"Moral" dalam Islam "Akhlak" merupakan tujuan utama dari kegiatan
pendidikan yang selama ini diselenggarakan oleh semua lembaga pendidikan
sebagai implementasi dari amanat undang-undang dasar. selama ini
pendidikan kita terlalu banyak terlena oleh sebuah tujuan "ambisi" untuk
mecerdaskan anak secara kognitif saja, sehingga di sekolah-sekolah
keberhasilan hanya diukur dari kemampuan atau hasil nilai yang diperoleh
berupa angka-angka. alhasil, bahwa siswa menjadi seorang ilmuan yang
hanya mampu menghitung tapi kurang mampu menyikapi dan menganalisis dari
arti sebuah pendidikan. ironisnya lagi bahwa selama ini kita sering
disajikan berbagai kekerasan dan pelanggaran moral yang dilakukan mulai
dari tingkat siswa, mahasiswa bahkan sampai orang yang dikatakan
terhormat sebagai wakil rakyat, masih belum mampu mencerminkan tindakan
sebagai seorang ilmuan yang pandai menghitung dan bermoral dalam
menyikapi berbagai masalah.
Sekarang ini, dunia pendidikan kita sudah mulai sadar dan bosan
melihat pemandangan yang demikian itu. sehingga isu pendidikan pun mulai
berpindah orientasi dari yang kognitif saja kearah yang lebih komplit
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. namun berbagai tantangan dan
hambatan pun muncul sebagai bentuk kritikan dan ujian dari khazanah
pendidikan karakter tersebut. namun demikian, apapun bentuk
tantangannya, pendidikan yang lebih mengarah pada pembentukan karakter
dan moral tersebut meruakan sebuah keharusan yang harus segera
dilaksanakan. Permasalahan sesungguhnya bukan terletak pada bisa tidak
bisanya pelaksanaan pendidikan karakter, namun mau atau tidak maunya
kita untuk mengubah paradigma pendidikan kita selama ini. (Han
burhanuddin, notes)
Apakah berhenti di situ saja??? selama ini kita telah tertidur
lelap, terbuai oleh mimpi-mimpi indah yang tak kunjung usai. selama ini
banyak sekali program yang telah di usung oleh petinggi kita di bangsa
yang kita junjung tinggi sebagai masyarakat yang peduli dengan masa
depan bangsa. tapi toh juga mereka yang duduk di kursi wewenang
menyal;ahgunakan peran dan fungsi masa depan itu sendiri. semua kita
tentu skeptip, bagaimnana mungkin membentuk pendidikan karakter jika
para pendidik dan orang yang memainkan peran di dunia pendidikan di
indonesia hanya mementingkan kepentingan, maka tidak asing jika kita
menyaksikan konflik kepentingan yang tidak kunjung usai.
sangat kita sayangkan jika pendidikan masa depan merusak pola pikir
dan akhlak generasi muda sebagai tolak ukur kemajuan peradaban suatu
bangsa. majunya generasi muda merupakan awal dari terciptanya kemajuan
di suatu bangsa. tapi kini kita sangsi dengan pola pendidikan di
indonesia yang makin keropos. seolah-olah menunggu waktu untuk
menantikan sebuah kehancuran dari dalam, bukan kehancuran yang di
akibatkan serangan dan persaingan dari dunia luar.
isu pendidikan karakter di indonesia sudah sejak lama di nantikan
oleh semua masyarakat indonesia yang tentunya berharap kemajuan di masa
mendatang. peradaban yang lebih baik dan tentunya akan mampu mengangkat
derajat dan martabat bangsa ini. tapi toh juga hanyasekedar isu dan
bahkan di jadikan lahan pendapatan bagi orang yang berkepentingan.
pendidikan di indonesia seolah-olah penjara bagi semua peserta didik
yang mengenyam pendidikan di bangku sekolah, kenapa tidak, setiap
kelulusan di setiap jenjang pendidikan di warnai dengan teriakan
kebebasan, urak-urakan, coret-coretan, dan banyak hal lainnya yang bisa
kita saksikan dengan mata dan kepalakita sendiri. ini pertandan
pendidikan kita sangat jauh dari harapan nilai luhur azas pendidikan dan
falsafah bangsa indonesia dan tentunya sangat bertolak belakang
puladengan nilai-nilai agama manapun di negeri ini.
akankah kehancuran masa depan bangsa ini kita biarkan begitu saja?
tentu tidak, pendidikan sekolah atau pendidikan formal tidah cukup mampu
untuk menciptakanperubahan yang signifikan di tengah bansa kita.
tentunya perlu di dukungoleh faktor lainnya. pendidikan keluargasangat
berperan penting dalam membentuk sikap positif anak dan membentuk
karakter dalam upaya mengatasi problem pendidikan saat sekarang ini.
selama ini kita berpangku padapendidikan formal yang terbatas di
dalam ruangan atau satu kompleks saja dan mengabaikanyang lainnya. cukup
sampai disini,indonesia butuh orang yang berjiwa kuat untuk merubah
pola pendidikan yang selama ini di pandang cukup di kursi pengekangan.
pendidikan tidak pernah mengharapkan demikian, untuk menciptakan
keseimbangan antara kognitif, afektif dan psikoimotorik anak didik di
butuhkan multi approch. memang buth waktu untuk sebuah perubahan, tetapi
peroses tidak di abaikan oleh setiap insan pendidikan.
jika kita terus berharap pada pendidikan yang tidak terdidik oleh
nilai moral, maka sudah sepantasnya bangsa ini menjadi budak bangsa lain
karena memang kita hanya berpangku tangan pada bangsa penjajah yang
suatu saat akan menghancurkan bangsa kita dalam kurun waktu yang
singkat. sudah saatnya kita menjadi kuat dengan kepercayaan diri pada
konsep luhur negeri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar