Senin, 19 Maret 2012

MARAH saja JIKA itu jalan terbaiknya_Masa iyya sich


Seorang SALESMAN yang gigih datang berkunjung ke perumahan Suka Ribut, tentu saja kedatangan SALESMAN itu tidak lain untuk menawarkan barang dagangannya dari satu rumah kerumah lainnya, barangkali saja ada ibu-ibu rumah tangga yang terkesan dan mau membeli barang dagangannya. Tibalah SALESMAN didepan pintu sebuah rumah yang mana penghuni rumah tidak berkesan menerima SALESMAN darimanapun asalnya. Saat mengetuk pintu, tiba-tiba SALESMAN mendengar suara dari dalam rumah, “Mas, Tuan Rumah tidak ada dirumah. Lain kali saja”.

Mendengar jawaban tersebut, SALESMAN tetap saja berdiri didepan pintu. Barangkali sang tuan rumah berubah pikiran dan memberikan dirinya kesempatan untuk memperomosikan barang dagangannya. Tiba-tiba saja pintu terbuka. “Mas, Lain kali saja. Saya tidak begitu senang mendengar Promosi. Saya sudah kapok dibohongi.” Cetus Ibu tersebut sambil membanting pintunya, tepat dihadapan sang SALESMAN. Ibu itu terkejut melihat pintunya yang terbuka, padahal ia sudah membantingnya dengan sekuat tenaga. Tanpa basa-basi, Lagi-lagi Ibu tersebut membanting pintunya dengan tenaga yang sangat kuat sekali, sekaligus berupaya menumpahkan kemarahannya karena ketidak senangan dirinya atas kehadiran SALESMAN yang masih berdiri didepan pintunya. Semakin dicoba untuk dibanting kembali, pintu itu tetap saja memantul dan terbuka kembali.

Karena Yakin bahwa si SALESMAN Ambisius ini menjulurkan sepatu vantoplenya untuk menghalangi pintunya, si Ibu kembali mencoba membanting pintu dengan sekuat tenaga, tidak perduli kalau nantinya Kaki si SALESMEN terluka. Dengan senyum yang manis, tiba-tiba Si Salesman berkata, “Bu, Sebelum membanting pintunya lagi, Saya Sarankan untuk terlebih dahulu memindahkan Kelinci Kesayangan Anda.!!?”

ATTENTION!!! Cerita diatas hanyalah FIKTIF belaka. Jika ada kesamaan tokoh, tempat dan peritiwa, kesemuanya itu hanyalah sebuah kebetulan belaka karena memang sengaja direkayasa-Sueeer Tie Keweeer-Keweeer dech. (WARNING!!! Dilarang Memperbanyak TAWA apalagi sampai membuat anda GILA karena akan dapat menjadikan ANDA sebagai salah satu PASIEN Rumah Sakit Jiwa).

Sahabat Pembaca yang budiman. Bagi anda yang suka cerita Canda, bolehlah anda tertawa sewajarnya selama tertawa itu belum termasuk dalam daftar LARANGAN yang dilarang oleh Undang-Undang Negara maupun kode etik adat serta norma agama. Bagi anda yang lebih terfokus pada pembelajaran makna, maka inilah kesempatan untuk kita bisa membuka mata, membuka diri lantas melihat dunia apa adanya. Dalam hidup ini, betapa seringnya kita melakukan hal-hal yang tidak penting yang mana merusak kehidupan kita sendiri. Betapa tidak, tidak jarang dalam kehidupan keseharian, kita seringkali merasa marah dan jengkel terhadap orang lain yang justru menyelamatkan hidup kita. Kita seringkali meluapkan amarah dengan cara yang justru merugikan diri kita, termasuk juga merugikan orang lain. Bukannya berterima kasih, justru yang ada adalah ketersinggungan yang menjadikan kita semakin jauh dari kehidupan yang damai dan menenteramkan.

Kemarahan ibaratnya api yang membakar kayu kering dan ranting pepohonan. Kemarahan seringkali menghilangkan pikiran sadar kita untuk bisa menilai realitas. Kemarahan menjadikan kita sulit untuk mengambil putusan terbaik. Ibaratnya kemarahan bak boomerang yang selalu saja datang menjadi penghalang untuk bisa menikmati kemerdekaan. Penghalang bagi diri sendiri untuk bisa berpikir jernih, penghalang bagi orang lain untuk bisa damai dalam menjalani hubungan kemanusiaan. Kemarahan menjadikan seorang melangkah jauh meninggalkan dirinya sendiri sendiri. Tentu saja ini mengingatkan kita tentang satu hal, KEMARAHAN menjadikan kita budak atas diri kita sendiri. Jadi tidak ada alasan kita untuk meluapkan kemarahan secara membabi buta kepada diri sendiri dan termasuk kepada siapapun orang.

Tiadalah manfaat dari sebuah kemarahan yang diluapkan dalam porsi yang berlebihan. Sesungguhnya menolak cara tuhan mengajarkan kita sikap terbaik menjalani kehidupan dengan cara meluapkan kemarahan adalah suatu kemelekatan yang suatu saat pasti akan menuntun kita pada keterhinaan. Ketahuilah, dimanapun kini kita berada, kita sedang ditempatkan diposisi terbaik untuk memperbaiki diri kita, tidak ada alasan untuk meciderai kesempatan yang ada untuk memarahinya, inilah kesempatan emas dimana kita bisa menerima ragam pembelajaran yang ada. Bukankah semua yang ada adalah karunia terindah? Masihkah kita berkeinginan untuk memarahi segala yang ada dengan membabi buta??? Tidak ada yang salah dalam segala bentuk rencana tuhan, hanya saja kita sering memarahi cara tuhan dalam membentuk kehidupan kita, inilah penyebab utama mengapa kita seringkali terjerumus dalam derita, duka dan nestapa.

“MARAH” bagi sebagian besar orang yang sudah tercerahkan hidupnya adalah suatu aib yang memang harus disingkirkan karena kemarahan tidak pernah menjadi cara terbaik untuk bisa menghilangkan suatu konflik dalam sebuah hubungan kemanusiaan. Kemarahan sama saja dengan menyulut api permusuhan, bukannya mendatangkan kedamaian, justru yang muncul adalah konflik berkepanjangan. Kemarahan sangat berbahaya bagi diri sendiri, pun juga terhadap orang lain. Kemarahan merupakan ujung tombak perpecahan yang selama ini menyulut api dendam dan bentrok yang tidak pernah menuai ujung yang pasti. Sangatlah wajar jika para tetua bijak sering berpesan demikian, “Cobalah untuk bertanya kepada diri sendiri ketika kemarahan menghinggapi pikiran dan perasaan. Cobalah tanyakan kepada diri, apakah kemarahan kita saat ini benar-benar menuai arti? Ataukah justru kemarahan selalu saja berujung pada sikap yang jarang sekali memberikan arti bagi hidup ini.” KEEP SPIRIT FOR OUR LIFE BETTER…


Salam satu jiwa. Salam sehat jiwa untuk menggapai hidup bahagia.

Mustafid Amna Umary Erlangga Kusuma Perdana Saputra Zain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar