Jumat, 16 Maret 2012

Jangan PERCAYA sama MITOS dech


Tidak hanya orang-orang terdahulu yang begitu percaya dengan hal-hal yang namanya MITOS, Manusia modern pun kerap kali bersentuhan dengan hal-hal yang notabenenya berbau mitos. Dan sampai saat ini, begitu banyak ragam mitos yang masih melekat dalam keseharian sebagian masyarakat yang mana MITOS tersebut bercokol didalam alam pikiran yang sulit sekali dilepaskan. Ironisnya, Mitos yang begitu banyak melanda pikiran masyarakat bukanlah sesuatu yang menguntungkan, justru mitos-mitos tersebut mengandung muatan negative yang mampu membuat seseorang tidak lagi berpikir secara rasional sehingga tidak jarang mitos tersebut menjadikan seseorang menjadi pecundang, picik, berkecil hati, was-was, pesimis, bahkan kehilangan kendali untuk menatap masa depan dengan lebih baik.

Ini terbukti, betapa seringnya kita mendengar bahwa mereka yang lahir dari keturunan petani miskin maka akan menjadi seorang miskin. Begitu juga dengan mereka yang secara turun temurun dalam kehidupan melarat, maka anak cucu mereka akan mewariskan “KEMELARATAN” dari nenek moyang mereka yang tidak mungkin lagi mereka bisa mengelak darinya. Begitulah ragam mitos yang sering terdengar dalam kehidupan keseharian. Sungguh naïf bukan?

Ada lagi MITOS yang seharusnya tidak menjadi konsumsi, namun justru menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang kesemuanya itu membuat mental terpupuk dalam keterpurukan yang suatu saat menjadikan kita hidup dalam keterhinaan. Dalam kepercayaan masyarakat, bahwasanya mereka yang memiliki tangan yang sempit akan mengalami kehidupan yang sempit. Mereka yang sudah berulangkali ditinggal menikah oleh sang pacar akan mengalami nasib yang begitu-begitu saja yang pada akhirnya membuatnya tidak bisa memiliki istri, artinya akan hidup sendiri untuk selamanya.

Mereka yang bermata sipit jauh lebih beruntung dari mereka yang memiliki mata yang lebar. Dan masih banyak lagi ragam mitos lainnya. Tentu saja MITOS tersebut sangatlah berpengaruh dalam kehidupan orang yang mempercayainya sehingga membuatnya jatuh dalam kungkungan mental. Tentu tidak seorangpun yang menginginkannya, bukan?

Sahabat Pembaca yang budiman. Izinkanlah diri ini untuk bertutur sederhana apa adanya, menyampaikan pesan bijak dari para tetua yang arif lagi bijaksana, Jelas sudah bahwasanya semua MITOS tersebut hanyalah omong kosong belaka. Semua MITOS yang menjadikan kita terpuruk bukanlah konsumsi yang tepat bagi pertumbuhan jiwa kita, semua itu hanyalah penuturan yang tidak pantas untuk kita dengarkan. Begitu banyak bukti yang terbentang didepan mata, MITOS hanyalah penuturan yang tidak memiliki bukti yang kuat karena begitu banyak bukti untuk menyangkalnya, jadi yang terpenting untuk kita lakukan adalah mengabaikan ragam MITOS NEGATIF yang tidak layak untuk kita konsumsi dalam kehiiupan sehari-hari.

Semua itu bertujuan untuk menyelamatkan kita dari kehawatiran akan masa depan. Betapa tidak, betapa banyak orang yang mempercayai RAGAM MITOS yang didengarnya hingga pada akhirnya menjadikannya khawatir akan masa depannya sendiri. Pada dasarnya, keputusan yang kita ambil dalam mensikapi ragam mitos akan sangat berpengaruh dalam kehidupan masa depan kita, apakah MITOS tersebut terbukti BENAR ataupun TIDAK. Semua itu berasal dari diri kita masing-masing, semua itu terangkum dalam hukum pikiran kita sendiri.

Jika saja kita begitu percaya dengan hal-hal yang buruk akan terjadi (The Law of Blieve), maka semua itu akan benar-benar menjadikan kehidupan kita buruk adanya sebagaimana apa yang kita yakini sebelumnya. semakin sering kita berpikir hal-hal negative tentang sesuatu akan terjadi (The law of repetition), maka kesemuanya akan berpengaruh dalam kehidupan kita disetiap harinya.

Jika saja didalam alam pikiran kita meng-iya-kan segala sesuatu yang negative berlaku lantas membiarkannya bertumbuh besar dikemudian harinya, maka segala tindakan yang teraktualisasikan dalam kehidupan keseharian dan hasilnya pun akan mengikuti apa yang telah masuk kedalam pikiran kita yaitu kegagalan, kesenjangan, kehancuran, kesedihan dan ragam kemelekatan lainnya. Ini mengingatkan kita akan satu hal yang, ternyata apa yang kita bina secara terus menerus dalam alam pikir kita akan menjadikannya nyata dikemudian harinya (The Law of attraction).

Ini artinya kita semua memiliki kesempatan yang sama untuk bertumbuh menjadi diri kita yang terbaik, diri yang terlahir secara luar biasa dan akan menjadi luar biasa jika kita benar-benar meng-enyahkan segala macam MITOS negative. Bukankah kita memiliki TUHAN tempat bergantung yang selalu membisiikan kita hal-hal positif yang mana ilham-Nya mengantarkan kita kepada kesuksesan dan kebahagiaan sebagaimana yang kita mimpi-mimpikan?

Ini mengingatkan kita akan satu hal, Orang yang memiliki kekurangan dan masa lalu yang suram akan dapat menikmati kehidupan yang jauh lebih lapang. Semua orang memiliki hak untuk menikmati hidup dipenuhi kebahagiaan. Cukuplah mitos-mitos negative yang seringkali dituturkan sebagai angin berlalu yang tidak perlu disimpan dalam pikiran karena kita sadari bahwa MITOS NEGATIF itulah yang menjauhkan kita dari IMAN kepada TUHAN.

Sungguh benar adanya, bukan karena rupa dan bentuk fisik yang menjadikan hidup seseorang diurapi karunia Tuhan. Bukan pula karena keturunan dan ras serta warna kulit seseorang yang mengantarkan kehidupannya dipenuhi oleh kesuksesan sebagaimana yang sering terdengar dalam ceritra MITOS yang seringkali diperdengarkan. Sejatinya sumber pencapaian seseorang terletak dari kekuatan diri serta usahanya yang disandarkan kepada Sang Illahi. Harapan dan impian positif serta kerja keras-lah yang menjadikan hidup seseorang dipenuhi ragam kesuksesan, bukan semata-mata karena mitos bahwa mereka yang berkulit kuning langsat yang mendapatkan kehidupan dahsyat. Jadi, saya, anda, dan juga mereka memiliki kesempatan untuk menjadi diri yang luar biasa, diri pribadi yang berharga karena menghargai nikmat dan karunia yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Keep spirit For Our Life Better.

Salam satu jiwa. Salam sehat jiwa untuk menggapai hidup bahagia.

Mustafid Amna Umary Erlangga Kusuma Perdana Saputra Zain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar