Banyak hal yang sebenarnya mampu membuat kita tersenyum bahagia
disetiap harinya, seperti misalnya keceriaan bersama sahabat, keluarga
dan kerabat, mendapatkan kelapangan dalam hidup, mempunyai kesempatan
luang untuk bisa berkarya lebih baik lagi dari hari ke hari, dan masih
banyak daftar kebahagiaan diluar sana yang tidak akan mungkin bisa
tercantumkan satu persatu secara keseluruhan, karena keterbatasan itulah
kami hanya menyebutkan poin-poin penting yang sering terjadi dalam
hidup ini. Namun disatu sisi yang lain, Banyak hal pula yang bisa
membuat kita bersedih. Mulai dari ditinggal oleh seseorang yang sangat
kita cintai dan sayangi, dikhianati oleh teman sendiri, financial yang
tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, dan masih banyak lagi hal
lainnya yang tentunya akan bisa membuat kita bersedih.(WARNING; tidak
diperkenankan untuk menyebut daftar kesedihan secara keseluruhan karena
dapat meyebabkan KANKER-kantong kering; kekurangan financial, Kerusakan
pikiran, Sakit jantung akibat ditinggal pacar, beban mental, sakit hati
dan KEMATIAN akibat bunuh diri). Semua itu silih berganti adanya. Tidak
ada yang kekal dalam hidup ini. Begitulah pesan kehidupan ini agar kita
tidak lupa diri saat kebahagiaan menyatu dalam hidup ini, pun juga tidak
bersedih hati suatu ketika mendapatkan cobaan diatas bentangan
perjalanan hidup dimuka bumi. Semua ada waktunya.
Sahabat
pembaca yang budiman. Tidak semua keceriaan itu akan mampu mewujudkan
dan menghadirkan kesadaran akan makna hidup yang sesungguhnya. Namun
berbeda halnya dengan kesedihan. Seringkali kesedihan menghentakkan
kesadaran kita yang paling dalam hingga membuat kita menyadari betapa
lemahnya kita dan menuntun kita untuk lebih dekat dengan tuhan. Banyak
orang yang bersinar cerah dalam hidupnya setelah melewati banyak cobaan
dan rintangan yang terus menghujam disetiap perjalanannya diatas pentas
kehidupan. Jarang sekali keceriaan itu membuat kesadaraan setiap orang
tersentak untuk kembali kepada jalan pencerahan. Justru sebaliknya,
begitu banyak orang yang lupa diri atas kecukupan nikmat yang
dimilikinya, bahkan terkadang karunia nikmat yang berlimpah itu
membuatnya congkak, sombong, dan lupa kepada orang yang membutuhkan
uluran tangan mereka, lebih-lebih lupa terhadap dirinya sendiri. Sungguh
naïf, bukan?
Kalau memang begitu halnya, saatnyalah kita
membuka diri disaat kesedihan mencoba menghentakkan kesadaran kita.
Barangkali itulah waktu yang tepat untuk kita bisa menjadi seorang yang
bersinar terang dalam hidup ini. Sebenarnya kesedihan itu adalah wajah
kebahagiaan yang tertunda karena sebab dan lain hal. Kita akan lebih
mengerti makna kesedihan itu disaat kita telah mampu membuka kesadaran
diri untuk menilai realitas kehidupan yang sebenarnya secara essensial.
Percaya atau tidak, sebenarnya perihal apapun yang membuat kita
bersedih, pada saat yang sama, ternyata juga bisa membuat kita tersenyum
bahagia jika kita bisa menyadari makna yang terkandung didalam
kesedihan yang sedang menimpa. Bagi mereka yang hidupnya tercerahkan,
mereka lebih bersyukur atas kesedihan yang sedang mendera hidup mereka,
dalam keyakinan mereka, cobaan hidup adalah cara tuhan untuk mengajari
mereka belajar memahami kebermaknaan dalam hidup untuk mengerti makna
hidup yang sejatinya mampu membawa hidup lebih lapang disetiap harinya
dan disaat itu pula tuhan mengajarkan arti kekuatan yang sesungguhnya.
Kesedihan pula yang mampu mendobrak jiwa yang keras agar lebih peka
terhadap sinar terang kehidupan ini dibalik entitas yang ada.
Dalam
pandangan mereka yang bijaksana, sesungguhnya kesedihan itu bukan
karena ketiadak adanya kebahagiaan, Tapi karena ketidakmampuan kita
untuk melihat sisi positif dari segala sesuatu yang ada secara
essensial. Dengan kata lain, kesedihan dan kebahagiaan hanyalah sudut
pandang semata dalam mencoba menilik lebih jauh artian kehidupan ini.
Jadi sesungguhnya kesedihan bisa diubah menjadi sebuah kebahagiaan hanya
dengan mengubah sudut pandang, bagaimana menilai hidup ini secara lebih
positif dan mampu menyesuaikan diri secara progresif, karena dengan
cara inilah kita mampu mengubah kesedihan menjadi sumber kebahagiaan.
Dan inilah sudut pandang orang-orang yang selalu bisa berbahagia dan
merasakan kebahagiaan tanpa henti-hentinya, meski dalam kesulitan
sekalipun, mereka mampu meredam kesedihan itu lantas mengubahnya menjadi
sumber kebahagiaan sekaligus sumber pembelajaran dan melatih diri untuk
lebih bijak dalam meniti jalan hidup ini. Jadi, kenapa harus bersedih
hati jikalau sebenarnya kita mampu menghadirkan kebahagiaan dalam hidup
kita disetiap harinya?
Banyak orang terperanjat dan
terperosok dalam kesedihan yang membuatnya begitu sulit untuk menerima
kenyataan yang sedang berlaku dalam hidup ini hanya karena pikiran
sempit yang sedang bersemayam didalam pikiran dan perasaan mereka,
padahal sebenarnya mereka mampu mencicipi kebahagiaan sebagaimana
mestinya. Seperti misalnya saja, begitu banyak orang yang memenjarakan
dirinya sendiri hanya karena pengaruh dari orang lain atau segala
sesuatu diluar dirinya. Ada seorang sahabat yang pernah bertutur
demikian, “sungguh, saya tidak akan pernah bisa bahagia tanpa hidup
dengannya. Saya begitu berharap untuk memilikinya karena dialah
satu-satunya orang yang selama ini hadirkan kebahagiaan dalam hidup
saya.” Begitulah seorang sahabat berucap ketika kesedihan mendera
hidupnya. Ia begitu menyesali hidupnya. Hanya karena satu orang yang
begitu ia cintai mengkhianatinya, lantas ia memenjarakan hidupnya
sendiri hingga membuat ia bersedih tanpa suatu ujung yang pasti.
Sebenarnya
ia seharusnya bersyukur ketika ditinggalkan oleh seorang kekasih yang
tidak lagi setia. Bagaimana jikalau penghianatan cinta terjadi setelah
berkeluarga? Bagaimana jika ternyata si “dia” bukanlah orang yang
terbaik bagi hidup kita? Barangkali pertanyaan tersebut mampu membuat
kesadaran kita tersentakkan lantas kembali hidup normal seperti biasanya
dan lebih bersyukur atas pesan suci tuhan yang kita tidak sadarai akan
kehadirannya dalam hidup kita. Betapa Maha Kasihnya tuhan kepada kita.
Sebelum semua kejelekan itu menimpa, Tuhan telah menghentikan segala
sesuatu kejelekan yang akan menimpa. Namun mengapa kita tetap saja
bertahan untuk memilih kesedihan sebagai pilihan hidup? Mengapa sampai
saat ini kita masih saja seolah-olah menjadi orang lain dalam hidup kita
sendiri? Bukankah kita jualah yang sesungguhnya memegang kendali penuh
atas hidup kita disetiap harinya?
Jika saja kita masih
berorientasi pada pola pikir yang demikian, kita sepenuhnya belum
menjadi seorang yang merdeka. Sesungguhnya kita terlihat tanpa belenggu
rantai disekujur tubuh, namun sebenarnya kita sedang terjajah dan begitu
banyaknya belenggu rantai dipikiran kita yang terus saja membayangi
hidup kita disetiap harinya. Sahabat pembaca yang budiman, wajar saja
kita harus bersedih ketika ditinggal oleh seseorang yang begitu kita
cintai dan sayangi, namun bukan berarti kehilangan si “dia” adalah akhir
dari hidup kita. Cobalah untuk memikirkan segala sesuatu dari sudut
pandang positifnya. Mencoba untuk Selalu berbaik sangka atas kepastian
yang tuhan takdirkan kepada kita. Sesungguhnya kita tidak akan pernah
merasakan hidup bahagia jikalau hidup ini selalu dipenuhi oleh
perasangka-perasangka buruk terhadap segala sesuatu, lebih-lebih
terhadap diri sendiri. Sebaliknya, prasangka buruk itu justru akan
membuat kita hidup dalam ketakutan yang tidak pernah berakhir. Jadi,
saat sekarang ini adalah waktu yang tepat untuk memulai berfikir positif
dan mengakhiri belenggu pikiran negatif. Kalau hanya satu atau dua
orang saja yang mengkhianati Cinta dan tidak bisa dipercaya, bukan
berarti semua orang didunia ini Pengkhianat Cinta. Bukan?
Cobalah
sekarang untuk memikirkan segala sesuatunya dari sudut pandang yang
berbeda; sudut pandang yang positif dan menanamkan keyakinan bahwa tuhan
tidak akan mungkin melarikan diri dari Keluh kesah dan Pinta
hamba-hamba-Nya. Begitu mudahnya Tuhan menciptakan alam semesta yang
begitu luasnya, apalagi hanya sekedar menghilangkan kesedihan yang
sedang menimpa Makhluk ciptaan yang sangat disayangi-Nya. Saatnya
menyertakan tuhan disetiap harinya agar jiwa kita lebih kuat untuk
menapaki rintangan hidup ini yang datang silih berganti. Seberat apapun
cobaan hidup, semua itu akan sangat mudah kita lewati jika selalu
menyertakan Tuhan disetiap pijakan langkah kaki diatas pentas kehidupan
disetiap harinya. Cara demikian akan mampu menumbuhkan Rasa percaya diri
dan sikap optimis untuk melampaui garis-garis kehidupan.
Sahabat
Pembaca Yang budiman. Kalau ada orang yang bisa tetap ceria dalam
situasi terjepit, itu karena mereka masih melihat adanya suatu harapan
untuk keluar dari situasi yang menghimpitnya karena mereka begitu yakin
bahwa tuhan pasti akan memberikan jalan keluar atas setiap peroblema
kehidupan yang sedang mendera. Keyakinan dan cara pandang yang demikian
itu membuat kita bisa melihat kebahagiaan. Harapan itulah yang membuat
kita bisa bertahan dan tetap ceria untuk melampau garis kehidupan yang
terbentangkan. Begitu pula Sebaliknya, mereka yang memandang hidup ini
dalam sudut pandang yang sempit dan dibarengi dengan sikap pesimistis
seyogyanya akan menampakkan wajah murung setiap kali ditimpa kesulitan.
Semua itu terjadi karena mereka tidak pernah melihat harapan dan
melupakan tuhan yang selalu memberikan solusi terbaik atas kehidupan.
Bagi mereka dunia ini terlihat suram. Padahal sedikit rasa optimis akan
membuat siapapun bisa menjalani hidup dengan ceria dan akan mampu
membuat hidupnya penuh warna sepanjang masa. Keep spirit
Salam
satu jiwa… Salam kebahagiaan yang akan selalu menghiasi lentera
kehidupan disetiap harinya…
Mustafid Amna Umary Erlangga
Kusuma Perdana Saputra Zain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar