Seni Meminta Maaf
Kata maaf itu sangat mahal dan tidak semua
orang dengan mudah mengucapkannya, apalagi ada gengsi di dalam hati,
tentu mengucapkan kata maaf seolah-olah menjadi sesuatu yang tidak
mungkin untuk di lakukan. Didalam Keseharian kita tentunya banyak sekali
sesuatu ucapan atau perbuatan yang telah kita torehkan yang mungkin
kesemuanya itu membekas dan menyakitkan hati orang lain. Bahkan
terkadang tidak kita sadari apa yang kita lakukan ternyata membuat hati
orang yang kita cintai menjadi kesal dengan perlakuan atau sikap kita.
Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk meminta maaf kepada orang lain
yang mungkin telah tersakiti dengan sikap kita atau sebaliknya kita
telah tersakiti dengan sikap dan perlakuan mereka. Hal yang paling utama
dan paling agung adalah meminta maaf pada siapapun orang yang telah
menyakitkan hati kita atau kita yang lebih dahulu menyakitkan hati
mereka.
Meminta maaf bukanlah hal yang mudah bukan pula
sesuatu hal yang sangat sulit untuk di lakukan. Bukankah Allah Sang
Pencipta alam semesta adalah Tuhan yang Pemaaf, Penyayang dan penuh
dengan cinta kasih??? Jika kita sadari sifat Kuasa Tuhan yang demikian
itu, selayaknyalah hati kita kan terdorong untuk mensifati dan mencontoh
sifat tuhan Yang Maha Bijaksana. Dengan cara demikian, orang yang ada
di sekeliling kita akan merasa nyaman dan tenteram untuk hidup dan
berdampingan dengan kita.
Begitupula dengan Memberi maaf, Terlihat
sangat sederhana, tapi banyak di antara kita yang sulit sekali
memberikan maaf yang tulus ketika hati kita pernah di sadari. Rasa
gengsi dan permusuhan yang menjadi faktor utama sebagai penghambat untuk
memaafkan orang lain yang pernah menyakitkan hati kita. Andai saja kita
sadari hikmah di balik rasa kasih, sayang dan memaafkan dengan penuh
ketusan tanpa memendam sedikit kebenciapun di hati, tentu kita akan
sangat mudah sekali untuk memaafkan orang lain.
Menyimpan
sedikit kebencian sama artinya dengan menanam kebencian yang sangat
besar. Kenapa demikian? Kebencian yang sedikit akan terus tumbuh di
dalam hati, dan suatu saat akan menjadi besar dan akan menyelimuti
seluruh bagian dalam hati dan pada akhirnya kita akan hidup penuh dengan
kebencian. Jika kebencian telah bersarang dalam hati, apapun yang orang
lain lakukan dan ucapkan walau itu adalah hal positif maka kita
tentunya kita mengasumsikannya menjadi sesuatu hal yang negatif. Kita
akan menjadi pribadi paranoid dan menjadi seorang yang sakit, walau pada
kenyataannya kita adalah orang yang sehat secara biologis. Perlu kita
ketahui bersama, tubuh kita bukanlah bangunan yang terdiri dari satu
bagian saja, tubuh kita sangat kompleks dan terdiri dari beragam unsur
yang membentuknya, seperti; Pikiran, Perasaaan, Biologis dan Spritual.
Jangan
menambah beban dalam hidup ini, Penyakit hati tidak untuk di budi
dayakan, tetapi untuk di hilangkan sejauh mungkin. Hidup yang bahagia
adalah kehidupan yang penuh dengan hal yang positif, Merubah sakit
menjadi sehat, dan belajar untuk menjadi sempurna walau pada
kenyataannya tidak ada Manusia yang sempurna. Kesempurnaan akan menjadi
milik kita jika kita mampu merubah ketidak sempurnaan menjadi sesuatu
yang sempurna. Begitulah gambaran simfoni kehidupan, mengajarkan kita
arti dan makna terdalam dari sebuah kebijaksanaan hidup. Membimbing kita
pada jalan tuhan yang penuh dengan cahaya kebahagiaan dan penuh dengan
aroma kasih sayang, terhiasi wewangian cinta. Tenttu semua kita sangat
mendambakan kehidupan demikian.
Di tengah pergulatan kita
dengan diri kita dan lingkungan, kita tidak terlepas dari sebuah pola
yang mungkin sulit untuk kita realisasikan. Sudah saatnyalah kita
menjadikan kesulitan sebagai awal perjalanan kita untuk menempuh
kemudahan. Bagaimana caranya/ metode yang tepat untuk bisa meminta maaf?
Pertanyaan yang sangat cerdas sekali. Kita kembali pada pembahasan di
atas untuk meyakinkan kita pada esensi dan hikmah yang tersimpan di
balik maaf dan memaafkan. Semua itu adalah sifat Tuhan dan keyakinan
dasar inilah yang akan menuntun kita sekaligus sebagai ilham untuk bisa
membebaskan diri dari bencana permusuhan.
Meminta maaf
tentu butuh cara yang tepat dan waktu yang tepat. Meminta maaf punya
seni sendiri untuk melukis, memberikan warna, dan menampilkan perasaan
emosi pada orang lain. Ada tips-tips menarik yang bisa kita upayakan
agar orang lain mau memaafkan kita dan tentunya kita juga mau memaafkan
orang lain.
1.Pilihlah waktu dan suasana yang tepat.
Meminta
maaf tentu butuh waktu dan suasana serta kondisi yang tepat untuk
mengungkapkannya pada orang lain, tidak serta merta kit akan meminta
maaf pada saat emosi orang yang bersangkutan dalam kondisi labil.
Sebaiknya kita tidak perlu tergesa-gesa, yang pantas kita lakukan adalah
menata hati untuk tidak terbawa amarah dan tersulut oleh ungkapan orang
lain. Alangkah baiknya kita mendamaikan hati terlebih dahulu sebelum
mendamaikan diri dengan orang lain. Pemilihan waktu dan suasana yang
tepat sangat membantu untuk bisa menyelesaikan masalah.
2.Gunakanlah bahasa verbal dan non verbal
Bahasa
lisan, tulisan dan ataupun bahasa tubuh merupakan gambaran dari
keperibadian diri seseorang. Bahasa verbal dan non verbal sangat efektif
untuk membantu kita keluar dari masalah konflik personal. Sebaiknya
dalam meminta maaf, gunakanlah bahasa yang lembut dan bahasa tubuh yang
sesuai dengan kondisi saat itu, yakinkan dengan repetisi-pengulangan
kata dan bahasa tubuh yang benar-benar tulus dari dalam hati. Jika hati
kita sudah benar-benar yakin dan tulus untuk meminta maaf, maka vibrasi
bahasa yang tidak anda sadari akan bekerja pada orang yang bersangkutan.
Bahasa energi kuanta akan sangat membantu untuk menyampaikan pesan
batin yang sedang anda simpan di dalam hati. Oleh karena itu berdailah
dengan hati sejenak sebelum meminta maaf pada orang lain.
3.Berikan penjelasan yang tepat.
Apa
yang akan kita sampaikan tentu sedikit tidak akan terekam pada lawan
bicara atau orang lain. Oleh karena itu berikanlah penjelasan yang
sesuai dengan duduk masalah. Penjelasan yang bijak sangat mendukung
untuk bisa mengkelarifikasi semua problem yang sedang terjadi. Sesuikan
penjelasan yang akan anda sampaikan dengan kondisi relita. Jangan
menambah penjelasan yang sekiranya menurut anda menjadi beban, dengan
cara demikian penjelasan yang kita sampaikan benar-benar meyakinkan pada
orang lain.
4. Sadari kesalahan dengan sepenuh hati.
Rela
mengakui kesalahan dan mau bertanggung jawab. Mulailah dengan ucapan
tulus, dan langsung pada permasalahan. Ini membuat orang yang terluka
akan mau menerima dan memaafkan kesalahan yang telah kita perbuat.
Setelah mengaku kesalahan, beri penjelasan pada orang yang telah kita
sakiti. Yakinkan pada diri sendiri untuk tidak bermaksud buruk sampaikan
pesan tersebut pada orang yang bersangkutan. Langsung minta maaf
menunjukkan keseriusan kamu.
5.Berdamai dengan hati dan yakinkan pada Illahi
Hal
yang paling pokok adalah keyakinan kita untuk mau memafkan diri sendiri
dengan ketulusan yang sejatinya akan membuat kita lebih baik dan mau
belajar dari realitas kehidupan yang telah tuhan bentangkan untuk kita.
Bumi ini adalah instrument kehidupan untuk kita jadikan sebagai peroses
pembelajaran. Hal pokok adalah meyakinkan diri pada Kuasa Tuhan yang
maha pemaaf. Janganlah memperpanjang masalah dengan cara bodoh seperti
bahasa perasaan yang keliru seperti misalnya “dia mungkin tidak akan
memaafkan aku”, atau barangkali dengan pikiran negatif yang menghantui
seperti “dia sudah tidak mau lagi bersamaku”. Buanglah semua pikiran dan
perasaan negatif tersebut, apapun bentuknya. Ingat, kita semua hidup
untuk belajar, semua yang kita lakukan adalah sebuah peroses, salah dan
benar tidak di tentukan oleh penilain manusia, tetapi semua itu kembali
kepada sang pencipta. Sebuah kesalahan akan menajadi indah jika kita
sadari untuk mau belajar dari kesalahan.
Jika kita sudah
melakukan apa yang memang seharusnya kita lakukan sebagai usaha untuk
meminta maaf dengan penuh ketulusan pada orang lain, jangan lagi
memikirkan sudut pandang yang negatif dari sisi yang berbeda. Biarkanlah
semua itu menjadi penilaian yang Maha Kuasa, asalkan kita sudah
berusaha semaksimal mungkin untuk meminta maaf pada orang lain, jangan
lagi menyakiti hati diri sendiri. Kita adalah aset untuk masa depan diri
sendiri, tidak sepantasnya kita menapikan diri kita hanya dengan
perlakuan kita yang tidak adil pada diri sendiri. Allah Maha Memaafkan.
Yakinlah pada Sifat tersebut, Allah akan memberikan solusi yang tepat
untuk kita tanpa kita sadari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar