Kamis, 12 Juli 2012

Mutiara Hikmah Dibalik Setiap MUSIBAH

Mutiara Hikmah Dibalik Setiap Musibah

(Mengupas Musibah secara komperehensip Berdasar Perspektif Psikologi dan Islam)

“Dan Sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila di timpa musibah, mereka mengucapkan: “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali).” Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. Al-Baqarah 155-157)

“Sesungguhnya pahala yang besar di dapatkan melalui cobaan yang besar pula. Kalau Allah SWT mencintai seseorang, pasti Allah akan memberikan cobaan kepadanya. Barangsiapa yang ridha menerima cobaan-Nya, maka ia aman menerima keridhaan Allah. Dan barangsiapa yang kecewa menerimanya, niscaya ia akan menerima kemurkaan Allah.” (H.R. At-Tirmizi)


Sungguh kenikmatan yang luar biasa yang tiada bandingannya bagi hamba-hamba-Nya yang selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah di anugrahkan kepadanya dan Selalu bersabar atas segala musibah yang di timpakan atas mereka. Mereka itulah hamba-hamba-Nya yang terpilih, mereka akan selalu berbahagia di dunia yang fana ini dan lebih-lebih akan berbahagia dengan janji dari tuhanya yaitu nikmat Akhirat yang tiada putus-putusnya dan kekal selama-lamanya yaitu surga.

Cinta Allah kepada hamba-hambaNya ialah seberapa besar musibah yang di timpakan Allah kepada mereka dan mereka menerima segala uji dan coba dengan lapang dada. Dengan ujian tersebut, iman mereka tidak goyah bagaikan perahu layar yang di bawa oleh arus dan ombak di tengah lautan samudra, akan tetapi dengan segala ujiannya menimpa mereka membuat iman dan pengabdian mereka kepada Allah semakin bertambah, dengan kata lain iman di hati mereka semakin kuat dan kokoh.

Kesabaran adalah senjata utama orang-orang yang beriman yang selalu mengharapkan ridha dan kasih sayang Allah SWT. Dengan benteng takwa, mereka mampu membentengi diri dari segala tipu daya setan yang memperdayai dan selalu mengajak manusia ke jalan kemaksiatan dan kemungkaran. Mereka inilah hamba-hamba yang selalu di sebut-sebut dan di doakan oleh semua penghuni langit dan bumi.
Ketahuilah akan hikmah di balik semua musibah dan atau segala uji dan coba dari Rabb Yang Maha Kuasa atas segala makhluk di seluruh penjuru alam semesta. Apabila cobaan menimpa orang-orang yang memiliki hubungan baik dengan Allah SWT, lalu mereka mendapatkan karunia untuk bisa bersabar, niscaya semuanya itu menjadi tanda kebaikan dan cinta kasih serta sayang dari Rabb Pencipta jagad raya.

Dalam sebuah hadits di sebutkan sebagai berikut;

“Kalau Allah menginginkan kebaikan bagi seorang hamba, maka Allah akan memberikan siksaan-Nya lebih awal di dunia ini saja…” (H.R At-Tirmizi)

“Orang yang paling berat cobaannya adalah para nabi, kemudian di ikuti oleh orang yang berada di bawah kedudukan mereka secara berurutan. Seorang hamba akan mendapatkan cobaan sesuai dengan kadar keimanannya . kalau imanannya kuat, maka cobaan yang akan menimpanya juga berat. Kalau imannya lemah, maka cobaan yang menimpannya di sesuaikan dengan kadar keimanannya. Cobaan akan terus menimpa seorang hamba, sampai ia berjalan di muka bumi ini tanpa memiliki dosa lagi.” (H.R. At-Tirmizi)

Mari kita renungkan sejenak hadits di atas. Betapa tingginya mutiara hikmah yang Allah sisipkan di balik semua musibah yang Allah timpakan kepada kita di muka bumi ini. Bukankankah setiap yang kita lakukan dan atau di setiap keputusan yang telah kita ambil tidak pernah terlepas dari masalah-masalah atau sebuah konskuensi yang menyertainya?. Bukankah semua persoalan hidup akan mampu membuat kita lebih bijak dalam mensikapi hidup dan kehidupan ini dan membuat kita belajar akan makna peroblem yang sudah kita hadapi dan atau sedang kita hadapi saat ini juga?. Dan tidakkah kita berfikir bahwasanya mental kita akan lebih terlatih dengan menerima semua persoalan hidup dengan jiwa yang sehat dan mencari jalan keluar konklusi yang cerdas sehingga hidup kita lebih indah?. Apakah kita tidak sadar bahwasanya kebahagiaan itu akan terasa sangat indah jika perroblematika kehidupan mampu kita atasi dengan sebuah proses yang cerdas dengan menggunakan pikiran, perasaan, pengalaman dan pengetahuan yang kita miliki?. Dan sadarkah kita bahwasanya tuhan menguji kita karena Dia sangat mencintai kita?. Jika kita sadari dengan kesadaran yang di barengi dengan nilai iman, maka seyogyanyalah kita akan berserah diri kepada Allah yang berkuasa serta berkehendak atas segala aspek kehidupan ummat manusia.

Manusia terpilih di antara hamba-hambanya adalah manusia yang tahan uji dan tahan banting terhadap realita kehidupan yang di jalaninya, ia selalu berserah diri kepada Allah yang berkuasa atas dirinya. Mereka menyelami pelajaran di setiap musibah dan cobaan yang mereka hadapi sehingga mereka dengan sendirinya memperoleh pelita terang di dalamnya karena iman yang melekat di dada mereka. Sehingga mereka menganggap semua cobaan yang di timpakan Allah kepada mereka adalah bagian dari kenikmatan, dan mereka meyakini semua ragam penyakit dan kesusahan serta kelaparan itu adalah kabar gembira.

Akan tetapi sebaliknya bagi orang-orang yang mengingkari setiap musibah yang mereka alami. Hanya penyangkalan dan sikap tidak wajar serta menganggap masalah tersebut adalah ketidak adilan tuhan terhadap kehidupan mereka sehingga pada akhirnya membuat kehidupan mereka semakin terperosok kedalam jurang penderitaan yang tiada berujung. Jika kita berfikir secara jernih, perasaan mengeluh memang ada dan melekat pada diri setiap manusia, tetapi jangan sampai perasaan tersebut menguasai alam pikir dan perasaan dan kesucian jiwa manusia yang lebih tiggi kedudukannya di bandingkan dengan sifat yang demikian. Tuhan telah merancangnya dengan rancangan yang sempurna yang pada hakikatnya untuk menciptakan keharmonisan di dalam kehidupan ini sehingga terciptalah balance dan kesinambungan sebagai fitrah manusia.

Orang-orang yang selalu di hantui oleh perasaan menyerah membuat mereka mengalami gangguan mental yang serius yang pada akhirnya penyakit fisik dan atau derita yang mereka alami terus bertambah dan merambah pada persoalan mental mereka yang semakin hari semakin terpuruk. Sebagai contoh penyakit depresi dan sterss yang tiada berujung, psikondria yang membuat hidup mereka tiada merasakan sakit yang di deritanya sebagai anugrah tuhan dan masih banyak penyakit mental dan jiwa yang bakal menghantui jiwa orang-orang yang tidak pernah mensyukuri karunia tuhan yang telah di karuniakan buat mereka di dalam kehidupan ini.

Sebenarnya Cobaan yang paling berat bagi setiap hamba adalah meninggalkan segala atribut-atribut suci (iman) yang telah di tanamkan Allah kepada setiap hamba-hambanya dengan menggantikannya kepada sesuatu yang kotor dan hina yaitu kekufuran. Na’uzubillahi min zalik.

Hanya orang-orang yang lemah imannya yang menukar kebenaran dengan kekufuran. Tujuan hidupnya hanyalah dunia semata, mereka menganggap agama sebagai jalan mereka untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya, padahal tidak demikian, agama suci yang di ajarkan baginda nabi Muhammad SAW adalah sebagai petunjuk untuk semua ummat dan sebagai kabar gembira bagi orang-orang yang beriman. Dengan agama Allah, mereka berjuang semata-mata untuk mencari keridhaan Allah di dunia dan di akhirat, bukanlah seperti orang-orang munafik yang di gambarkan Allah di dalam Al-qur’an. Orang-orang munafik menjual agama serta ayat Allah dengan harga murah sebagaimana di gambarkan dalam Surat Albaqarah ayat 79, sebagai berikut;

“Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, Yaitu Al kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang Amat pedih.” (Al-baqarah 174)

“Na’uzubillahi min zalika”. Semoga kita semua tidak tergolong kedalam golongan orang-orang yang di benci dan di musuhi Allah. Ironisnya, zaman ini justru meraja rela orang-orang yang menjadikan agama Allah untuk mencari keuntungan pribadi. Semestinya agama di jadikan pedoman hidup, akan tetapi mereka menjadikan agama sebagai landing mencari penghasilan dunia semata.

Sungguh, jika Allah menimpakan suatu musibah, mereka akan jauh dari Allah dan hati mereka tidak tenang. Berbeda dengan orang-orang yang mempunyai iman yang kuat, ketika musibah menghampiri mereka, hati mereka akan tetap tenang dan iman mereka tidak pernah berkurang sedikitpun dan bahkan semakin bertambah iman mereka, senyuman yang tulus akan selalu menghiasi kehidupan mereka dan merekapun lebih kuat menjalani hidup ini dengan penuh keyakinan kepada Sang Pencipta. Bagi orang yang beriman, cobaan adalah sebagai pertanda kasih sayang Allah kepada mereka, senantiasa mereka bersyukur atas segala apa yang mereka peroleh dari Allah. Hanya Kalimat toyyibah yang akan selalu menghiasi mulut dan hati orang yang beriman ketika setiap persoalan menghiasi jejak langkah mereka dalam menapaki kehidupan di muka bumi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar