Minggu, 27 Mei 2012

Seni Minta Maaf (Tips-tips Mendamaikan diri dan orang lain)

Seni Meminta Maaf

Kata maaf itu sangat mahal dan tidak semua orang dengan mudah mengucapkannya, apalagi ada gengsi di dalam hati, tentu mengucapkan kata maaf seolah-olah menjadi sesuatu yang tidak mungkin untuk di lakukan. Didalam Keseharian kita tentunya banyak sekali sesuatu ucapan atau perbuatan yang telah kita torehkan yang mungkin kesemuanya itu membekas dan menyakitkan hati orang lain. Bahkan terkadang tidak kita sadari apa yang kita lakukan ternyata membuat hati orang yang kita cintai menjadi kesal dengan perlakuan atau sikap kita. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk meminta maaf kepada orang lain yang mungkin telah tersakiti dengan sikap kita atau sebaliknya kita telah tersakiti dengan sikap dan perlakuan mereka. Hal yang paling utama dan paling agung adalah meminta maaf pada siapapun orang yang telah menyakitkan hati kita atau kita yang lebih dahulu menyakitkan hati mereka.

Meminta maaf bukanlah hal yang mudah bukan pula sesuatu hal yang sangat sulit untuk di lakukan. Bukankah Allah Sang Pencipta alam semesta adalah Tuhan yang Pemaaf, Penyayang dan penuh dengan cinta kasih??? Jika kita sadari sifat Kuasa Tuhan yang demikian itu, selayaknyalah hati kita kan terdorong untuk mensifati dan mencontoh sifat tuhan Yang Maha Bijaksana. Dengan cara demikian, orang yang ada di sekeliling kita akan merasa nyaman dan tenteram untuk hidup dan berdampingan dengan kita.
Begitupula dengan Memberi maaf, Terlihat sangat sederhana, tapi banyak di antara kita yang sulit sekali memberikan maaf yang tulus ketika hati kita pernah di sadari. Rasa gengsi dan permusuhan yang menjadi faktor utama sebagai penghambat untuk memaafkan orang lain yang pernah menyakitkan hati kita. Andai saja kita sadari hikmah di balik rasa kasih, sayang dan memaafkan dengan penuh ketusan tanpa memendam sedikit kebenciapun di hati, tentu kita akan sangat mudah sekali untuk memaafkan orang lain.

Menyimpan sedikit kebencian sama artinya dengan menanam kebencian yang sangat besar. Kenapa demikian? Kebencian yang sedikit akan terus tumbuh di dalam hati, dan suatu saat akan menjadi besar dan akan menyelimuti seluruh bagian dalam hati dan pada akhirnya kita akan hidup penuh dengan kebencian. Jika kebencian telah bersarang dalam hati, apapun yang orang lain lakukan dan ucapkan walau itu adalah hal positif maka kita tentunya kita mengasumsikannya menjadi sesuatu hal yang negatif. Kita akan menjadi pribadi paranoid dan menjadi seorang yang sakit, walau pada kenyataannya kita adalah orang yang sehat secara biologis. Perlu kita ketahui bersama, tubuh kita bukanlah bangunan yang terdiri dari satu bagian saja, tubuh kita sangat kompleks dan terdiri dari beragam unsur yang membentuknya, seperti; Pikiran, Perasaaan, Biologis dan Spritual.

Jangan menambah beban dalam hidup ini, Penyakit hati tidak untuk di budi dayakan, tetapi untuk di hilangkan sejauh mungkin. Hidup yang bahagia adalah kehidupan yang penuh dengan hal yang positif, Merubah sakit menjadi sehat, dan belajar untuk menjadi sempurna walau pada kenyataannya tidak ada Manusia yang sempurna. Kesempurnaan akan menjadi milik kita jika kita mampu merubah ketidak sempurnaan menjadi sesuatu yang sempurna. Begitulah gambaran simfoni kehidupan, mengajarkan kita arti dan makna terdalam dari sebuah kebijaksanaan hidup. Membimbing kita pada jalan tuhan yang penuh dengan cahaya kebahagiaan dan penuh dengan aroma kasih sayang, terhiasi wewangian cinta. Tenttu semua kita sangat mendambakan kehidupan demikian.

Di tengah pergulatan kita dengan diri kita dan lingkungan, kita tidak terlepas dari sebuah pola yang mungkin sulit untuk kita realisasikan. Sudah saatnyalah kita menjadikan kesulitan sebagai awal perjalanan kita untuk menempuh kemudahan. Bagaimana caranya/ metode yang tepat untuk bisa meminta maaf? Pertanyaan yang sangat cerdas sekali. Kita kembali pada pembahasan di atas untuk meyakinkan kita pada esensi dan hikmah yang tersimpan di balik maaf dan memaafkan. Semua itu adalah sifat Tuhan dan keyakinan dasar inilah yang akan menuntun kita sekaligus sebagai ilham untuk bisa membebaskan diri dari bencana permusuhan.

Meminta maaf tentu butuh cara yang tepat dan waktu yang tepat. Meminta maaf punya seni sendiri untuk melukis, memberikan warna, dan menampilkan perasaan emosi pada orang lain. Ada tips-tips menarik yang bisa kita upayakan agar orang lain mau memaafkan kita dan tentunya kita juga mau memaafkan orang lain.

1.Pilihlah waktu dan suasana yang tepat.
Meminta maaf tentu butuh waktu dan suasana serta kondisi yang tepat untuk mengungkapkannya pada orang lain, tidak serta merta kit akan meminta maaf pada saat emosi orang yang bersangkutan dalam kondisi labil. Sebaiknya kita tidak perlu tergesa-gesa, yang pantas kita lakukan adalah menata hati untuk tidak terbawa amarah dan tersulut oleh ungkapan orang lain. Alangkah baiknya kita mendamaikan hati terlebih dahulu sebelum mendamaikan diri dengan orang lain. Pemilihan waktu dan suasana yang tepat sangat membantu untuk bisa menyelesaikan masalah.

2.Gunakanlah bahasa verbal dan non verbal
Bahasa lisan, tulisan dan ataupun bahasa tubuh merupakan gambaran dari keperibadian diri seseorang. Bahasa verbal dan non verbal sangat efektif untuk membantu kita keluar dari masalah konflik personal. Sebaiknya dalam meminta maaf, gunakanlah bahasa yang lembut dan bahasa tubuh yang sesuai dengan kondisi saat itu, yakinkan dengan repetisi-pengulangan kata dan bahasa tubuh yang benar-benar tulus dari dalam hati. Jika hati kita sudah benar-benar yakin dan tulus untuk meminta maaf, maka vibrasi bahasa yang tidak anda sadari akan bekerja pada orang yang bersangkutan. Bahasa energi kuanta akan sangat membantu untuk menyampaikan pesan batin yang sedang anda simpan di dalam hati. Oleh karena itu berdailah dengan hati sejenak sebelum meminta maaf pada orang lain.

3.Berikan penjelasan yang tepat.
Apa yang akan kita sampaikan tentu sedikit tidak akan terekam pada lawan bicara atau orang lain. Oleh karena itu berikanlah penjelasan yang sesuai dengan duduk masalah. Penjelasan yang bijak sangat mendukung untuk bisa mengkelarifikasi semua problem yang sedang terjadi. Sesuikan penjelasan yang akan anda sampaikan dengan kondisi relita. Jangan menambah penjelasan yang sekiranya menurut anda menjadi beban, dengan cara demikian penjelasan yang kita sampaikan benar-benar meyakinkan pada orang lain.


4. Sadari kesalahan dengan sepenuh hati.
Rela mengakui kesalahan dan mau bertanggung jawab. Mulailah dengan ucapan tulus, dan langsung pada permasalahan. Ini membuat orang yang terluka akan mau menerima dan memaafkan kesalahan yang telah kita perbuat. Setelah mengaku kesalahan, beri penjelasan pada orang yang telah kita sakiti. Yakinkan pada diri sendiri untuk tidak bermaksud buruk sampaikan pesan tersebut pada orang yang bersangkutan. Langsung minta maaf menunjukkan keseriusan kamu.

5.Berdamai dengan hati dan yakinkan pada Illahi
Hal yang paling pokok adalah keyakinan kita untuk mau memafkan diri sendiri dengan ketulusan yang sejatinya akan membuat kita lebih baik dan mau belajar dari realitas kehidupan yang telah tuhan bentangkan untuk kita. Bumi ini adalah instrument kehidupan untuk kita jadikan sebagai peroses pembelajaran. Hal pokok adalah meyakinkan diri pada Kuasa Tuhan yang maha pemaaf. Janganlah memperpanjang masalah dengan cara bodoh seperti bahasa perasaan yang keliru seperti misalnya “dia mungkin tidak akan memaafkan aku”, atau barangkali dengan pikiran negatif yang menghantui seperti “dia sudah tidak mau lagi bersamaku”. Buanglah semua pikiran dan perasaan negatif tersebut, apapun bentuknya. Ingat, kita semua hidup untuk belajar, semua yang kita lakukan adalah sebuah peroses, salah dan benar tidak di tentukan oleh penilain manusia, tetapi semua itu kembali kepada sang pencipta. Sebuah kesalahan akan menajadi indah jika kita sadari untuk mau belajar dari kesalahan.

Jika kita sudah melakukan apa yang memang seharusnya kita lakukan sebagai usaha untuk meminta maaf dengan penuh ketulusan pada orang lain, jangan lagi memikirkan sudut pandang yang negatif dari sisi yang berbeda. Biarkanlah semua itu menjadi penilaian yang Maha Kuasa, asalkan kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk meminta maaf pada orang lain, jangan lagi menyakiti hati diri sendiri. Kita adalah aset untuk masa depan diri sendiri, tidak sepantasnya kita menapikan diri kita hanya dengan perlakuan kita yang tidak adil pada diri sendiri. Allah Maha Memaafkan. Yakinlah pada Sifat tersebut, Allah akan memberikan solusi yang tepat untuk kita tanpa kita sadari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar