Senin, 26 Maret 2012

pesan klasik seorang dokter, “Hindari stress, jangan terlalu banyak pikiran, dan usahakan untuk beristirahat yang cukup”.


Bila anda berkunjung ke dokter dengan banyak keluhan fisik yang erat kaitannya dengan masalah emosional, biasanya anda lebih sering diberi pesan klasik, “Hindari stress, jangan terlalu banyak pikiran, dan usahakan untuk beristirahat yang cukup”. Sama persis dengan pesan klasik lainnya, “Perbanyak olah raga dan hindari makanan yang mengandung banyak lemak, manis-manisan dan makanan yang berminyak.” Lantas setelah periksakan diri ke dokter, anda pulang dengan membawa beragam kebingungan yang belum terjelaskan secara terprinci. Disamping itu pula, anda diberikan resep yang biasanya diprioritaskan pada pemenuhan vitamin bagi tubuh, Suplemen tambahan bagi tubuh anda sendiri, pun juga obat yang diresepkan dokter untuk mengurangi tingkat stress anda.

Kendati demikian, kebingungan anda belum sepenuhnya terselesaikan karena anda belum mempunyai kepastian untuk hidup sehat dan berpola sebagaimana tuntutan untuk hidup sehat agar anda benar-benar hidup sehat sebagaimana yang idam-adamkan. Disatu sisi yang lain, kebiasaan pasien berkunjung ke dokter akibat setelah adanya keluhan-keluhan fisik yang dideritanya. Ini tentu pemahaman yang keliru, seharusnya kita lebih peka terhadap kondisi kesehatan sendiri, tidak ada salahnya untuk priksakan diri saat kondisi tubuh dalam keadaan normal atau relative terhindar penyakit-penyakit kronis.

Langkah ini adalah bentuk rasa cinta dan sayang terhadap diri sendiri, dengan cara memperhatikan kondisi kesehatan secara berkesinambungan saya, anda dan siapapun juga telah sepenuhnya belajar untuk hidup sehat dan menjaga kesehatan agar tetap prima. Namun dalam kenyataannya, kebanyakan orang mempersepsikan sebaliknya yang justru membuat “sehat” itu semakin mahal adanya.

Dimata masyarakat awam, berkunjung ke dokter merupakan sesuatu hal yang identik dengan stigma negative. Mereka yang periksakan diri ke dokter adalah mereka yang “sakit”, padahal tidak sepenuhnya benar, justru dengan periksakan diri ke dokter, anda akan mengenal lebih jauh kondisi kesehatan anda dan bagaimana harus berpola sebagaimana pola hidup sehat agar tubuh selalu sehat disetiap harinya.

Pemikiran seperti inilah yang semestinya harus di kikis secara perlahan, jika terus saja dibiarkan pemikiran yang seperti itu, rasa-rasanya sehat itu semakin mahal. Ini pertanda bahwa manusia modern semakin tidak mengerti bagaimana harus menciptakan pola hidup sehat untuk tubuhnya sendiri. Tentunya pola demikian itu seharusnya kita sadari sepenuhnya agar kita benar-benar tergerak untuk mentransformasi paradigma mengobati menjadi menyembuhkan, stigma sakit menjadi sehat dan mencoba belajar pola hidup sehat sejak dini.

Semua kita tentu berharap untuk hidup dengan pola hidup sehat dan memiliki kesehatan prima disisa hidup yang kita miliki. Namun anehnya, Kita berusaha untuk mengupayakan agar kesehatan tubuh kita tetap terjaga dan tidak akan mudah diserang penyakit setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu yang pernah bersarang ditubuh. Dengan berbagai cara kita berusaha keras untuk mencari informasi tentang kesehatan kita sendiri dan berusaha semaksimal mungkin agar kita lebih kebal terhadap serangan penyakit untuk kedua kalinya.

Secara tidak langsung maupun langsung kita juga akan mencari informasi tentang makanan dan minuman yang akan kita konsumsi yang tentunya kita yakini membuat kita menjadi sehat. Mencoba untuk meluangkan waktu berolah raga, memaksimalkan waktu, dan beristirahat yang cukup agar tubuh ini tetap sehat.

Sahabat pembaca yang budiman, tahukah anda, banyak orang lebih menyadari betapa pentingnya kesehatan prima setelah mereka jatuh sakit. Hal ini sudah menjadi rahasia umum. Kebanyakan orang lebih peka terhadap kondisi kesehatannya setelah dirawat dirumah sakit. Sungguh aneh, bukan? Sebenarnya kita tidak sedang sakit, hanya saja kita berpikir dengan cara “sakit”.

Buktinya, kebanyakan orang menyadari betapa pentingnya “sehat” setelah sakit, bukankah cara berpikir demikian itu “keliru”? cobalah kita merenung dalam-dalam, tuhan menganugrahkan kesehatan ini agar kita mensyukurinya. Cara terbaik untuk memanifestasikan rasa syukur itu adalah menjaga kondisi kesehatan dan bagaimana mengelola kondisi kesehatan agar tetap prima.

Betapa baiknya tuhan kepada kita, Coba Bayangkan, andai saja saat kita mengirup nafas segar, lantas kita harus membayarnya dengan harga mahal, mungkin sebagian besar mereka yang hidup adalah mereka yang tergolong kaya raya dan mereka yang miskin tidak akan pernah mampu bertahan hidup karena keterbatasan-keterbatasan yang melekat pada diri mereka yang tergolong lemah. Betapa banyak orang yang menggunakan alat bantu pernafasan hanya untuk meringankan penderitaan yang dideritanya saat dirawat dirumah sakit, seperti misalnya oksigen dan alat-alat medis lainnya.

Sebenarnya semua itu tidak perlu jika kita sudah sadari sejak dini betapa pentingnya karunia nikmat nafas yang telah tuhan berikan secara cuma-cuma. Andai saja Allah mencabut nikmat pendengaran yang kita miliki saat ini, mungkin kita tidak akan pernah mampu mendengar apa-apa dan tentunya kehidupan ini terlihat sunyi sepi tanpa suara apapun, suara indah seorang penyanyi kelas dunia sekalipun tidak akan pernah membuat kita terbuai mengikuti irama nyanyiannya, bagi kita sama saja, tak ada yang berbeda layaknya suara yang bukan dari seorang penyanyi kondang, hanya terlihat gerakan mulut mereka saja, suaranya entah kemana perginya. Bukankah banyak orang dirumah sakit sana berkunjung ke dokter Spesialis THT hanya untuk mengembalikan fungsi Pendengarannya yang sudah abnormal. Bagi anda yang memiliki pendengaran normal, syukurilah semua itu, apa sulitnya jika kita memiliki keinginan kuat untuk berperilaku sehat.

Dan mungkin saja nikmat pengelihatan ini dicabut oleh Sang Pencipta, mungkin kita tidak akan pernah tahu warna indah kehidupan ini yang dihasilkan dari mekanisme kerja panca indra khususnya mata. Kita tentu tidak akan pernah bisa menikmati keindahan panorama alam yang terbentang luas dengan segala macam dan bentuk pernak-pernik keindahan yang menghiasinya. Begitupula keterbatasan untuk bisa menikmati sebuah senyuman dari seorang sahabat ataupun mungkin menyaksikan secara langsung penampilan seorang model yang sangat cantik.

Bagi mereka yang memiliki keterbatasan atas nikmat penglihatan, tidak ada bedanya cewek cantik atau tidaknya karena bagi mereka dunia ini gelap adanya, hanya ada ruang kosong gelap gulita yang terbentang didepan mata. Sahabat pembaca yang budiman, Bersyukurlah kepada tuhan, saat ini anda masih memiliki Penglihatan normal. Betapa banyak orang yang harus rela menghabiskan uang hanya untuk mengangkat katarak dimata atau juga penyakit mata lainnya.

Namun semua itu tidak terjadi, kita seharusnya mengucapkan rasa syukur yang tinggi Kepada Allah SWT karena Karunia Kasih Sayang Allah Yang Maha Luas kepada sekalian manusia tidak ada batasannya-unlimited rahmat, kesehatan ini pula suatu pertanda kasihnya tanpa batas kepada kita. Pemberian karunianya itu kepada semua hamba-hambanya Tanpa membedakan makhluk-makhluknya, entah mereka yang taat terhadap segala perintah dan menjauhi segala larangannya atau pun juga mereka yang mengingkari segala karunia nikmatnya secara terang-terangan, tetap saja Allah memberikan penghidupan yang layak bagi sekalian makhluknnya dengan segala macam bentuk keluasan anugrah kasih sayangnya.

Layakkah kita masih mencoba menikam diri sendiri dengan tangan kita? Cobalah untuk merenungkannya lantas aplikasikan didalam keseharian ini agar kita bisa tetap sehat sebagaimana yang di idam-idamkan oleh banyak orang, namun hanya sedikit yang mau menjalani pola hidup sehat aghar tetap sehat.

Jika demikian adanya, apa yang perlu kita rubah untuk bisa memberikan kontribusi positif terhadap diri kita sendiri sebagai cara untuk mengabdikan diri pada Tuhan semesta Alam agar kesehatan yang telah dikaruniakan-Nya ini terjaga dan bisa dimaksimalkan pada hal-hal positif? Caranya adalah membersihkan diri dari virus-virus yang bersemayam didalam alam pikiran kolot yang telah mengakar dan mengekang pertumbuhan jiwa, melatih diri untuk berpola dengan membiasakan pola hidup sehat disetiap harinya, tidak ada salahnya untuk periksakan diri ke dokter keluarga dan mencoba untuk membagi waktu secara maksimal tanpa harus mengabaikan kondisi tubuh.

Inilah rangkaian cara tepat agar kita bisa menegnal diri dan lebih peka terhadap kondisi kesehatan. Layak jika kita harus mengambil hikmah dari pesan para tetua, “Sedia payung sebelum hujan.” Mempersiapkan diri secara maksimal agar hidup ini benar-benar tercerahkan karena segala sesuatunya kita jualah yang akan menjalaninya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar