Betapa banyak orang yang merasa diri telah menjadi korban atas
nama cinta dalam kehidupan mereka. Alih-alih mendapatkan kebahagiaan
dari jalinan cinta kasih yang sudah mereka bangun sejak dahulunya,
justru yang mereka dapatkan adalah kekecewaan dan derai tangis air mata
disaat masalah pelik membuntuti kehidupan mereka. Serentetan masalah
yang bermunculan disandarkan atas cinta. Benarkah cinta sebagai sumber
kemelekatan dan kesedihan dalam setiap perjalanan kehidupan? Rasanya
tidak adil jika cinta dijadikan kambing hitam atas segenap persoalan
hidup yang menimpa kehidupan setiap manusia disetiap harinya. Mungkinkah
cinta itu mengisyaratkan kesedihan, keterhinaan, kehancuran dan beragam
kemelekatan lainnya akan kehidupan masa sekarang atau entah itu masa
yang akan datang?
Boleh jadi seorang laki-laki
memberikan ketersakitan yang paling dalam didalam jiwa ini saat ia
hadir mengatas namakan cinta, pun juga sebaliknya, bisa saja terjadi
oleh wanita-wanita yang telah mengatas namakan cinta demi menanamkan
ketersakitan didalam hati seseorang, namun bukan berarti cinta jualah
yang sejatinya menghadirkan rasa sakit yang paling dalam didalam hati
sanubari. Cinta adalah naluri setiap manusia, menolaknya berarti tidak
mengakui sifat naluriah yang telah tersimpan didalam diri setiap
manusia, hanya saja butuh keterampilan dalam mengolahnya dan meramunya
menjadi sumber inspirasi terindah dalam hidup ini agar tidak menyisakan
rasa sakit didalam diri hingga membuat hidup ini tidak lagi berarti.
Tidak perlu menolak cinta yang sebenarnya ditanamkan oleh tuhan didalam
jiwa manusia yang paling dalam. Bukankah tuhan pun mengatas namakan diri
dalam nama-nama terbaik-Nya dalam sebutan Yang Maha Cinta/ Kasih
Sayang. Suatu pertanda cinta jualah yang telah menjadikan hidup ini
indah.
Mungkin orang menilai kalau cinta jualah yang
membuat keterpurukan dan ketersakitan dalam hidup setiap manusia, entah
itu saya, anda, atau juga mereka, Menyalahkan cinta bahwa dialah cinta
sumber kenistaan kehidupan dan keterhinaan. Namun apakah demikian
adanya? Sejarah kehidupan ummat manusia berbicara lain, berbicara makna
terdalam akan makna keindahan yang tersemburkan dari cinta seperti apa
adanya. Apapun yang orang lain katakan tidak seperti apa yang
sesungguhnya sebagaimana realita berbicara maka hal itu adalah
manifestasi penafsiran yang sungguh menyalahi makna yang sejatinya.
Sungguh apa yang mereka katakan adalah apa yang terlintas dalam
kemelekatan pemikiran. Tidakkah kita mencoba menelusuk dalam-dalam makna
dibalik semua penciptaan, bukankah semua itu tercipta karena cinta yang
Maha Kuasa? Bukankah kita tercipta karena jalinan cinta kasih kedua
orang tua? Pun juga dengan beragam fakta lainnya yang sesungguhnya
sedang mengikrarkan cinta bahwa sesungguhnya mereka tercipta karena
Cinta dari Yang Maha Penguasa alam semesta.
Andai saja
kita pernah memegang pisau bermata ganda, mungkin kita mampu merenungi
itu semua dibalik makna, cinta bagi sebagian orang yang menggunakannya
dijalan kehinaan akan mendapatkan keterhinaan itu pula, namun berbeda
halnya bagi mereka yang meramu cinta dalam polesan kebijaksanaan,
sungguh akan terlihat indah apa yang sesungguhnya maksud dari cinta yang
memang sejatinya wajah cinta. Boleh saja kita menolak untuk tidak
mencinta pada sesuatu atau siapapun itu untuk menjaga diri dalam
kungkungan kehinaan dan ketersakitan, namun bukan berarti meniadakan
cinta yang seutuhnya menjadi bagian terindah kehidupan. Andai saja cinta
dihapus dalam lukisan indah kehidupan ini, barangkali keserakahan,
kesewenang-wenangan, kedurhakaan dan beragam sifat dan sikap hina
lainnya menjadi hal yang sudah tidak asing lagi mewarnai kehidupan ummat
manusia.
Ingat kawan, cinta bukanlah sumber kemelekatan
yang sesungguhnya. Hanya saja mereka yang melihat cinta dari sudut
pandang yang terbalik akan mendapatkan rasa ketersakitan hingga membuat
mereka hidup dalam kungkungan penjara kemelekatan dalam diri. Semua itu
tidak akan pernah membuat mereka bisa merasakan sejuknya air cinta
sebagaimana tuhan karuniakan didalam diri setiap pencinta yang hidupnya
sudah tercerahkan dalam setiap perjalanan ditengah bentangan luas
kehidupan. Semua itu akan bisa berubah menjadi indah jika mereka
mengubah cara pandang bahwasanya bukanlah cinta sumber segala
ketersakitan itu, cinta adalah jembatan untuk bisa merefleksikan hidup
lebih bijaksana disetiap harinya. Jadi intinya adalah bagaimana cara
kita memandang terhadap sesuatu, semua akan terlihat indah jika jiwa
selalu dipenuhi karunia cinta, semua terlihat indah jika tuhan telah
menanamkan cinta dalam diri kita sebagai manusia lantas meramunya
menjadi bahan-bahan pencerahan untuk bisa bersimpuh dijalan
kebijaksanaan.
Memaknai cinta dalam bingkai indah akan
membuat hati kita sepenuhnya terbuka lebar untuk bisa menerima cinta
tanpa harus mencoba menjauh darinya ataupun menapikan keberadaannya.
Pernahkah terlintas dalam jiwa kita yang paling dalam untuk menghinakan
cinta? Jika memang pernah terlintas pikiran yang demikian itu, cobalah
sejenak untuk merenungkan dalam-dalam; mengapa tuhan menempatkan nama
cinta dalam nama-nama pilihannya diurutan pertama? Apakah cinta
menjadikan kita sebagai manusia yang tidak pernah mengerti kehidupan
sejatinya? Jika memang cinta jualah yang membuat segala keterpurukan,
ketersakitan, keterhinaan dan beragam kemelekatan itu ada, izinkanlah
diri ini untuk selalu mencerminkan cinta sebagaimana nama tuhan
termaktubkan atas nama cinta diurutan tertinggi kehidupan ini. Dengan
merefleksikan sifat Tuhan dalam cinta sebagaimana Nama Tuhan Sang Maha
Cinta/ Kasih sayang maka sepenuhnya hidup kita sudah tercerahkan. Keep
spirit for our life better…
Salam satu Jiwa… Salam Sehat
Jiwa Untuk menggapai Bahagia…
Mustafid Amna Umary Erlangga
Kusuma Perdana Saputra Zain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar