Lukislah Kehidupan anda sendiri sesuai dengan Pencitraan Hati ANDA!
Tahukah
Anda, Ternyata semua kita Telah diciptakan Oleh Tuhan Yang Maha Esa
bersamaan dengan pena yang melekat di tangan kita masing-masing. Kita di
ciptakan oleh tuhan ibarat seorang seniman yang handal. Kita boleh saja
melukis apa saja yang kita kehendaki sebagai pilihan bebas dari diri
kita masing-masing. Memberikan corak warna, mencitrakan pola-pola
lukisan tertentu, memberikan bentuk dan ciri khas atas apa yang sedang
kita lukis, semua itu merupakan sebuah pilihan hati untuk menentukan
kesesuaian dan keserasian. Walaupun kita bukanlah seorang seniman;
pelukis yang handal, lukislah oleh kita sebuah lukisan yang menarik
sesuai ukiran bahasa hati dan berikan pula warna yang indah menawan
untuk membuat lukisan kehidupan ini menjadi lebih baik. Jika kita telah
mampu menampilkan sebuah lukisan yang indah, maka hal itu tidak lain
sebagai bentuk dan model yang di manifestasikan oleh bahasa hati.
Demikian pula sebaliknya, jika hati mencitrakan hal-hal buruk terhadap
kehidupan ini, maka seyogyanyalah lukisan kehidupan yang telah rampung
menampilkan pola yang buruk.
Kecemerlangan keidahan tutur
kata pun demikian ibaratnya sebagai pengandaian yang cocok untuk
menggambarkan pola kehidupan, kita adalah sebagai sosok seorang ahli
tata bahasa dan ataupun sebagai sosok seorang penyair handal. Apa pun
yang telah kita bahasakan merupakan hasil dari bahasa hati yang
teraktualisasikan di tengah kehidupan ini. Jika pesan nasihat
bernuansakan bahasa kasih sayang tertuturkan dari alunan lenturnya
sapaan lidah ini, maka bait-bait yang terdengar di telinga siapapun akan
merasakan sentuhan keidahan di dalamnya karena memang mengandung
kata-kata hikmah yang mampu memberikan kehangatan bagi jiwa yang selalu
merindukan belaian indah wahyu-wahyu tuhan. Bukankah dari seuntai kata
terlahirlah bait-bait makna yang mampu menggugah semua pendengar yang
meresapi makna yang tersimpan di balik tirai-tirai pesan suci??? Sungguh
benar adanya jika tuhan mengharapkan kita melakukan suatu kebajikan
maka kita harus memulai untuk berlaku baik kepada diri kita sendiri
terlebih dahulu. Memulai hal-hal yang baru tidaklah menggantungkan diri
kepada waktu yang terus berlalu.
Waktu hanyalah sebagai
bagian untuk pencapaian-pencapaian di atas kanvas kehidupan ini. Banyak
orang meyakini hanyalah waktu yang mampu membuat mereka akan bangkit
kembali, namun pada kenyataannya mereka hanya berpangku tangan tanpa
melakukan apa-apa untuk menciptakan kebebasan mereka dalam berkereasi
ataupun membebaskan diri dari belenggu pengekangan dan penyangkalan
serta ketidak bahagiaan. Hingga pada akhirnya kesedihan itu tak jua
kunjung menghilang, sikap pasif kini telah menjadi bagian dari
keperibadian, dan endingnya adalah penyesalan atas kekecewaan dan kini
menjadi sebuah titik focus penyangkalan yang tak berujung. Bukanlah
waktu yang membuat kesembuhan itu kan hadir membawa obat untuk luka yang
mendalam, namun hanya hati yang mampu menjadikan waktu sebagai pilihan
yang menyembuhkan. maafkanlah masa lalu untuk bisa menciptakan
keajaiban-keajaiban, biarlah kehidupan ini mengalir apa adanya, hanya
dengan hati yang lapang, kematapan hati untuk mencipta, kemauan yang
kuat untuk berkreasi, menumbuhkan tunas harapan baru serta melukiskan
kehidupan ini dengan penuh warna-warna indah, maka tentunya pikiran akan
lebih tenang, hal yang menabjubkan akan terjadi, kini dalam ide
pemikiran akan terlahir konsep baru bahwasanya kesedihan masa lalu
bukanlah musuh penghalang untuk membelenggu tangan dalam berkreasi di
tengah kehidupan namun lebih tepanya kesedihan akan menjadi bagian
penghias kehidupan sebagai batu loncatan manapaki kehidupan penuh makna.
Sungguh
aneh kehidupan ini, banyak yang menginginkan menjadi pelukis kehidupan
yang handal, namun mereka takut terkena ceceran tinta-tinta yang
mengenai tangan mereka. Ini sebuah pertanda bahwasanya ketakutan itu
masih bersemayam di dalam hati, jika pikiran yang demikian itu masih
menghantui, maka tidak ada satu langkah pun yang akan membuat kita maju,
hanya saja ketakutan akan tetap bersemai dan melahirkan bibit-bibit
ketakutan baru. Sungguh, andai saja kita tahu banyak kemungkinan di hari
esok terjadi sebagi hasil atas apa yang telah kita lukiskan, maka
tentunya kita akan berlomba-lomba melukis segala sesuatu yang kita
harapkan akan menjadi keajaiban di masa mendatang.
Ada
sebuah ceritra menarik dari se-ekor kupu dan seorang anak. Di sebuah
taman yang luas seorang anak terlihat ceria menghabiskan waktu
senggangnya untuk bermain bersama se-ekor kupu-kupu. Ia sangat senang
sekali dengan keidahan kupu-kupu teman sepermainannya itu. Sang anak
berlari-lari mengejar kemanapun arah kupu-kupu itu terbang. Tiba-tiba
saja kupu-kupu itu hinggap di sebuah pohon yang di sana terlihat banyak
sekali ulat menempel di setiap dahannya. Entah mengapa langkah sang anak
terhenti begitu saja, ia pun mengurungkan niatnya untuk melanjutkan
waktu bermain bersama sang kupu-kupu, anak itu pun terlihat takut untuk
mendekati batang pohon tersebut karena ia memang phobia terhadap
binatang yang satu ini "Ulat", dalam keyakinan sang anak bahwasanya
ulat-ulat yang hinggap di atas dahan pohon akan memakan dan memangsanya,
oleh karena itu ia mengurungkan niatnya untuk bermain kembali bersama
kupu-kupu kesayangannya itu. Ia tidak sadar bahwasanya ulat-ulat yang
menempel tadi itu adalah sama saja halnya dengan se-ekor kupu-kupu yang
sangat ia cintainya. Namun pengetahuan sang anak belum cukup untuk
mengungkap misteri di balik itu semua.
Binatang mungil nan
elok itu memang kelihatannya sangat mengrikan, terlihat di sekujur
tubuhnya bulu-bulu yang menempel yang tentunya orang yang melihatnya
akan ketakutan. Sebagian mereka mungkin tidak akan berani mendekati
binatang mungil yang satu ini, ketakutan itulah yang membuat mereka
merasa jijik untuk mendekatinya lebih dekat lagi. Tapi kemudian seiring
perjalanan waktu yang terus bertambah, ulat itupun berubah menjadi
kepompong dan pada suatu waktu ia pun kini berubah menjadi se-ekor
binatang yang sangat indah menawan. Ia terbang melintasi tiang-tiang
cakrawala di atas langit menggunakan sayapnya yang terlihat indah nan
anggun, ukiran, corak, dan ragam warna yang indah menambah ke-elokan
rupa sang kupu-kupu.
Dari ceritra di atas, terlihat begitu
adilnya Sang Pencipta bagi setiap hambanya. Di setiap mistri kehidupan
yang ia ciptakan, ada sesuatu hikmah yang ingin ia tampakkan kepada
sekalian makhluknya. Ulat yang begitu menakutkan kini berubah menjadi
se-ekor kupu-kupu yang indah menawan. Ini suatu pertanda bahwasanya
tuhan menghedaki sesuatu yang lebih berharga bagi sekalian makhluk
ciptaannya. Itulah jalan Allah SWT untuk memberikan pelajaran bagi
setiap hamba-hambanya yang mengharapkan karunia dari Sang Pencipta Alam
semesta. Ceritra tersebut menyadarkan kita bahwasanya Semua; segala
sesuatu akan menjadi indah pada waktunya. Tuhan tidak memberikan apa
yang kita harapkan, tapi Allah SWT memberikan kita sesuatu yang kita
kita butuhkan untuk menggenapi kehidupan ini beserta segala
konskuensinya. Hanya saja waktu berpotensi menjawab segala rahasia yang
telah tuhan bentangkan di tengah kehidupan ini.
Sadarkah
kita kalau pena itu tidak lain adalah "Potensi" yaitu potensi yang sudah
melekat dalam diri kita masing-masing yang berbeda-beda satu sama lain.
Waktu adalah bagian dari sebuah peroses pemantapan potensi yang kita
miliki. Jika kita memanfaatkan potensi itu, melatihnya dengan penuh
ketekunan dan di imbangi dengan jiwa lapang, memupuknya dengan sebah
kemantapan keyakinan dari dalam hati yang di barengi kesabaran, maka
tidak mungkin tidak kita akan menjadi seorang yang professional dalam
menggenapkan kehidupan ini sebagai mana mestinya. Begitupula seorang
seniman, ia akan menciptakan sebuah maha karya yang agung jika dia
menitikberatkan padaprinsip keyakinan pada potensi diri, keluasan
pemahaman terhadap nilai-nilai profesionalisme, kesabaran dalam segala
hal yang mencakup peroses yang sedang berjalan, kelapangan jiwa untuk
menerima segala macam bentuk saran dan kritikan atas setiap pencapaian
yang telah di hasilkan, maka tentulah maha karya yang telah ia ciptakan
akan menjadi suatu cita rasa karya yang sangat di kagumi sekaligus
pioneer perubahan nilai luhur seni di masa mendatang. Ia tidak hanya di
akui oleh mereka yang hidup sezaman dengan sang maestro, namun juga akan
di akui eksistensi maha karyanya oleh mereka yang hidup di masa-masa
mendatang.
Sebagaimana nasihat seorang sahabat, "Kita
boleh kehilangan semuanya di dalam hidup ini, kita pula boleh jadi
mengalami beban yang luar biasa beratnya, tapi jangan pernah kehilangan
kesabaran dan harapan serta keyakinan yang mantap pada potensi diri yang
begitu luar biasa. Ketika iman berbenturan di tengah realitas kehidupan
ini. Cukuplah kesabaran, pengharapan dan kemantapan keyakinan pada
potensi diri sebagai anugrah tuhan menopang hidup kita, sehingga tuhan
akan selalu mengasihi jiwa kita dengan lumuran minyak kasih dan
sayang-Nya yang tidak ada bandingannya." Begitu dalam makna yang
termaktubkan di dalam nasihat tersebut. Nilai-nilai spritualitas
mendasari segala sesuatu yang menjadi pondasi dasarnya, sepantasnyalah
kekuatan Rasa percaya diri bertumbuh dan berkembang untuk menciptakan
maha karya yang agung dalam kehidupan ini. Waktu menjadikannya lebih
matang dan semakin siap untuk mendobrak kemelut pengekangan diri serta
apapun itu yang menjadikan manusia terpenjara pada kehidupan mereka
sendiri.
Jadilah sosok seorang pejuang yang memperjuangkan Potensi
Illahiah yang telah di tanamkan sang pencipta di dalam segenap jiwa,
memahami segala mistri di balik tirai Rahasia Sang Pencipta, belajarlah
bersabar untuk menantikan jawaban sang waktu yang akan menciptakan
keajaiban-keajaiban sebagai karunia Tuhan, dan lapangkanlah samudra jiwa
untuk dapat menemukan segala karunia dari Sang Pencipta. Mungkin suatu
hari nanti kita akan mampu memahami segala hal tentang kehidupan ini.
Mungkin pula suatu hari nanti kita akan berterima kasih kepada segala
peroses yang telah terurai bersama dentingan waktu yang terus berputar.
Dengan cara demikian segala misteri tidak lagi bersembunyi di balik
selimut kehidupan, sungguh ia akan menampakkan diri dalam rupa yang
anggun untuk menyambut wajah kita di hadapan Sang Pencipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar