Senin, 09 April 2012

1 KALAH MENANG yang penting HEPI ^_^ "Semua kita adalah seorang "Pemenang" atas kehidupan ini"


“Kalah sebelum bertanding” begitulah pesan seorang sahabat suatu ketika melihat kawan dekat mengalah begitu saja saat sebelum menghadapi tantangan hidup yang terbentang didepan mata. Seolah-olah ia ingin berpesan agar teman yang bersangkutan selalu termotifasi untuk terus berjuang tanpa harus mengalah terlebih dahulu. Jika kita kaitkan dalam sebuah perlombaan atau pertandingan tertentu, tentunya diakhir petandingan nanti akan ada seorang pemenang yang pantas diberikan penghargaan atas perestasi yang telah diraihnya.

Tidak ada dalam pertandingan dan perlombaan apapun yang memberikan peraihan penghargaan atas semua peserta yang ikut andil dalam sebuah pentas kejuaraan, kalaupun toh ada, hal itu tidak menjadi pemahaman umum dimasyarakat secara keseluruhan. Hanya ada satu seorang pemenang inti yang mendapatkan suatu penghormatan tertinggi. Berbeda halnya dengan pertandingan dan perlombaan bebas dipentas kehidupan ini. semua orang berhak menjadi pemenang atas kehidupannya walaupun ternyata tidak mendapatkan penghargaan. Bukankah hidup ini adalah perlombaan?

Memang benar kalau dikatakan bahwa hidup ini terkadang diartikan sebagi sebuah perlombaan, namun disatu sisi yang lain hidup ini tidak diartikan mentah-mentah begitu saja, masih ada aspek lain yang harus dipertimbangkan untuk memberikan istilah yang tepat atas kehidupan. Bagi kebanyakan orang yang berjiwa pesimistis, sangat enggan sekali untuk mengikuti perlombaan diatas pentas kehidupan ini untuk menyusuri hidup diakhir nanti, karena mereka tahu bahwa mereka tidak akan pernah menjadi pemenang diantara sekian banyak orang yang mengikuti perlombaan penelusuran garis finish kehidupan. Namun berbeda halnya dengan mereka yang selalu berjiwa optimistis, mereka selalu termotifasi untuk menyusuri jalan kehidupan ini sampai garis finish walau mereka bukanlah menjadi seorang pemenang yang hanya terlihat “pemenang” dimata orang lain. Mereka yakin bahwa tidak ada yang pantas untuk mengalah karena semua kita adalah menjadi seorang pemenang atas kehidupan kita sendiri.

Cobalah kita merenung dalam-dalam atas apa yang pernah disampaikan seorang pencerah kehidupan; “Orang yang selalu berjiwa optimis akan memandangi mawar dan bukan tertuju pada durinya, namun orang yang berjiwa pesimistis memandangi duri dan mengabaikan mawarnya.” Begitulah pesan seorang maestro terkemuka berpesan; Kahlil Gibran. Agar semua orang tidak berhenti melangkah untuk menggapai setiap impian yang tertuang didalam lembaran kehidupan masing-masing.

“Menang” bukanlah arti sempit yang disandarkan kepada mereka yang mendapatkan penghargaan material saja atau sebuah penghormatan dimata orang lain. Betapa kelirunya kita jika memandang sebuah “kemenangan” dalam artian yang sangat terbatas. Bukankah betapa banyak orang menjadi seorang “pecundang” ketika diberikan gelar menjadi seorang pemenang oleh orang lain? Mereka menjadi lupa diri dan terkadang mereka menjadi seorang pecundang yang hanya berharap penghargaan dan melupakan begitu saja sebuah peroses yang harus dilalui untuk memperoleh gelar penghargaan sebagaimana mestinya.

Ingat kawan, kemenangan sesungguhnya bukanlah ketika kita mampu meraih dan mendapatkan perestasi dimata orang lain lantas berbangga atas apa yang telah kita terima sebagaimana mestinya, kemenangan sejatinya adalah kemenangan yang membuat kita bisa menjadi diri sendiri, mampu menghargai orang lain dan mensyukuri kehidupan sebagaimana tuhan karuniakan agar kita terus bertambah bijak dijalan pencerahan. Inilah kemenangan yang mencerahkan yang dapat membuat kita berjiwa besar.

Kemenangan seperti itulah yang dinanti-nantikan oleh mereka yang tidak mengharapkan sebuah piagam belaka karena bagi mereka, hasil akhir adalah sebagian kecil dari kemenangan yang telah mereka raih, justru peroses dimana mereka mengenali diri dan meningkatkan potensi diri itulah “kemenangan” yang menjadikan diri mereka sebagai seorang pemenang sejatinya atas kehidupan. “kemenangan” tidak diartikan sebagai seorang yang memiliki materi berlimpah, pun juga disandarkan atas mereka yang memiliki koleksi piagam penghargaan yang sangat banyak ataupun beragam atribut lainnya.

Mereka yang memiliki jiwa kemenangan adalah orang-orang yang selalu terbebaskan kehidupannya dari beragam belenggu kemelekatan. Jika saja kita masih menengok arti dan makna kemenangan dalam artian yang sempit, tentu saja kita akan mengalah sebelum bertanding. Ketakutan akan rasa takut macam apa yang sebenarnya membuat kita tidak berani mengambil sikap?

Sahabat pembaca yang budiman. Jika masih melihat hidup ini dari sudut pandang “kalah” atau “menang”. Maka semua orang tentu tidak akan berani mengambil sikap, melangkah, dan mempertanggung jawabkan sikapnya karena adanya ketakutan mendasar dalam diri yang membuat mereka takut untuk mengikuti perlombaan diatas pentas kehidupan. Sesungguhnya ketakutan dalam menghadapi kekalahan membuat kebanyakan orang menghindar dan tidak berani mengambil resiko. Padahal kehidupan ini tidaklah melihat siapa yang menang dan siapa yang kalah, hanyalah mereka yang mau berperoses dalam kehidupan ini yang dipandang mulia oleh kehidupan.

Ingat kawan, kemenangan sejati bukan dari penilaian segelintir orang saja, namun kemenangan sejatinya adalah penilaian tuhan atas setiap rangkaian kehidupan yang kita jalani sehingga kita mampu memberikan apresiasi atas kehidupan kita sendiri untuk terus bertumbuh menjadi seorang yang bijak atas kehidupan. Tidak mengapa orang mengatakan “apa” terhadap diri kita, asalakan kita sudah memiliki sesuatu keyakinan untuk terus berperoses dan menikmati setiap peroses agar kita selalu terbuka dalam melihat sisi kehidupan seperti apa adanya tanpa menghakimi terlebih dahulu atas segala macam usaha yang pernah kita torehkan. Hanya saja kita telah berupaya sebaik mungkin dan mendedikasikan diri bagi kehidupan ini agar hidup selalu tercerahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar