Tidak ada yang pernah menyalahkan bahkan melarang setiap
manusia agar hidupnya dipenuhi pencapaian kemajuan dan ragam kelebihan
lainnya. Sudah menjadi rahasia umum diantara kita, sungguh Semua orang
ingin sekali menggendong kelebihan dan menjadikannya teman keseharian
tanpa pernah lepas darinya. Namun sadar dari kehidupan dimuka bumi yang
jauh dari kesempurnaan pada setiap sisinya, alam mengajarkan kita untuk
merangkul kehidupan dalam kesederhanaan beratapkan keikhlasan. Semua
orang tahu, tidak ada yang hidup mengejar kekurangan, yang ada hanyalah
perlombaan untuk mengejar kelebihan dan prestasi tinggi yang nantinya
akan dipandang oleh banyak orang.
Tidak
heran jika laki-laki tertarik pada wanita cantik, begitupula
sebaliknya. Namun perlu kita sadari, disana ada kelebihan, disana pula
ada kekurangan. Betapa tidak, suami yang memiliki istri yang cantik kaya
dan terkemuka akan sangat khawatir dengan kondisi rumah tangganya yang
banyak disorot media masa dan atau mendapatkan cibiran orang disetiap
harinya. Begitupula dengan istri yang mendapatkan suami ganteng, kaya,
dan terkemuka akan sangat was-was akan keberadaan suaminya yang banyak
dilirik oleh wanita lain. Jadi kemanakah larinya kebahagiaan dibalik
pencapaian tinggi yang pernah kita raih ditengah pentas kehidupan ini?
Tidak lain larinya terkecuali kesiapan dalam menerima karunia kehidupan,
kesederhanaan dan keikhlasanlah kunci dari kesemuanya itu.
Tentu saja hal demikian ini mengingatkan kita bahwa disana ada
kelebihan maka disana ada pula kekurangan. Yang terpenting bagi kita
adalah bagaimana merangkulnya dalam kesederhanaan hidup beratapkan
keikhlasan. Mungkin ada rahasia umum yang bisa kita renungkan bersama,
wanita umumnya akan tunduk patuh kepada suaminya jika sadar pada dirinya
yang memiliki ragam kekurangan, namun akan berbeda halnya jika adanya
perasaan memiliki kelebihan seperti kaya, terkemuka dan memiliki paras
yang cantik hingga membuat mata yang memandang tertuju kepadanya.
Begitupula
sebaliknya, seorang suami akan sangat setia kepada istrinya ketika
miskin dan hidup ala kadarnya. Maklum, ongkos untuk menggaet wanita lain
tidak ada sama sekali, jadi wajar terpaksa harus setia kepada istrinya,
namun berbeda halnya ketika banyak uang ataupun ragam kelebihan yang
dirasa bisa dibanggakan, semua itu akan membuatnya lupa diri dan
melupakan apa yang ia miliki dirumah sendiri. Apalah artinya kelebihan
jika membuat kehidupan menjadi berantakan?
Kelebihan tidaklah salah untuk dimiliki oleh setiap orang, namun akan
sangat berbahaya sebuah kelebihan jika tidak dibarengi oleh
kesederhanaan dan ketulus ikhlasan. Semua orang lupa diri ketika
“merasa” memiliki, dan akan menjadikan kehidupannya serbah mewah hanya
karena ingin ditampakkan didepan ribuan mata yang memandangnya. Ini
tentu saja suatu kesombongan yang menjerumuskan kedalam jurang
kemelekatan. Alam mengingatkan kita dalam bahasa sederhananya, dimana
ada pohon tinggi, disana pula akan banyak terpaan angin yang mampu
merobihkannya.
Sebagaimana
karang dilautan yang begitu kokohnya, akan mendapatkan terpaan ombak
disetiap harinya. Tentu saja hal ini menyadarkan kita bahwa dalam hidup
ini semua butuh persiapan, entah itu kaya maupun miskin. Berkedudukan
tinggi atapun rendah. Pencapaian tinggi maupun gagal. Semuanya harus
siap diterima. Kaya, maka harus memupuk kesederhanaan agar tidak
terhina. Miskinpun demikian, harus siap dengan kondisi yang ada agar
kehidupan tidak semakin mencekam dalam kesengsaraan, rangkullah semuanya
dengan Kei-Ikhlasan. Kehidupan yang tidak diawali kesiapan mental
maupun spiritual akan sangat mudah runtuh diterpa gelombang kehidupan.
Tanpa adanya persiapan dan kedewasaan dalam menyambut kado kehidupan,
bisa-bisa kelebihan karunia yang dilimpahkan tuhan akan berubah menjadi
sesuatu yang sangat menakutkan.
Sekali lagi, kehidupan adalah kesiapan diri untuk menerima kado
persembahan yang dilimpahkan tuhan. Tentu saja kesederhanaan adalah cara
untuk menjadikan kehidupan ini indah disetiap sisinya. Tidak saja
kekurangan yang dicaci maki, kelebihan dijadikan sumber kesombongan,
bagi mereka yang sudah siap dan mengerti akan menerimanya sebagai kado
terindah awal pembebasan. Tidak sedikit manusia jatuh dalam kesedihan
mendalam karena seringkali mencaci maki kekurangan yang diberikan tuhan,
tidak sedikit diantara manusia lupa diri, angkuh dan runtuh
kehidupannya oleh kekayaan dan keterkenalan dimata banyak orang.
Dalam perosesi kehidupan ini tidak ada yang sempurna selain pemilik
semesta, terkecuali ketika kita menyempurnakaannya dalam kesederhanaan
dan keikhlasan untuk mengayomi semuanya dalam saju atap kedewasaan yaitu
kebijaksanaan sebagaimana apa yang diajarkan oleh Tuhan. Bahasa bijak
teruntuk pesan kehdiupan agar terbebaskan, Sebagaimana apa yang
dituturkan Gede prama dengan bahasa memukau penuh makna, termaktubkan
didalam bukunya Pencerahan dalam perjalanan; Kelebihan ada untuk
melindungi dan melayani kehidupan. Inilah cahaya pengertian menawan yang
menghindarkan kelebihan berubah menjadi kutukan. Gunakan kelebihan
sebagai kendaraan pelayanan.
Disatu sisi yang lain kita juga diingatkan akan pentingnya sebuah
keikhlasan dalam menerima kado kehidupan disetiap harinya. Adalah indah
untuk kita renungkan, kekurangan yang biasa disebut sebagai lawan dari
kelebihan sesungguhnya bukanlah musuh yang memang harus dihindari dan
dijauhkan oleh setiap orang, namun menerima kekurangan sebagai suatu
cara untuk melangkah menjadi manusia dewasa yang bercahaya hidupnya
adalah suatu hal yang mengagumkan. Tidak perlu menggerutu jika Tuhan
memberikan karunianya kepada kita dalam kehidupan ini berupa kekurangan
dan atau kelebihan, semua itu adalah bahan-bahan kehidupan yang mana
menghasilkan kehidupan yang menabjubkan jika kita merajutnya dengan cara
yang tepat. Kesederhanaan-lah kunci semua itu, kaya tetaplah bersikap
sederhana apa adanya, mengalami kekurangan, maka keikhlasan adalah bumbu
kehidupan yang menjadikan semuanya indah disetiap harinya. Keep spirit
For Our Life Better…
Salam satu jiwa. Salam sehat jiwa untuk menggapai hidup bahagia
Mustafid Amna Umary Erlangga Kusuma Perdana Saputra Zain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar