Minggu, 27 Mei 2012

Lukislah Kehidupan anda sendiri sesuai dengan Pencitraan Hati ANDA

Lukislah Kehidupan anda sendiri sesuai dengan Pencitraan Hati ANDA!

Tahukah Anda, Ternyata semua kita Telah diciptakan Oleh Tuhan Yang Maha Esa bersamaan dengan pena yang melekat di tangan kita masing-masing. Kita di ciptakan oleh tuhan ibarat seorang seniman yang handal. Kita boleh saja melukis apa saja yang kita kehendaki sebagai pilihan bebas dari diri kita masing-masing. Memberikan corak warna, mencitrakan pola-pola lukisan tertentu, memberikan bentuk dan ciri khas atas apa yang sedang kita lukis, semua itu merupakan sebuah pilihan hati untuk menentukan kesesuaian dan keserasian. Walaupun kita bukanlah seorang seniman; pelukis yang handal, lukislah oleh kita sebuah lukisan yang menarik sesuai ukiran bahasa hati dan berikan pula warna yang indah menawan untuk membuat lukisan kehidupan ini menjadi lebih baik. Jika kita telah mampu menampilkan sebuah lukisan yang indah, maka hal itu tidak lain sebagai bentuk dan model yang di manifestasikan oleh bahasa hati. Demikian pula sebaliknya, jika hati mencitrakan hal-hal buruk terhadap kehidupan ini, maka seyogyanyalah lukisan kehidupan yang telah rampung menampilkan pola yang buruk.

Kecemerlangan keidahan tutur kata pun demikian ibaratnya sebagai pengandaian yang cocok untuk menggambarkan pola kehidupan, kita adalah sebagai sosok seorang ahli tata bahasa dan ataupun sebagai sosok seorang penyair handal. Apa pun yang telah kita bahasakan merupakan hasil dari bahasa hati yang teraktualisasikan di tengah kehidupan ini. Jika pesan nasihat bernuansakan bahasa kasih sayang tertuturkan dari alunan lenturnya sapaan lidah ini, maka bait-bait yang terdengar di telinga siapapun akan merasakan sentuhan keidahan di dalamnya karena memang mengandung kata-kata hikmah yang mampu memberikan kehangatan bagi jiwa yang selalu merindukan belaian indah wahyu-wahyu tuhan. Bukankah dari seuntai kata terlahirlah bait-bait makna yang mampu menggugah semua pendengar yang meresapi makna yang tersimpan di balik tirai-tirai pesan suci??? Sungguh benar adanya jika tuhan mengharapkan kita melakukan suatu kebajikan maka kita harus memulai untuk berlaku baik kepada diri kita sendiri terlebih dahulu. Memulai hal-hal yang baru tidaklah menggantungkan diri kepada waktu yang terus berlalu.

Waktu hanyalah sebagai bagian untuk pencapaian-pencapaian di atas kanvas kehidupan ini. Banyak orang meyakini hanyalah waktu yang mampu membuat mereka akan bangkit kembali, namun pada kenyataannya mereka hanya berpangku tangan tanpa melakukan apa-apa untuk menciptakan kebebasan mereka dalam berkereasi ataupun membebaskan diri dari belenggu pengekangan dan penyangkalan serta ketidak bahagiaan. Hingga pada akhirnya kesedihan itu tak jua kunjung menghilang, sikap pasif kini telah menjadi bagian dari keperibadian, dan endingnya adalah penyesalan atas kekecewaan dan kini menjadi sebuah titik focus penyangkalan yang tak berujung. Bukanlah waktu yang membuat kesembuhan itu kan hadir membawa obat untuk luka yang mendalam, namun hanya hati yang mampu menjadikan waktu sebagai pilihan yang menyembuhkan. maafkanlah masa lalu untuk bisa menciptakan keajaiban-keajaiban, biarlah kehidupan ini mengalir apa adanya, hanya dengan hati yang lapang, kematapan hati untuk mencipta, kemauan yang kuat untuk berkreasi, menumbuhkan tunas harapan baru serta melukiskan kehidupan ini dengan penuh warna-warna indah, maka tentunya pikiran akan lebih tenang, hal yang menabjubkan akan terjadi, kini dalam ide pemikiran akan terlahir konsep baru bahwasanya kesedihan masa lalu bukanlah musuh penghalang untuk membelenggu tangan dalam berkreasi di tengah kehidupan namun lebih tepanya kesedihan akan menjadi bagian penghias kehidupan sebagai batu loncatan manapaki kehidupan penuh makna.

Sungguh aneh kehidupan ini, banyak yang menginginkan menjadi pelukis kehidupan yang handal, namun mereka takut terkena ceceran tinta-tinta yang mengenai tangan mereka. Ini sebuah pertanda bahwasanya ketakutan itu masih bersemayam di dalam hati, jika pikiran yang demikian itu masih menghantui, maka tidak ada satu langkah pun yang akan membuat kita maju, hanya saja ketakutan akan tetap bersemai dan melahirkan bibit-bibit ketakutan baru. Sungguh, andai saja kita tahu banyak kemungkinan di hari esok terjadi sebagi hasil atas apa yang telah kita lukiskan, maka tentunya kita akan berlomba-lomba melukis segala sesuatu yang kita harapkan akan menjadi keajaiban di masa mendatang.

Ada sebuah ceritra menarik dari se-ekor kupu dan seorang anak. Di sebuah taman yang luas seorang anak terlihat ceria menghabiskan waktu senggangnya untuk bermain bersama se-ekor kupu-kupu. Ia sangat senang sekali dengan keidahan kupu-kupu teman sepermainannya itu. Sang anak berlari-lari mengejar kemanapun arah kupu-kupu itu terbang. Tiba-tiba saja kupu-kupu itu hinggap di sebuah pohon yang di sana terlihat banyak sekali ulat menempel di setiap dahannya. Entah mengapa langkah sang anak terhenti begitu saja, ia pun mengurungkan niatnya untuk melanjutkan waktu bermain bersama sang kupu-kupu, anak itu pun terlihat takut untuk mendekati batang pohon tersebut karena ia memang phobia terhadap binatang yang satu ini "Ulat", dalam keyakinan sang anak bahwasanya ulat-ulat yang hinggap di atas dahan pohon akan memakan dan memangsanya, oleh karena itu ia mengurungkan niatnya untuk bermain kembali bersama kupu-kupu kesayangannya itu. Ia tidak sadar bahwasanya ulat-ulat yang menempel tadi itu adalah sama saja halnya dengan se-ekor kupu-kupu yang sangat ia cintainya. Namun pengetahuan sang anak belum cukup untuk mengungkap misteri di balik itu semua.

Binatang mungil nan elok itu memang kelihatannya sangat mengrikan, terlihat di sekujur tubuhnya bulu-bulu yang menempel yang tentunya orang yang melihatnya akan ketakutan. Sebagian mereka mungkin tidak akan berani mendekati binatang mungil yang satu ini, ketakutan itulah yang membuat mereka merasa jijik untuk mendekatinya lebih dekat lagi. Tapi kemudian seiring perjalanan waktu yang terus bertambah, ulat itupun berubah menjadi kepompong dan pada suatu waktu ia pun kini berubah menjadi se-ekor binatang yang sangat indah menawan. Ia terbang melintasi tiang-tiang cakrawala di atas langit menggunakan sayapnya yang terlihat indah nan anggun, ukiran, corak, dan ragam warna yang indah menambah ke-elokan rupa sang kupu-kupu.

Dari ceritra di atas, terlihat begitu adilnya Sang Pencipta bagi setiap hambanya. Di setiap mistri kehidupan yang ia ciptakan, ada sesuatu hikmah yang ingin ia tampakkan kepada sekalian makhluknya. Ulat yang begitu menakutkan kini berubah menjadi se-ekor kupu-kupu yang indah menawan. Ini suatu pertanda bahwasanya tuhan menghedaki sesuatu yang lebih berharga bagi sekalian makhluk ciptaannya. Itulah jalan Allah SWT untuk memberikan pelajaran bagi setiap hamba-hambanya yang mengharapkan karunia dari Sang Pencipta Alam semesta. Ceritra tersebut menyadarkan kita bahwasanya Semua; segala sesuatu akan menjadi indah pada waktunya. Tuhan tidak memberikan apa yang kita harapkan, tapi Allah SWT memberikan kita sesuatu yang kita kita butuhkan untuk menggenapi kehidupan ini beserta segala konskuensinya. Hanya saja waktu berpotensi menjawab segala rahasia yang telah tuhan bentangkan di tengah kehidupan ini.

Sadarkah kita kalau pena itu tidak lain adalah "Potensi" yaitu potensi yang sudah melekat dalam diri kita masing-masing yang berbeda-beda satu sama lain. Waktu adalah bagian dari sebuah peroses pemantapan potensi yang kita miliki. Jika kita memanfaatkan potensi itu, melatihnya dengan penuh ketekunan dan di imbangi dengan jiwa lapang, memupuknya dengan sebah kemantapan keyakinan dari dalam hati yang di barengi kesabaran, maka tidak mungkin tidak kita akan menjadi seorang yang professional dalam menggenapkan kehidupan ini sebagai mana mestinya. Begitupula seorang seniman, ia akan menciptakan sebuah maha karya yang agung jika dia menitikberatkan padaprinsip keyakinan pada potensi diri, keluasan pemahaman terhadap nilai-nilai profesionalisme, kesabaran dalam segala hal yang mencakup peroses yang sedang berjalan, kelapangan jiwa untuk menerima segala macam bentuk saran dan kritikan atas setiap pencapaian yang telah di hasilkan, maka tentulah maha karya yang telah ia ciptakan akan menjadi suatu cita rasa karya yang sangat di kagumi sekaligus pioneer perubahan nilai luhur seni di masa mendatang. Ia tidak hanya di akui oleh mereka yang hidup sezaman dengan sang maestro, namun juga akan di akui eksistensi maha karyanya oleh mereka yang hidup di masa-masa mendatang.

Sebagaimana nasihat seorang sahabat, "Kita boleh kehilangan semuanya di dalam hidup ini, kita pula boleh jadi mengalami beban yang luar biasa beratnya, tapi jangan pernah kehilangan kesabaran dan harapan serta keyakinan yang mantap pada potensi diri yang begitu luar biasa. Ketika iman berbenturan di tengah realitas kehidupan ini. Cukuplah kesabaran, pengharapan dan kemantapan keyakinan pada potensi diri sebagai anugrah tuhan menopang hidup kita, sehingga tuhan akan selalu mengasihi jiwa kita dengan lumuran minyak kasih dan sayang-Nya yang tidak ada bandingannya." Begitu dalam makna yang termaktubkan di dalam nasihat tersebut. Nilai-nilai spritualitas mendasari segala sesuatu yang menjadi pondasi dasarnya, sepantasnyalah kekuatan Rasa percaya diri bertumbuh dan berkembang untuk menciptakan maha karya yang agung dalam kehidupan ini. Waktu menjadikannya lebih matang dan semakin siap untuk mendobrak kemelut pengekangan diri serta apapun itu yang menjadikan manusia terpenjara pada kehidupan mereka sendiri.

Jadilah sosok seorang pejuang yang memperjuangkan Potensi Illahiah yang telah di tanamkan sang pencipta di dalam segenap jiwa, memahami segala mistri di balik tirai Rahasia Sang Pencipta, belajarlah bersabar untuk menantikan jawaban sang waktu yang akan menciptakan keajaiban-keajaiban sebagai karunia Tuhan, dan lapangkanlah samudra jiwa untuk dapat menemukan segala karunia dari Sang Pencipta. Mungkin suatu hari nanti kita akan mampu memahami segala hal tentang kehidupan ini. Mungkin pula suatu hari nanti kita akan berterima kasih kepada segala peroses yang telah terurai bersama dentingan waktu yang terus berputar. Dengan cara demikian segala misteri tidak lagi bersembunyi di balik selimut kehidupan, sungguh ia akan menampakkan diri dalam rupa yang anggun untuk menyambut wajah kita di hadapan Sang Pencipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar