Sebagai makhluk tuhan, kita manusia memiliki kesempatan yang sama
dalam kehidupan ini. Hanya saja yang membedakan kualitas manusia yang
satu dengan yang lain adalah apa yang dilakukan didalam kehidupan
keseharian. Jadi, Tidak ada alasan jika harus mengomeli dan mengomentari
orang lain yang memiliki kualitas hidup yang lebih menabjubkan, karena
pada dasarnya semua manusia memiliki kesempatan yang sama untuk
menciptakan sesuatu yang luar biasa dalam menelurkan kehidupan yang
menabjubkan. Namun dalam realitas hidup keseharian ini, kita sadari
sepenuhnya dan benar-benar sadar, betapa banyak orang yang telah larut
dalam pandangan patamorgana ketika membanding-bandingkan kualitas
kehidupannya dengan orang lain. Inilah mengapa tidak semua orang
benar-benar mampu menciptakan pribadi unggul yang layak dinobatkan
sebagai seorang pemenang atas kehidupannya.
Ada satu
pertanyaan yang menggelayuti alam pikiran ketika kita dihadapkan
persoalan yang demikian; apakah kita sedang menyadari kesempatan yang
diberikan tuhan sebagai berkah kehidupan yang menabjubkan untuk bersikap
baik/ bajik dalam keseharian? Atau mungkin kita telah larut dalam
gemerlap kebahagiaan semu yang ditawarkan kehidupan sehingga mengabaikan
nilai-nilai kebajikan yang mendamaikan sekaligus membahagiakan? Jika
saja kita tergolong tipe pribadi yang berfokus pada pencapaian kehidupan
menabjubkan pada hal-hal yang bersifat materialistis, maka tidak heran
jika nilai kearifan dan kebijaksanaan telah hilang dan pada akhirnya
menumbuhkan konsep diri kerdil berselimutkan kenaifan. Hal inilah yang
menjadikan mentalitas seorang individu bertumbuh dalam kenaifan yang
membuatnya buta dalam memandang hidup apa adanya.
Kita
mungkin seringkali tidak menyadari tentang satu hal; bahwasanya semua
orang sedang bertumbuh dalam kehidupan yang luar biasa; menjadi sosok
pribadi yang terampil secara profesional dan menjadi seorang yang layak
dinobatkan sebagai seorang pemenang. Namun karena pandangan sempit
terhadap diri sendiri menjadikan kita seringkali larut dibawa arus
keterhinaan. Kita lupa bahwa semua manusia bertumbuh dalam prestasi yang
gemilang ketika menumbuhkan kebajikan disetiap langkah kehidupannya.
Melihat
perjalanan kehidupan kita sehari-hari, sesungguhnya kesemuanya itu
sedang mengingatkan kita bahwa sejatinya hidup ini mengajarkan kita
untuk selalu mempersiapkan diri dalam nilai kebajikan-kebajikan yang
akan menjadikan kita lebih mengenal arti kehidupan, lebih lagi akan
melahirkan individu yang memiliki kualitas kehidupan yang menabjubkan.
Bagaimana tidak, dalam hidup ini selalu menawarkan beragam konsekuensi
yang mana kesemuanya itu sedang mengingatkan kita, akankah kita sedang
memepersiapkan kehidupan yang baik dan ataukah sedang menggelincirkan
diri dalam kebahagiaan ke-semu-an yang berujung pada kualitas hidup
dibawah naungan keterhinaan.
Mempersiapkan diri untuk
menciptakan nilai kebajikan sebagai sebuah realitas diatas pentas
kehidupan berarti sedang melatih kesadaran kita bahwa hidup ini memang
selayaknya dipersiapkan agar menjadi individu yang menabjubkan sekaligus
jalan untuk bisa lebih dekat kepada tuhan. Sebaliknya, Menutup mata
dalam melihat realita menjadikan kita terlahir dalam kehidupan yang
hampa, terlebih lagi menggelincirkan langkah kaki kedalam ke-semu-an
yang berakhir pada ketersedihan, inilah mental block yang seringkali
menghalangi langkah kaki kita untuk bisa menciptakan kualitas hidup luar
biasa sekaligus menabjubkan. Adalah diri kita sebagai penentu atas
segala pilihan yang ada, entah itu menapaki jalan kebajikan atau entah
berfokus pada ke-naifan.
Tentu semua orang berharap
kualitas hidupnya menabjubkan, namun dalam kenyataannya tidak semua
orang sedang mempersiapkan kualitas hidup yang menabjubkan. Semua ini
berawal dari konsekuensi logis masing-masing individu untuk memilih apa
yang tepat bagi dirinya dalam kehidupannya, entah itu menjadikan
kebajikan sebagai modal keseharian atau berfokus pada hal-hal yang
menjadikannya jatuh dalam kesedihan yang berakhir dalam keterhinaan
mendalam. Bukankah kita hidup untuk dapat menggapai kebahagiaan dengan
mencoba menapaki jalan-jalan kebajikan?
Ada seorang
sahabat pernah berpesan demikian; “Kualitas hidup seseorang bukan
terletak pada pencapaiannya dimata manusia ketika dia sedang mendapatkan
prestasi gemilang pada satu episode kehidupan lantas
dibangga-banggakan, namun prestasi yang sesungguhnya ketika menyadari
kehidupan keseharian sebagai wadah untuk menumbuhkan nilai-nilai
kebajikan yang tidak terpisahkan disetiap kaki melangkah diatas pentas
kehidupan.” Inilah awal pencapaian kehidupan yang menabjubkan yang
menjadikan hidup penuh senyuman dipenuhi cita rasa kebahagiaan. Tentu
saja, saya, anda dan juga mereka sangat mengharapkan kehidupan yang
menabjubkan, bukan? Soo, inilah kesempatan kita untuk mengukir kualitas
kehidupan menjadi seorang pemenang. Keep spirit for our life better...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar