Rabu, 23 Mei 2012

SAHABAT!! Kurindu Masa lalu disaat bersamaMu

Jika kita mengingat kembali masa lalu kita dengan sahabat dekat dengan segala kenangan yang pernah tertorehkan diatas kanvas kehidupan ini, barangkali kita akan merasakan kehidupan yang sangat luar biasa yang pernah Tuhan berikan dalam kehidupan ini; berbagi bersama, canda tawa bersama dan beragam cita rasa kebahagiaan lainnya yang terbingkaikan dalam kebersamaan didalam sebuah jalinan persahabatan. Namun jika kita mengingat kembali konflik yang pernah muncul ditengah ikatan persahabatan yang sudah terjalin sejak dahulunya, mungkin saja rasa kekecewaan akan terus berkecamuk didalam diri masing-masing hingga membuat kita begitu enggan untuk memberikan sapaan atau hanya sekedar senyuman kepada sosok seorang sahabat yang pernah menguatkan langkah kaki kita ditengah kehidupan, apalagi memberikan pemaafan, rasa-rasanya sulit untuk kita realisasikan ditengah kehidupan ini suatu waktu rasa dendam telah menggerogoti akal dan pikiran.

Kita merasa bahwa sikap acuh tak acuk (cuek_bebek) adalah pantas untuk sahabat yang pernah menorehkan luka didalam tungku jiwa ini sebagai suatu balasan yang layak hingga membuat rasa ketidak percayaan telah menjadikan jalinan persahabatan pupus ditengah jalan. Tentu saja penghakiman terhadap kesalahan dan memandang kesalahan itu terletak pada pribadi perorangan membuat kita tidak mau lagi menjalin sebuah ikatan atau berkomunikasi atau lebih dari itu; sikap acuh tak acuh adalah pilihan yang layak untuk menjadi sahabat. Benarkah demikian?. Seolah kita menilai bahwa kesalahan yang pernah ada itu sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sosok seorang sahabat. Inilah mengapa kita merasa gengsi untuk bisa menjalin komunikasi secara positif terhadap orang lain; sahabat, diwaktu yang lain ketika mengingat kesalahan yang pernah diperbuatnya. Dalam kenyataannya akan tergaris pola demikian; Yang satunya merasa gengsi untuk memberikan maaf dan yang satunya lagi akan sangat merasa malu dengan kesalahan yang pernah diperbuat. Padahal kesalahan bukanlah suatu penghakiman dalam hidup bahwa sepenuhnya kesalahan mengubah citra untuk bisa menjadi manusia yang layak dinobatkan sebagai seorang pemenang, bukan sebagai seorang pecundang. Bukankah kita akan menjadi manusia yang jauh lebih baik dihari-hari sebelumnya ketika kita menyadari kesalahan yang ada lantas mengubahnya menjadi suatu cemeti (motifasi dalam diri) untuk berubah secara positif?

Orang berbuat salah bukan berarti selamanya ia berkubang dalam kesalahan, yang perlu diperbaiki adalah bagaimana kita memandang suatu kesalahan itu sebagai suatu peroses yang pernah terjadi dalam hidup seseorang dan bukan individu yang bersalah itu adalah salah karena satu atau dua kesalahan. Kesalahan bukanlah inti dari kehidupan, namun sesungguhnya kesalahan itu adalah bagian dari sebuah peroses yang suatu saat bisa berubah-ubah tergantung bagaimana kita mengubah sudut pandang kita dalam menapaki jalan setapak kehidupan ini. Semestinyalah untuk mengubah sudut pandang untuk tidak saling menghakimi dalam sudut pandang saling menyalahkan satu sama lain.

Jangan-jangan sahabat yang kita kenal telah sepenuhnya menyadari kesalahannya itu lantas mengubah sikap menjadi seorang yang lebih positif dimasa mendatang? Kita tidak pernah tahu kapan Allah mengubah seseorang menjadi lebih baik disetiap harinya, yang kita tahu bahwa Allah selalu mengajarkan kita bagaimana untuk memberikan hal-hal positif kepada orang lain seperti misalnya sikap untuk saling memaafkan, saling mengerti dan menghargai, menasihati, memberikan motifasi, petuah bijak dan lain sebagainya. Yang terjadi dalam realitas hidup ini adalah Seringkalinya kita menilai orang telah berbuat salah hingga kita merasa enggan untuk memberikan senyuman atau hanya sekedar sapaan, rasa gengsi telah menutup hati untuk menilai sahabat sebagai seorang yang pantas untuk kita bisa berbagi dan mencitrakan diri secara positif satu sama lain.

Jika saja hanya karena sesuatu yang remeh dan sepele; kesalahan kecil misalnya telah menapikan/ meniadakan jalinan persahabatan yang pernah ada, mengapa harus mengorbankan sesuatu yang lebih bermakna? atau mungkin sebaiknya kita bertanya pada diri sendiri; mengapa harus ada jalainan persahabatan jika hidup ini akan lebih indah jika dijalanai dalam kesendirian. Masa iya??? Apakah layak untuk saling menjatuhkan satu sama lain lantaran suatu kesalahan atau masalah sepele hingga mengaburkan jalinan persahabatan yang pernah ada Kabut apa yang sesungguhnya sedang menutupi akan pikiran hingga membuat kita tidak lagi melihat dengan terang apa yang sesungguhnya sedang terbentangkan dipentas kehidupan didepan sana.

Inilah mengapa Tuhan menanamkan sikap kasih dalam diri agar kita bisa saling melihat diri satu sama lain sebelum memandang terhadap kehidupan orang lain agar kita tidak lagi menghakimi dalam penghakiman yang tidak sepantasnya diberikan kepada orang lain; sahabat. Boleh saja orang lain pernah melakukan satu atau dua kesalahan namun bukan berarti kesalahan itu dinobatkan kepada orang tersebut, lantaran kesalahan itulah kita menstigmakan orang tersebut sepenuhnya salah dan tetap berkubang dalam kesalahan. Layakkah kita mengunci mati seorang sahabat dalam peti kesalahan yang membuatnya terkurung tak berdaya didalamnya hingga tak ada kesempatan baginya dalam kehidupan ini untuk bisa memandangnya secara positif hingga memberikannya suatu kesempatan untuk menilai diri dan mencitrakan diri secara positif dihari esok atau entah kapanpun itu?

Aaaah, sahabat itu gak begitu berarti, yang penting hidup ini sudah cukup untuk dinikmati sendiri? Aaaah, mengapa harus memberikan maaf kepadanya. Gak banget kaleee! Hari gini masih mementingkan sahabat, Rugi bangeeet tuch!!! Aaaah, Ngapain membela sahabat yang tidak pernah memberikan pembelaan yang layak. Ooooh mustahil banget dech! Coba saja renungkan apa yang sesungguhnya membuat kalimat-kalimat diatas itu muncul didalam pikiran kita saat ini hingga kita telah lari dari jalinan persahabatan yang pernah terjalin indah sebelumnya. Atau jangan-jangan kita merindukan hidup sendiri dengan beragam kenikmatan untuk bisa dinikmati tanpa campur tangan orang lain. Jika saja pikiran demikian masih terlintas dalam diri, layak jika tuhan nantinya menempatkan kita dalam kesendirian yang tak pernah berujung. Layak jika ketidak puasan selalu menggerogoti hati. Pantas saja jika hari ini dan esok ataupun lusa kita tidak pernah bisa menikmati kebersamaan dan kebahagiaan yang sesungguhnya karena merasa diri sebagai seorang yang pantas untuk menikmati ke-egoannya.

Sahabat pembaca yang budiman. Jika kita memahami betapa berartinya sebuah persahabatan, mungkin kita tidak pernah menggantikannya dengan sesuatu hal apapun karena lebih mengutamakan jalinan kasih sayang sebagaimana tuhan menyebut diri-NYA sebagai Cinta Kasih/ Maha Kasih sayang. Itulah mengapa tuhan menanamkan kasih agar kita bisa berbagi dalam hidup ini kepada siapapun termasuk juga sahabat. Bukan lagi manifestasi kasih untuk memusuhi sahabat. Adalah layak untuk kita renungkan saat ini mengapa kita begitu enggan memulai sesuatu hal yang positif terhadap sahabat; barangkali rasa gengsi dan kemelut ego inilah yang sedang mengurung diri kita dalam jurang kemelekatan. Yang patut kita persalahakan adalah kesalah pahaman karena selama ini salah paham telah membutakan hati kita untuk melihat realitas seperti apa adanya. Keep spirit for our life better.

Sahabat… jika saja salahKu telah membuatMu tak lagi menatapKu dengan kasihMu
Relakanlah maaf dalam hatiMu untuk bisa menguatkan langkah kakiku untuk berdiri
Menguatkan jiwaku ini yang telah lumpuh tak berdaya diatas lumpur nista
Menguatkan kedua bola mata setelah ia buta melihat arti kebaikan yang sesungguhnya
Menguatkan seluruh tubuh ini yang telah lama berkubang ditengah lumpur kehinaan
Jika saja engkau masih memandangKu dengan dendam
Akankah aku harus pergi
Pergi jauh dan tak bertemu lagi, sebagaimana apa yang sedang tergores dalam hati
Sahabat, sungguh tak akan mampu diriku mengabulkan pintamu itu
Berat rasanya untuk memisahkan diri dari jalinan persahabatan ini
Jalinan kasih yang pernah mengajarkanKu arti
Menuntunku menapaki kehidupan yang tak pernah pasti
Membawa kehidupanku ini menjadi terang adanya dimasa ini dan atau esok hari
Semago saja engkau mengerti isi dan maksud hati
Agar jalinan persahabatan ini tak lagi terbingkai kekisruhan
Terbingkai api dendam
Hinggga suatu saat nanti senyuman itu kembali menghiasi pipi dalam kebahagiaan
Seperti bunga ditaman, dan sedang bermekaran
Kala ia telah sepenuhnya melewati musim gugur dimasa yang telah terlewati
Adalah indah untuk kita meresapi
Hingga menjadikan kita sadar sepenuh hati;
Inilah persahabatan yang layak untuk disemaikan didalam hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar