Seorang
SALESMAN yang gigih datang berkunjung ke perumahan Suka Ribut, tentu
saja kedatangan SALESMAN itu tidak lain untuk menawarkan barang
dagangannya dari satu rumah kerumah lainnya, barangkali saja ada
ibu-ibu rumah tangga yang terkesan dan mau membeli barang
dagangannya. Tibalah SALESMAN didepan pintu sebuah rumah yang mana
penghuni rumah tidak berkesan menerima SALESMAN darimanapun asalnya.
Saat mengetuk pintu, tiba-tiba SALESMAN mendengar suara dari dalam
rumah, “Mas, Tuan Rumah tidak ada dirumah. Lain kali saja”.
Mendengar
jawaban tersebut, SALESMAN tetap saja berdiri didepan pintu.
Barangkali sang tuan rumah berubah pikiran dan memberikan dirinya
kesempatan untuk memperomosikan barang dagangannya. Tiba-tiba saja
pintu terbuka. “Mas, Lain kali saja. Saya tidak begitu senang
mendengar Promosi. Saya sudah kapok dibohongi.” Cetus Ibu tersebut
sambil membanting pintunya, tepat dihadapan sang SALESMAN. Ibu itu
terkejut melihat pintunya yang terbuka, padahal ia sudah
membantingnya dengan sekuat tenaga. Tanpa basa-basi, Lagi-lagi Ibu
tersebut membanting pintunya dengan tenaga yang sangat kuat sekali,
sekaligus berupaya menumpahkan kemarahannya karena ketidak senangan
dirinya atas kehadiran SALESMAN yang masih berdiri didepan pintunya.
Semakin dicoba untuk dibanting kembali, pintu itu tetap saja memantul
dan terbuka kembali.
Karena
Yakin bahwa si SALESMAN Ambisius ini menjulurkan sepatu vantoplenya
untuk menghalangi pintunya, si Ibu kembali mencoba membanting pintu
dengan sekuat tenaga, tidak perduli kalau nantinya Kaki si SALESMEN
terluka. Dengan senyum yang manis, tiba-tiba Si Salesman berkata,
“Bu, Sebelum membanting pintunya lagi, Saya Sarankan untuk terlebih
dahulu memindahkan Kelinci Kesayangan Anda.!!?”
ATTENTION!!!
Cerita diatas hanyalah FIKTIF belaka. Jika ada kesamaan tokoh, tempat
dan peritiwa, kesemuanya itu hanyalah sebuah kebetulan belaka karena
memang sengaja direkayasa-Sueeer Tie Keweeer-Keweeer dech.
(WARNING!!! Dilarang Memperbanyak TAWA apalagi sampai membuat anda
GILA karena akan dapat menjadikan ANDA sebagai salah satu PASIEN
Rumah Sakit Jiwa).
Sahabat
Pembaca yang budiman. Bagi anda yang suka cerita Canda, bolehlah anda
tertawa sewajarnya selama tertawa itu belum termasuk dalam daftar
LARANGAN yang dilarang oleh Undang-Undang Negara maupun kode etik
adat serta norma agama. Bagi anda yang lebih terfokus pada
pembelajaran makna, maka inilah kesempatan untuk kita bisa membuka
mata, membuka diri lantas melihat dunia apa adanya. Dalam hidup ini,
betapa seringnya kita melakukan hal-hal yang tidak penting yang mana
merusak kehidupan kita sendiri. Betapa tidak, tidak jarang dalam
kehidupan keseharian, kita seringkali merasa marah dan jengkel
terhadap orang lain yang justru menyelamatkan hidup kita. Kita
seringkali meluapkan amarah dengan cara yang justru merugikan diri
kita, termasuk juga merugikan orang lain. Bukannya berterima kasih,
justru yang ada adalah ketersinggungan yang menjadikan kita semakin
jauh dari kehidupan yang damai dan menenteramkan.
Kemarahan
ibaratnya api yang membakar kayu kering dan ranting pepohonan.
Kemarahan seringkali menghilangkan pikiran sadar kita untuk bisa
menilai realitas. Kemarahan menjadikan kita sulit untuk mengambil
putusan terbaik. Ibaratnya kemarahan bak boomerang yang selalu saja
datang menjadi penghalang untuk bisa menikmati kemerdekaan.
Penghalang bagi diri sendiri untuk bisa berpikir jernih, penghalang
bagi orang lain untuk bisa damai dalam menjalani hubungan
kemanusiaan. Kemarahan menjadikan seorang melangkah jauh meninggalkan
dirinya sendiri sendiri. Tentu saja ini mengingatkan kita tentang
satu hal, KEMARAHAN menjadikan kita budak atas diri kita sendiri.
Jadi tidak ada alasan kita untuk meluapkan kemarahan secara membabi
buta kepada diri sendiri dan termasuk kepada siapapun orang.
Tiadalah
manfaat dari sebuah kemarahan yang diluapkan dalam porsi yang
berlebihan. Sesungguhnya menolak cara tuhan mengajarkan kita sikap
terbaik menjalani kehidupan dengan cara meluapkan kemarahan adalah
suatu kemelekatan yang suatu saat pasti akan menuntun kita pada
keterhinaan. Ketahuilah, dimanapun kini kita berada, kita sedang
ditempatkan diposisi terbaik untuk memperbaiki diri kita, tidak ada
alasan untuk meciderai kesempatan yang ada untuk memarahinya, inilah
kesempatan emas dimana kita bisa menerima ragam pembelajaran yang
ada. Bukankah semua yang ada adalah karunia terindah? Masihkah kita
berkeinginan untuk memarahi segala yang ada dengan membabi buta???
Tidak ada yang salah dalam segala bentuk rencana tuhan, hanya saja
kita sering memarahi cara tuhan dalam membentuk kehidupan kita,
inilah penyebab utama mengapa kita seringkali terjerumus dalam
derita, duka dan nestapa.
“MARAH”
bagi sebagian besar orang yang sudah tercerahkan hidupnya adalah
suatu aib yang memang harus disingkirkan karena kemarahan tidak
pernah menjadi cara terbaik untuk bisa menghilangkan suatu konflik
dalam sebuah hubungan kemanusiaan. Kemarahan sama saja dengan
menyulut api permusuhan, bukannya mendatangkan kedamaian, justru yang
muncul adalah konflik berkepanjangan. Kemarahan sangat berbahaya bagi
diri sendiri, pun juga terhadap orang lain. Kemarahan merupakan ujung
tombak perpecahan yang selama ini menyulut api dendam dan bentrok
yang tidak pernah menuai ujung yang pasti. Sangatlah wajar jika para
tetua bijak sering berpesan demikian, “Cobalah untuk bertanya
kepada diri sendiri ketika kemarahan menghinggapi pikiran dan
perasaan. Cobalah tanyakan kepada diri, apakah kemarahan kita saat
ini benar-benar menuai arti? Ataukah justru kemarahan selalu saja
berujung pada sikap yang jarang sekali memberikan arti bagi hidup
ini.” KEEP SPIRIT FOR OUR LIFE BETTER…
Salam
satu jiwa. Salam sehat jiwa untuk menggapai hidup bahagia.
Mustafid
Amna Umary Erlangga Kusuma Perdana Saputra Zain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar