Mutiara Hikmah Dibalik Setiap Musibah
(Mengupas Musibah secara komperehensip Berdasar Perspektif Psikologi dan Islam)
“Dan
Sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila
di timpa musibah, mereka mengucapkan: “Innaa lillahi wa innaa ilaihi
raaji’uun (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya-lah kami
kembali).” Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan
rahmat dari tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat
petunjuk.” (Q.S. Al-Baqarah 155-157)
“Sesungguhnya pahala yang
besar di dapatkan melalui cobaan yang besar pula. Kalau Allah SWT
mencintai seseorang, pasti Allah akan memberikan cobaan kepadanya.
Barangsiapa yang ridha menerima cobaan-Nya, maka ia aman menerima
keridhaan Allah. Dan barangsiapa yang kecewa menerimanya, niscaya ia
akan menerima kemurkaan Allah.” (H.R. At-Tirmizi)
Sungguh
kenikmatan yang luar biasa yang tiada bandingannya bagi hamba-hamba-Nya
yang selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah di anugrahkan
kepadanya dan Selalu bersabar atas segala musibah yang di timpakan atas
mereka. Mereka itulah hamba-hamba-Nya yang terpilih, mereka akan selalu
berbahagia di dunia yang fana ini dan lebih-lebih akan berbahagia dengan
janji dari tuhanya yaitu nikmat Akhirat yang tiada putus-putusnya dan
kekal selama-lamanya yaitu surga.
Cinta Allah kepada
hamba-hambaNya ialah seberapa besar musibah yang di timpakan Allah
kepada mereka dan mereka menerima segala uji dan coba dengan lapang
dada. Dengan ujian tersebut, iman mereka tidak goyah bagaikan perahu
layar yang di bawa oleh arus dan ombak di tengah lautan samudra, akan
tetapi dengan segala ujiannya menimpa mereka membuat iman dan pengabdian
mereka kepada Allah semakin bertambah, dengan kata lain iman di hati
mereka semakin kuat dan kokoh.
Kesabaran adalah senjata utama
orang-orang yang beriman yang selalu mengharapkan ridha dan kasih sayang
Allah SWT. Dengan benteng takwa, mereka mampu membentengi diri dari
segala tipu daya setan yang memperdayai dan selalu mengajak manusia ke
jalan kemaksiatan dan kemungkaran. Mereka inilah hamba-hamba yang selalu
di sebut-sebut dan di doakan oleh semua penghuni langit dan bumi.
Ketahuilah
akan hikmah di balik semua musibah dan atau segala uji dan coba dari
Rabb Yang Maha Kuasa atas segala makhluk di seluruh penjuru alam
semesta. Apabila cobaan menimpa orang-orang yang memiliki hubungan baik
dengan Allah SWT, lalu mereka mendapatkan karunia untuk bisa bersabar,
niscaya semuanya itu menjadi tanda kebaikan dan cinta kasih serta sayang
dari Rabb Pencipta jagad raya.
Dalam sebuah hadits di sebutkan sebagai berikut;
“Kalau
Allah menginginkan kebaikan bagi seorang hamba, maka Allah akan
memberikan siksaan-Nya lebih awal di dunia ini saja…” (H.R At-Tirmizi)
“Orang
yang paling berat cobaannya adalah para nabi, kemudian di ikuti oleh
orang yang berada di bawah kedudukan mereka secara berurutan. Seorang
hamba akan mendapatkan cobaan sesuai dengan kadar keimanannya . kalau
imanannya kuat, maka cobaan yang akan menimpanya juga berat. Kalau
imannya lemah, maka cobaan yang menimpannya di sesuaikan dengan kadar
keimanannya. Cobaan akan terus menimpa seorang hamba, sampai ia berjalan
di muka bumi ini tanpa memiliki dosa lagi.” (H.R. At-Tirmizi)
Mari
kita renungkan sejenak hadits di atas. Betapa tingginya mutiara hikmah
yang Allah sisipkan di balik semua musibah yang Allah timpakan kepada
kita di muka bumi ini. Bukankankah setiap yang kita lakukan dan atau di
setiap keputusan yang telah kita ambil tidak pernah terlepas dari
masalah-masalah atau sebuah konskuensi yang menyertainya?. Bukankah
semua persoalan hidup akan mampu membuat kita lebih bijak dalam
mensikapi hidup dan kehidupan ini dan membuat kita belajar akan makna
peroblem yang sudah kita hadapi dan atau sedang kita hadapi saat ini
juga?. Dan tidakkah kita berfikir bahwasanya mental kita akan lebih
terlatih dengan menerima semua persoalan hidup dengan jiwa yang sehat
dan mencari jalan keluar konklusi yang cerdas sehingga hidup kita lebih
indah?. Apakah kita tidak sadar bahwasanya kebahagiaan itu akan terasa
sangat indah jika perroblematika kehidupan mampu kita atasi dengan
sebuah proses yang cerdas dengan menggunakan pikiran, perasaan,
pengalaman dan pengetahuan yang kita miliki?. Dan sadarkah kita
bahwasanya tuhan menguji kita karena Dia sangat mencintai kita?. Jika
kita sadari dengan kesadaran yang di barengi dengan nilai iman, maka
seyogyanyalah kita akan berserah diri kepada Allah yang berkuasa serta
berkehendak atas segala aspek kehidupan ummat manusia.
Manusia
terpilih di antara hamba-hambanya adalah manusia yang tahan uji dan
tahan banting terhadap realita kehidupan yang di jalaninya, ia selalu
berserah diri kepada Allah yang berkuasa atas dirinya. Mereka menyelami
pelajaran di setiap musibah dan cobaan yang mereka hadapi sehingga
mereka dengan sendirinya memperoleh pelita terang di dalamnya karena
iman yang melekat di dada mereka. Sehingga mereka menganggap semua
cobaan yang di timpakan Allah kepada mereka adalah bagian dari
kenikmatan, dan mereka meyakini semua ragam penyakit dan kesusahan serta
kelaparan itu adalah kabar gembira.
Akan tetapi sebaliknya bagi
orang-orang yang mengingkari setiap musibah yang mereka alami. Hanya
penyangkalan dan sikap tidak wajar serta menganggap masalah tersebut
adalah ketidak adilan tuhan terhadap kehidupan mereka sehingga pada
akhirnya membuat kehidupan mereka semakin terperosok kedalam jurang
penderitaan yang tiada berujung. Jika kita berfikir secara jernih,
perasaan mengeluh memang ada dan melekat pada diri setiap manusia,
tetapi jangan sampai perasaan tersebut menguasai alam pikir dan perasaan
dan kesucian jiwa manusia yang lebih tiggi kedudukannya di bandingkan
dengan sifat yang demikian. Tuhan telah merancangnya dengan rancangan
yang sempurna yang pada hakikatnya untuk menciptakan keharmonisan di
dalam kehidupan ini sehingga terciptalah balance dan kesinambungan
sebagai fitrah manusia.
Orang-orang yang selalu di hantui oleh
perasaan menyerah membuat mereka mengalami gangguan mental yang serius
yang pada akhirnya penyakit fisik dan atau derita yang mereka alami
terus bertambah dan merambah pada persoalan mental mereka yang semakin
hari semakin terpuruk. Sebagai contoh penyakit depresi dan sterss yang
tiada berujung, psikondria yang membuat hidup mereka tiada merasakan
sakit yang di deritanya sebagai anugrah tuhan dan masih banyak penyakit
mental dan jiwa yang bakal menghantui jiwa orang-orang yang tidak pernah
mensyukuri karunia tuhan yang telah di karuniakan buat mereka di dalam
kehidupan ini.
Sebenarnya Cobaan yang paling berat bagi setiap
hamba adalah meninggalkan segala atribut-atribut suci (iman) yang telah
di tanamkan Allah kepada setiap hamba-hambanya dengan menggantikannya
kepada sesuatu yang kotor dan hina yaitu kekufuran. Na’uzubillahi min
zalik.
Hanya orang-orang yang lemah imannya yang menukar
kebenaran dengan kekufuran. Tujuan hidupnya hanyalah dunia semata,
mereka menganggap agama sebagai jalan mereka untuk mendapatkan
keuntungan sebanyak-banyaknya, padahal tidak demikian, agama suci yang
di ajarkan baginda nabi Muhammad SAW adalah sebagai petunjuk untuk semua
ummat dan sebagai kabar gembira bagi orang-orang yang beriman. Dengan
agama Allah, mereka berjuang semata-mata untuk mencari keridhaan Allah
di dunia dan di akhirat, bukanlah seperti orang-orang munafik yang di
gambarkan Allah di dalam Al-qur’an. Orang-orang munafik menjual agama
serta ayat Allah dengan harga murah sebagaimana di gambarkan dalam Surat
Albaqarah ayat 79, sebagai berikut;
“Sesungguhnya orang-orang
yang Menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, Yaitu Al kitab dan
menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya
tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah
tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak
mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang Amat pedih.” (Al-baqarah
174)
“Na’uzubillahi min zalika”. Semoga kita semua tidak
tergolong kedalam golongan orang-orang yang di benci dan di musuhi
Allah. Ironisnya, zaman ini justru meraja rela orang-orang yang
menjadikan agama Allah untuk mencari keuntungan pribadi. Semestinya
agama di jadikan pedoman hidup, akan tetapi mereka menjadikan agama
sebagai landing mencari penghasilan dunia semata.
Sungguh, jika
Allah menimpakan suatu musibah, mereka akan jauh dari Allah dan hati
mereka tidak tenang. Berbeda dengan orang-orang yang mempunyai iman yang
kuat, ketika musibah menghampiri mereka, hati mereka akan tetap tenang
dan iman mereka tidak pernah berkurang sedikitpun dan bahkan semakin
bertambah iman mereka, senyuman yang tulus akan selalu menghiasi
kehidupan mereka dan merekapun lebih kuat menjalani hidup ini dengan
penuh keyakinan kepada Sang Pencipta. Bagi orang yang beriman, cobaan
adalah sebagai pertanda kasih sayang Allah kepada mereka, senantiasa
mereka bersyukur atas segala apa yang mereka peroleh dari Allah. Hanya
Kalimat toyyibah yang akan selalu menghiasi mulut dan hati orang yang
beriman ketika setiap persoalan menghiasi jejak langkah mereka dalam
menapaki kehidupan di muka bumi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar