkali memahami keliru tentang sebuah
pekerjaan yang mulia penuh makna. Dimata banyak orang, pekerjaan
bergengsi jualah yang menjadikan hidup mereka subur makmur. Uang
banyak, status sosial dipandang orang, kehidupan jauh dari beban
kemelut hutang, dan atribut sehari-hari yang menampakkan kemewahan.
Sedangkan pekerjaan biasa seperti tukang sapu misalnya, dipandang
jauh dari keberkahan dan kemulian. Uang sedikit, Pendapatan
sehari-hari vailit, hutang disana sini, hidup terasa sempit. Benarkah
kehidupan bermakna hanya milik mereka yang duduk dikursi bergengsi
yang megah plus mewah?
Dimata
banyak orang. Menjadi penjual bensin eceran hanyalah pekerjaan yang
sia-sia tak berguna. Namun bagi sebagian orang yang mengalami
kehabisan bahan bakar saat berada diperjalanan, bensin eceran adalah
sebuah pilihan yang menyelamatkan. Mereka, penjual bensin eceran
orang yang paling berjasa, setidaknya pada hari itu, disaat orang
lain membutuhkannya. Tentu saja hal demikian itu terlihat sepele,
sesungguhnya bagi mereka yang saat itu kebetulan mengalami mogok
perjalanan akan sangat-sangat bersyukur, seakan-akan penjual bensin
eceran telah menyelamatkan pekerjaannya, menyelamatkan moment untuk
bisa berkumpul dengan keluarga, secara tidak langsung akan
menyelamatkan hidupnya. Sama halnya dengan pekerjaan sederhana
lainnya, terlihat biasa, namun akan sungguh sangat luar biasa jika
kita menyadari bahwa apa yang kita lakukan adalah jalan terbaik untuk
bisa berbagi kepada manusia lainnya sekaligus jalan untuk lebih
mengenal Sang Pencipta.
Orang
seringkali merasa berkecil hati dengan pekerjaannya. Barangkali dalam
hati terbesit penyesalan atas apa yang dirasakannya saat itu, “Aaah,
saya hanyalah tukang tambal ban. Aaah, Saya kan Cuma seorang karyawan
biasa. Aaaah, Saya hanyalah seorang satpam. Saya hanyalah seorang
guru yang pendapatannya pas-pasan.” Barangkali ungkapan demikian
seringkali terbersit dalam benak dan pikiran kita. Kita mengira bahwa
kemuliaan akan kita dapatkan ketika kita mendapatkan pekerjaan
bergengsi yang banyak dicari orang.
Kita
mengira bahwa kehidupan kita akan sangat bernilai ketika kita
mendapatkan pekerjaan bergengsi yang menjadi idaman sekaligus incaran
banyak orang. Namun tahukah kita tentang satu hal dalam hidup ini
yang seringkali terlupakan? Ketinggian dan Nilai kita dimata Sang
Pencipta tidaklah sama dengan pekerjaan dan atau prestasi yang kita
dapatkan, pekerjaan adalah sebuah “JALAN” bukan semata-mata
TUJUAN utama untuk bisa lebih dekat kepada TUHAN.
Bukankah
Allah mengasihi kita dan menyayangi kita tanpa harus membedakan
antara manusia yang satu dengan yang lainnya hanya karena melihat
profesi dan atau pekerjaannya? Sungguh, Allah itu Maha Kasih dan
mengasihi kita tanpa batas apapun. Allah yang maha kasih tidak pernah
membedakan hamba-hambanya hanya karena sebatas profesi yang melekat
dalam diri hamba-hamba-Nya. Ini menyadarkan kita satu hal, pekerjaan
hanyalah sebagai jalan untuk lebih dekat kepada TUHAN.
Yang
membedakan kualitas kehidupan seseorang adalah pengabdiannya dengan
penuh ketulus ikhlasan. Memberikan yang terbaik dengan cara
masing-masing, yang terpenting dari semua itu bagaimana memberikan
pelayanan terbaik dan lebih dekat kepada TUHAN. Jika saja pekerjaan
bergengsi yang selama ini kita cari justru membuat kehidupan semakin
jauh kepada tuhan, tentu saja hal ini bukan berkah kehidupan yang
mendatangkan kedamaian, justru semua itu adalah awal dari kemelekatan
yang berujung kehancuran. Masihkah kita menginginkan hal-hal yang
justru menjadikan kita semakin jauh dari oase kehidupan?
Tentu
saja mendapatkan pekerjaan bergengsi bukanlah suatu hal yang dilarang
oleh Tuhan. Mendapatkan pekerjaan bergengsi dengan ragam kemewahan
didalamnya adalah suatu keberuntungan yang layak disyukuri oleh
setiap orang. Namun terlepas dari semua itu, sadarilah bahwa apa yang
kita lakukan saat ini adalah jalan yang mengantarkan kita kepada
TUJUAN; Yaitu TUHAN. Tidak menjadi alasan jika seorang yang memiliki
pekerjaan bergengsi lebih tinggi dimata yang lainnya, yang menjadi
persoalan adalah seberapa dekat kita kepada tuhan dengan apa yang
kita lakukan.
Jadi
apapun yang kita lakukan saat ini jika didalamnya terdapat hal-hal
baik untuk bisa berbagi kepada kehidupan dan mengantarkan kita kepada
oase kehidupan. Kenapa harus malu? Tidak perlu lagi minder dengan
anugrah yang saat ini ada dalam genggaman tangan karena kualitas
hidup seseorang ditentukan oleh kesetiannya untuk melakukan hal-hal
baik yang berujung kepada kedamaian. Percayalah, Bahwa semua yang ada
didepan mata saat ini adalah cara tuhan untuk menjadikan kita sebagai
manusia idaman. Jika kita melakukannya penuh kesadaran, semuanya akan
memberikan arti tersendiri bagi hidup ini. Lakukanlah dengan penuh
kesadaran. Inilah kesempatan kita bertumbuh menjadi manusia penuh
pelayanan yang dijadikan kaki tangan tuhan untuk memperindah
kehidupan. Keep spirit For Our Life Better…
Salam
satu jiwa. Salam sehat jiwa untuk menggapai hidup BAHAGIA.
Mustafid
Amna Umary Erlangga Kusuma Perdana Saputra Zain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar