Minggu, 27 Mei 2012

kritik dunia pendidikan

"Moral" dalam Islam "Akhlak" merupakan tujuan utama dari kegiatan pendidikan yang selama ini diselenggarakan oleh semua lembaga pendidikan sebagai implementasi dari amanat undang-undang dasar. selama ini pendidikan kita terlalu banyak terlena oleh sebuah tujuan "ambisi" untuk mecerdaskan anak secara kognitif saja, sehingga di sekolah-sekolah keberhasilan hanya diukur dari kemampuan atau hasil nilai yang diperoleh berupa angka-angka. alhasil, bahwa siswa menjadi seorang ilmuan yang hanya mampu menghitung tapi kurang mampu menyikapi dan menganalisis dari arti sebuah pendidikan. ironisnya lagi bahwa selama ini kita sering disajikan berbagai kekerasan dan pelanggaran moral yang dilakukan mulai dari tingkat siswa, mahasiswa bahkan sampai orang yang dikatakan terhormat sebagai wakil rakyat, masih belum mampu mencerminkan tindakan sebagai seorang ilmuan yang pandai menghitung dan bermoral dalam menyikapi berbagai masalah.

Sekarang ini, dunia pendidikan kita sudah mulai sadar dan bosan melihat pemandangan yang demikian itu. sehingga isu pendidikan pun mulai berpindah orientasi dari yang kognitif saja kearah yang lebih komplit yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. namun berbagai tantangan dan hambatan pun muncul sebagai bentuk kritikan dan ujian dari khazanah pendidikan karakter tersebut. namun demikian, apapun bentuk tantangannya, pendidikan yang lebih mengarah pada pembentukan karakter dan moral tersebut meruakan sebuah keharusan yang harus segera dilaksanakan. Permasalahan sesungguhnya bukan terletak pada bisa tidak bisanya pelaksanaan pendidikan karakter, namun mau atau tidak maunya kita untuk mengubah paradigma pendidikan kita selama ini. (Han burhanuddin, notes)



Apakah berhenti di situ saja??? selama ini kita telah tertidur lelap, terbuai oleh mimpi-mimpi indah yang tak kunjung usai. selama ini banyak sekali program yang telah di usung oleh petinggi kita di bangsa yang kita junjung tinggi sebagai masyarakat yang peduli dengan masa depan bangsa. tapi toh juga mereka yang duduk di kursi wewenang menyal;ahgunakan peran dan fungsi masa depan itu sendiri. semua kita tentu skeptip, bagaimnana mungkin membentuk pendidikan karakter jika para pendidik dan orang yang memainkan peran di dunia pendidikan di indonesia hanya mementingkan kepentingan, maka tidak asing jika kita menyaksikan konflik kepentingan yang tidak kunjung usai.

sangat kita sayangkan jika pendidikan masa depan merusak pola pikir dan akhlak generasi muda sebagai tolak ukur kemajuan peradaban suatu bangsa. majunya generasi muda merupakan awal dari terciptanya kemajuan di suatu bangsa. tapi kini kita sangsi dengan pola pendidikan di indonesia yang makin keropos. seolah-olah menunggu waktu untuk menantikan sebuah kehancuran dari dalam, bukan kehancuran yang di akibatkan serangan dan persaingan dari dunia luar.

isu pendidikan karakter di indonesia sudah sejak lama di nantikan oleh semua masyarakat indonesia yang tentunya berharap kemajuan di masa mendatang. peradaban yang lebih baik dan tentunya akan mampu mengangkat derajat dan martabat bangsa ini. tapi toh juga hanyasekedar isu dan bahkan di jadikan lahan pendapatan bagi orang yang berkepentingan.

pendidikan di indonesia seolah-olah penjara bagi semua peserta didik yang mengenyam pendidikan di bangku sekolah, kenapa tidak, setiap kelulusan di setiap jenjang pendidikan di warnai dengan teriakan kebebasan, urak-urakan, coret-coretan, dan banyak hal lainnya yang bisa kita saksikan dengan mata dan kepalakita sendiri. ini pertandan pendidikan kita sangat jauh dari harapan nilai luhur azas pendidikan dan falsafah bangsa indonesia dan tentunya sangat bertolak belakang puladengan nilai-nilai agama manapun di negeri ini.

akankah kehancuran masa depan bangsa ini kita biarkan begitu saja? tentu tidak, pendidikan sekolah atau pendidikan formal tidah cukup mampu untuk menciptakanperubahan yang signifikan di tengah bansa kita. tentunya perlu di dukungoleh faktor lainnya. pendidikan keluargasangat berperan penting dalam membentuk sikap positif anak dan membentuk karakter dalam upaya mengatasi problem pendidikan saat sekarang ini.

selama ini kita berpangku padapendidikan formal yang terbatas di dalam ruangan atau satu kompleks saja dan mengabaikanyang lainnya. cukup sampai disini,indonesia butuh orang yang berjiwa kuat untuk merubah pola pendidikan yang selama ini di pandang cukup di kursi pengekangan. pendidikan tidak pernah mengharapkan demikian, untuk menciptakan keseimbangan antara kognitif, afektif dan psikoimotorik anak didik di butuhkan multi approch. memang buth waktu untuk sebuah perubahan, tetapi peroses tidak di abaikan oleh setiap insan pendidikan.

jika kita terus berharap pada pendidikan yang tidak terdidik oleh nilai moral, maka sudah sepantasnya bangsa ini menjadi budak bangsa lain karena memang kita hanya berpangku tangan pada bangsa penjajah yang suatu saat akan menghancurkan bangsa kita dalam kurun waktu yang singkat. sudah saatnya kita menjadi kuat dengan kepercayaan diri pada konsep luhur negeri ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar