Senin, 19 Maret 2012

Dalam Yakin dan bisikan bathin ini, Hanyalah engkau penuntun hidup disetiap waktu

Seumpama jiwa yang telah disapa oleh ragam luka
disambut aroma wewangian dari semburan derita serta basuhan nestapa
Semakin tulus untuk menerima dan berserah diri kepada Sang Kasih
bukan lagi menjadikan derita itu menggema dalam jiwa
Lantas Menyisakan seribu penderitaan yang tak pernah berkesudahan
entah itu disekujur tubuh maupun dikedalaman jiwa, disana
namun keindahan dibalik ketulusan dan kesabaran menguak warna
Layaknya mentari pagi yang terbit setelah menyibak tirani kegelapan kala malam
seumpama Pelangi penuh warna muncul ditengah atap semesta
menampakkan wujud keindahannya kala hujan telah sirna
menyisakan keceriaan, bertutur kepada insan; "Itulah kehidupan"
namun mengapa kita begitu cepat melupakannya?
Atau mencoba untuk melupakan, seakan-akan tak pernah mengerti artian terdalam

adalah diri kita yang begitu enggan menerima sentuhan ketulusan Tuhan
sentuhan lembut dari senyuman cobaan yang diperunttukkan tuhan kepada insan
memberontak, menghujat, bahkan memaki dan mencaci maki karunia Tuhan
Berharap untuk memiliki segudang kekayayaan dan kebahagiaan
tanpa didera oleh sedikit usaha ataupun peluh keringat sebagai bentuk abdi nyata

Inikah yang kita maksud kehidupan yang menghadirkan senyuman indah?
Meminta ini dan itu lantas berlalu, tak menengok sedikitpun kepada Kasih-Nya
Itukah Yang kita Namakan pengabdian penuh ketulusan
Berkeluh kesah saat derita menjelma
Melupakan Kasih semesta saat merasa diri berkecukupan tanpa perlu meminta lagi
Cara demikian kita Anggap perolehan terindah yang membahagiakan?
dimanakah hati kecil penuh pengakuan itu?
Akankah kita telah luput darinya dan berkata "Ego adalah bahagiaKu Kali ini"
Lantas kebaktian kita buang diatas sampah, dijurang yang terjal

Wahai Sang Kasih, Jika Hati kami berpaling dari KaruniaMu disetiap waktu
Ingatkanlah kami dalam kelembutan kasihMu
Tak jua berharap murkaMu mengurapi seluruh kehidupan kami kali ini
Jujur saja, kami tak akan pernah bisa menikmati keteduhan tanpa sentuhanMu
Kami tak mampu melihat segala keindahan tanpa kasihMu
Kami tidak akan pernah mampu merasakan sentuhan lembut segala karuniaMu
Tanpa Kasih dan SayangMu
Adalah kami yang lemah ini berharap akan kedamaian dan kebahagiaan itu
Dalam Yakin dan bisikan bathin ini, Hanyalah engkau penuntun hidup disetiap waktu

Keep spirit For Our Life Better...

Mustafid Amna Umary Erlangga Kusuma Perdana Saputra Zain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar