Jangan pernah meremehkan semua rangkaian impian kita disetiap
perjalanan ditengah episode kehidupan. Meskipun kadangkala orang lain melihat
betapa naifnya mimpi yang kita torehkan dan mereka melihat bahwa kita terlihat
tidak memperoleh apa-apa dari setiap mimpi yang kita upayakan untuk
mewujudkannya. Sungguh, sejatinya impian yang tertorehkan adalah manifestasi
dari sebuah doa yang kita panjatkan kepada sang Maha Kuasa. Sejatinya impian
adalah berkah luar biasa yang layak diberikan apresisi atas kehadirannya dalam
kehdiupan ummat manusia, sebab segala impian yang tertorehkan itu adalah
makanan jiwa yang menjadikan semangat hidup selalu berkobar adanya.
Mungkin ada orang yang mencibir mimpi-mimpi yang pernah
kita torehkan hanyalah sebatas bualan tanpa makna. Tak perlu takut, tidak perlu
kecut, dan tak pula lari dari segala keputusan terbaik yang terpilih karena
semua perjalanan hidup memiliki konsekuensi atas apa yang terpilih dalam
genggaman tangan kehidupan, entah itu bagi saya, anda, dan juga mereka. Adalah
diri kita yang menjadi penentu atas segala konsekuensi yang terpilih itu.
Bukankah mimpi adalah karunia yang semua itu pemberian dari Yang Maha Kuasa?
Jika demikian, kenapa harus takut mengukir impian sebagai wadah dalam
merencanakan kehidupan menjadi sesuatu yang terlihat mempesona sekaligus luar
biasa?
Ini
mengingatkan kita akan pentingnya impian yang terus menerus kita tanamkan dalam
diri, sebagaimana benih yang siap ditabur diatas tanah dan bertumbuh dalam
karunia dan berkah yang tak terbatas. Tentu saja impian yang dimaksudkan adalah
impian yang mendatangkan seribu kebaikan dalam perosesi kehidupan. Betapa
tidak, ketekunan dalam mencitrakan segala bentuk dan ragam impian, ketekunan
dalam mengukir impian adalah jalan pencerahan hidup yang sejatinya berujung
pada sebuah kebahagiaan dimana karunia tuhan berlimpah sebagai suatu
persembahan. Sebab, tidak ada satupun yang sia-sia dalam impian yang
disandarkan dihadapan sang pencipta, kehadirannya adalah doa untuk bias
menjadikan kita lebih dekat kepada Sang Pencipta.
Jangan
pernah berkecil hati, minder dan ataupun menutup diri, meskipun orang-orang
disekeliling berupaya membuat kita berkecil hati, frustasi, patah hati dan
bahkan mencoba mensirnakan segala impian yang ada didalam jiwa ini. Tetaplah
memupuk impian yang ada sebagaimana petani menumbuhkan benih diatas lahan yang
sudah ia persiapkan guna harapannya untuk menuai hasil saat panen nanti. Tumbuhkanlah
semangat juang untuk menggapainya, dan bersandarkah kepada Sang Maha Kuasa,
sumber kearifan yang menjadikan impian itu ada, sekaligus sumber dari segala
bentuk dan ragam karunia kehdiupan ini ditengah alam semesta. Tidak ada suatu
kewajiban yang memaksa kita tampak begitu arif dihadapan orang lain, tidak juga
ingin menampakkan diri orang yang bijak dan atau seorang idealis dalam
memandang hidup.
Sejatinya
semua impian itu akan dapat mengantarkan kita pada pencitraan diri yang tampak
sederhana apa adanya dan berjalan dalam langkah kaki yang tegar berkat karunia
sang Maha Kuasa. Ini mengingatkan kita akan satu hal yang penting bagi
pertumbuhan jiwa dihari esok; mengapa harus malu mengukir impian yang
tertorehkan walau orang lain tidak pernah mengakui dan bahkan terkadang
mencibir segala impian yang ada, jangan pernah ragu untuk mencitrakan diri apa
adanya karena sejatinya prestasi berawal dari impian yang tertuang dalam dada.
Percaya diri adalah solusinya, berserah diri adalah sandaran untuk menguatkan
jiwa yang lemah ini, dan iman kepada segala takdir baiknya adalah inspirasi
yang tidak akan pernah pudar dalam menerangi setiap langkah kaki merajut segala
keindahan ditengah pentas kehdiupan ini.
Sahabat
pembaca yang budiman. Ketakutan macam apa yang mencoba mendobrak ke-percayaan
diri yang berbicara tentang segala impian dalam hidup ini? Jika saja hanya karena
tutur kata dan cibiran orang lain membuat kita lari terbirit-birit kesana
kemari, akankah kita menutup diri dan bersujud kepada selain Illahi karena kita
merasa tidak pantas mengisi planet ini? Atau mungkin kita begitu takut mengukir
impian karena semua itu hanya sekedar lintasan pikiran yang hanya ada dalam
pikiran, bukan kenyataan yang sedang berlaku ditengah pentas kehdiupan. Jujur
saja, jika hal demikian mengganggu pikiran dan menjadikan ketakutan bersemayam
dalam diri, singsingkanlah segala kekisruhan yang ada dan gantikan dengan
kedamaian serta berfokuslah kepada diri sendiri yang berharap kebahagiaan
dating disetiap hari.
Bukanlah
impian itu adalah karunia tuhan? Renungkanlah sejenak apa yang seharusnya
menjadi pilihan dalam menentukan tindakan, bukankah itu adalah awal dari sebuah
pembebasan dan jembatan menuju pengharapan yang sejatinya berujung pada senyum
kebagaiaan kasih tuhan? Impian tidak hanya menjadi multivitamin bagi jiwa dan
raga, namun juga sebagai lencana untuk memacu kehidupan ini menjadi luar biasa.
Kehidupan tanpa impian akan terlihat sebagaimana awan yang akan pudar terbawa
oleh hembusan angin kehidupan. Adalah orang yang berani mengukir impian yang
pantas menjadi pemenang diatas tahta kehidupan dan mendapatkan kado kebahagiaan
sebagai persembahan tuhan. Keep spirit for our life better.
Salam
satu jiwa. Salam sehat jiwa untuk menggapai hidup bahagia.
Mustafid
Amna Umary Erlangga Kusuma Perdana Saputra Zain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar