Sabtu, 28 April 2012

Jangan pernah remekhkan semua rangkaian impian kita disetiap episode kehidupan


            Jangan pernah meremehkan semua rangkaian impian kita disetiap perjalanan ditengah episode kehidupan. Meskipun kadangkala orang lain melihat betapa naifnya mimpi yang kita torehkan dan mereka melihat bahwa kita terlihat tidak memperoleh apa-apa dari setiap mimpi yang kita upayakan untuk mewujudkannya. Sungguh, sejatinya impian yang tertorehkan adalah manifestasi dari sebuah doa yang kita panjatkan kepada sang Maha Kuasa. Sejatinya impian adalah berkah luar biasa yang layak diberikan apresisi atas kehadirannya dalam kehdiupan ummat manusia, sebab segala impian yang tertorehkan itu adalah makanan jiwa yang menjadikan semangat hidup selalu berkobar adanya.

            Mungkin ada orang yang mencibir mimpi-mimpi yang pernah kita torehkan hanyalah sebatas bualan tanpa makna. Tak perlu takut, tidak perlu kecut, dan tak pula lari dari segala keputusan terbaik yang terpilih karena semua perjalanan hidup memiliki konsekuensi atas apa yang terpilih dalam genggaman tangan kehidupan, entah itu bagi saya, anda, dan juga mereka. Adalah diri kita yang menjadi penentu atas segala konsekuensi yang terpilih itu. Bukankah mimpi adalah karunia yang semua itu pemberian dari Yang Maha Kuasa? Jika demikian, kenapa harus takut mengukir impian sebagai wadah dalam merencanakan kehidupan menjadi sesuatu yang terlihat mempesona sekaligus luar biasa?

Ini mengingatkan kita akan pentingnya impian yang terus menerus kita tanamkan dalam diri, sebagaimana benih yang siap ditabur diatas tanah dan bertumbuh dalam karunia dan berkah yang tak terbatas. Tentu saja impian yang dimaksudkan adalah impian yang mendatangkan seribu kebaikan dalam perosesi kehidupan. Betapa tidak, ketekunan dalam mencitrakan segala bentuk dan ragam impian, ketekunan dalam mengukir impian adalah jalan pencerahan hidup yang sejatinya berujung pada sebuah kebahagiaan dimana karunia tuhan berlimpah sebagai suatu persembahan. Sebab, tidak ada satupun yang sia-sia dalam impian yang disandarkan dihadapan sang pencipta, kehadirannya adalah doa untuk bias menjadikan kita lebih dekat kepada Sang Pencipta.

Jangan pernah berkecil hati, minder dan ataupun menutup diri, meskipun orang-orang disekeliling berupaya membuat kita berkecil hati, frustasi, patah hati dan bahkan mencoba mensirnakan segala impian yang ada didalam jiwa ini. Tetaplah memupuk impian yang ada sebagaimana petani menumbuhkan benih diatas lahan yang sudah ia persiapkan guna harapannya untuk menuai hasil saat panen nanti. Tumbuhkanlah semangat juang untuk menggapainya, dan bersandarkah kepada Sang Maha Kuasa, sumber kearifan yang menjadikan impian itu ada, sekaligus sumber dari segala bentuk dan ragam karunia kehdiupan ini ditengah alam semesta. Tidak ada suatu kewajiban yang memaksa kita tampak begitu arif dihadapan orang lain, tidak juga ingin menampakkan diri orang yang bijak dan atau seorang idealis dalam memandang hidup.

Sejatinya semua impian itu akan dapat mengantarkan kita pada pencitraan diri yang tampak sederhana apa adanya dan berjalan dalam langkah kaki yang tegar berkat karunia sang Maha Kuasa. Ini mengingatkan kita akan satu hal yang penting bagi pertumbuhan jiwa dihari esok; mengapa harus malu mengukir impian yang tertorehkan walau orang lain tidak pernah mengakui dan bahkan terkadang mencibir segala impian yang ada, jangan pernah ragu untuk mencitrakan diri apa adanya karena sejatinya prestasi berawal dari impian yang tertuang dalam dada. Percaya diri adalah solusinya, berserah diri adalah sandaran untuk menguatkan jiwa yang lemah ini, dan iman kepada segala takdir baiknya adalah inspirasi yang tidak akan pernah pudar dalam menerangi setiap langkah kaki merajut segala keindahan ditengah pentas kehdiupan ini.

Sahabat pembaca yang budiman. Ketakutan macam apa yang mencoba mendobrak ke-percayaan diri yang berbicara tentang segala impian dalam hidup ini? Jika saja hanya karena tutur kata dan cibiran orang lain membuat kita lari terbirit-birit kesana kemari, akankah kita menutup diri dan bersujud kepada selain Illahi karena kita merasa tidak pantas mengisi planet ini? Atau mungkin kita begitu takut mengukir impian karena semua itu hanya sekedar lintasan pikiran yang hanya ada dalam pikiran, bukan kenyataan yang sedang berlaku ditengah pentas kehdiupan. Jujur saja, jika hal demikian mengganggu pikiran dan menjadikan ketakutan bersemayam dalam diri, singsingkanlah segala kekisruhan yang ada dan gantikan dengan kedamaian serta berfokuslah kepada diri sendiri yang berharap kebahagiaan dating disetiap hari.

Bukanlah impian itu adalah karunia tuhan? Renungkanlah sejenak apa yang seharusnya menjadi pilihan dalam menentukan tindakan, bukankah itu adalah awal dari sebuah pembebasan dan jembatan menuju pengharapan yang sejatinya berujung pada senyum kebagaiaan kasih tuhan? Impian tidak hanya menjadi multivitamin bagi jiwa dan raga, namun juga sebagai lencana untuk memacu kehidupan ini menjadi luar biasa. Kehidupan tanpa impian akan terlihat sebagaimana awan yang akan pudar terbawa oleh hembusan angin kehidupan. Adalah orang yang berani mengukir impian yang pantas menjadi pemenang diatas tahta kehidupan dan mendapatkan kado kebahagiaan sebagai persembahan tuhan. Keep spirit for our life better.

Salam satu jiwa. Salam sehat jiwa untuk menggapai hidup bahagia.

Mustafid Amna Umary Erlangga Kusuma Perdana Saputra Zain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar