Rabu, 07 Maret 2012

Singkirkan laki-laki itu dari dalam hidupMu agar kehidupanmu lebih baik dan indah untuk selamanya (*???*)

    Betapa banyak orang yang merasa diri telah menjadi korban atas nama cinta dalam kehidupan mereka. Alih-alih mendapatkan kebahagiaan dari jalinan cinta kasih yang sudah mereka bangun sejak dahulunya, justru yang mereka dapatkan adalah kekecewaan dan derai tangis air mata disaat masalah pelik membuntuti kehidupan mereka. Serentetan masalah yang bermunculan disandarkan atas cinta. Benarkah cinta sebagai sumber kemelekatan dan kesedihan dalam setiap perjalanan kehidupan? Rasanya tidak adil jika cinta dijadikan kambing hitam atas segenap persoalan hidup yang menimpa kehidupan setiap manusia disetiap harinya. Mungkinkah cinta itu mengisyaratkan kesedihan, keterhinaan, kehancuran dan beragam kemelekatan lainnya akan kehidupan masa sekarang atau entah itu masa yang akan datang?
            Boleh jadi seorang laki-laki memberikan ketersakitan yang paling dalam didalam jiwa ini saat ia hadir mengatas namakan cinta, pun juga sebaliknya, bisa saja terjadi oleh wanita-wanita yang telah mengatas namakan cinta demi menanamkan ketersakitan didalam hati seseorang, namun bukan berarti cinta jualah yang sejatinya menghadirkan rasa sakit yang paling dalam didalam hati sanubari. Cinta adalah naluri setiap manusia, menolaknya berarti tidak mengakui sifat naluriah yang telah tersimpan didalam diri setiap manusia, hanya saja butuh keterampilan dalam mengolahnya dan meramunya menjadi sumber inspirasi terindah dalam hidup ini agar tidak menyisakan rasa sakit didalam diri hingga membuat hidup ini tidak lagi berarti. Tidak perlu menolak cinta yang sebenarnya ditanamkan oleh tuhan didalam jiwa manusia yang paling dalam. Bukankah tuhan pun mengatas namakan diri dalam nama-nama terbaik-Nya dalam sebutan Yang Maha Cinta/ Kasih Sayang. Suatu pertanda cinta jualah yang telah menjadikan hidup ini indah.

Mungkin orang menilai kalau cinta jualah yang membuat keterpurukan dan ketersakitan dalam hidup setiap manusia, entah itu saya, anda, atau juga mereka, Menyalahkan cinta bahwa dialah cinta sumber kenistaan kehidupan dan keterhinaan. Namun apakah demikian adanya? Sejarah kehidupan ummat manusia berbicara lain, berbicara makna terdalam akan makna keindahan yang tersemburkan dari cinta seperti apa adanya. Apapun yang orang lain katakan tidak seperti apa yang sesungguhnya sebagaimana realita berbicara maka hal itu adalah manifestasi penafsiran yang sungguh menyalahi makna yang sejatinya. Sungguh apa yang mereka katakan adalah apa yang terlintas dalam kemelekatan pemikiran. Tidakkah kita mencoba menelusuk dalam-dalam makna dibalik semua penciptaan, bukankah semua itu tercipta karena cinta yang Maha Kuasa? Bukankah kita tercipta karena jalinan cinta kasih kedua orang tua? Pun juga dengan beragam fakta lainnya yang sesungguhnya sedang mengikrarkan cinta bahwa sesungguhnya mereka tercipta karena Cinta dari Yang Maha Penguasa alam semesta.

Andai saja kita pernah memegang pisau bermata ganda, mungkin kita mampu merenungi itu semua dibalik makna, cinta bagi sebagian orang yang menggunakannya dijalan kehinaan akan mendapatkan keterhinaan itu pula, namun berbeda halnya bagi mereka yang meramu cinta dalam polesan kebijaksanaan, sungguh akan terlihat indah apa yang sesungguhnya maksud dari cinta yang memang sejatinya wajah cinta. Boleh saja kita menolak untuk tidak mencinta pada sesuatu atau siapapun itu untuk menjaga diri dalam kungkungan kehinaan dan ketersakitan, namun bukan berarti meniadakan cinta yang seutuhnya menjadi bagian terindah kehidupan. Andai saja cinta dihapus dalam lukisan indah kehidupan ini, barangkali keserakahan, kesewenang-wenangan, kedurhakaan dan beragam sifat dan sikap hina lainnya menjadi hal yang sudah tidak asing lagi mewarnai kehidupan ummat manusia.

Ingat kawan, cinta bukanlah sumber kemelekatan yang sesungguhnya. Hanya saja mereka yang melihat cinta dari sudut pandang yang terbalik akan mendapatkan rasa ketersakitan hingga membuat mereka hidup dalam kungkungan penjara kemelekatan dalam diri. Semua itu tidak akan pernah membuat mereka bisa merasakan sejuknya air cinta sebagaimana tuhan karuniakan didalam diri setiap pencinta yang hidupnya sudah tercerahkan dalam setiap perjalanan ditengah bentangan luas kehidupan. Semua itu akan bisa berubah menjadi indah jika mereka mengubah cara pandang bahwasanya bukanlah cinta sumber segala ketersakitan itu, cinta adalah jembatan untuk bisa merefleksikan hidup lebih bijaksana disetiap harinya. Jadi intinya adalah bagaimana cara kita memandang terhadap sesuatu, semua akan terlihat indah jika jiwa selalu dipenuhi karunia cinta, semua terlihat indah jika tuhan telah menanamkan cinta dalam diri kita sebagai manusia lantas meramunya menjadi bahan-bahan pencerahan untuk bisa bersimpuh dijalan kebijaksanaan.

Memaknai cinta dalam bingkai indah akan membuat hati kita sepenuhnya terbuka lebar untuk bisa menerima cinta tanpa harus mencoba menjauh darinya ataupun menapikan keberadaannya. Pernahkah terlintas dalam jiwa kita yang paling dalam untuk menghinakan cinta? Jika memang pernah terlintas pikiran yang demikian itu, cobalah sejenak untuk merenungkan dalam-dalam; mengapa tuhan menempatkan nama cinta dalam nama-nama pilihannya diurutan pertama? Apakah cinta menjadikan kita sebagai manusia yang tidak pernah mengerti kehidupan sejatinya? Jika memang cinta jualah yang membuat segala keterpurukan, ketersakitan, keterhinaan dan beragam kemelekatan itu ada, izinkanlah diri ini untuk selalu mencerminkan cinta sebagaimana nama tuhan termaktubkan atas nama cinta diurutan tertinggi kehidupan ini. Dengan merefleksikan sifat Tuhan dalam cinta sebagaimana Nama Tuhan Sang Maha Cinta/ Kasih sayang maka sepenuhnya hidup kita sudah tercerahkan. Keep spirit for our life better…

Salam satu Jiwa… Salam Sehat Jiwa Untuk menggapai Bahagia…

Mustafid Amna Umary Erlangga Kusuma Perdana Saputra Zain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar