Rabu, 18 April 2012

Memasuki Pintu gerbang sekolah pencerahan


Semua peserta didik menekuni pendidikan dibangku sekolah, mulai dari jenjang pendidikan tingkat dasar, menengah, dan hingga sampailah pada jenjang yang paling tinggi yaitu perguruan tinggi. Namun tidak semuanya menjadi doctor dikemudian harinya. Hanya mereka yang mampu berjuang menempuh jalan itu yang akan bisa merealisasikan mimpi-mimpi mereka menjadi seorang terpilih diantara sekian banyak orang yang telah tereliminasi. Namun bukan suatu pertanda baik menjadi seorang doctor telah menjadikannya sebagai seseorang yang benar-benar mumpuni dalam kebijaksanaan kehidupan ini.

Jalan pencerahan memang berbeda dengan jalan pendidikan yang biasanya ditempuh melalui jenjang pendidikan yang bertingkat. Jalan pencerahan bisa diakses dimana-mana oleh siapapun jua, namun tidak semua orang bisa menempuhnya. Karena memang Menyadari keberadaannya pun masih perlu dipertanyakan oleh sebagian orang yang skeptip terhadap ajaran pencerahan itu sendiri.

 Semua orang tentu punya harapan menjadi sukses. Semua orang tua mengharapkan anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan dibangku sekolah hingga tingkatan pendidikan yang paling tinggi sekalipun, harapannya adalah menjadikan anaknya menjadi seorang yang mumpuni dalam kehidupan ini, mampu menyelaraskan diri dengan nilai-nilai kemanusiaan, bersinergi dengan segala sesuatu yang bersifat positif dalam segala hal dan menjadikannya seorang yang arif dan bijaksana. harapan yang tinggi telah mereka gantungkan diatas atap-atap cakrawala kehidupan ini, kendati demikian, ditambah lagi oleh perjuangan yang banyak menguras tenaga sebagai upaya merealisasikan segala sesuatunya. Namun ternyata pada akhirnya mereka terkadang tidak mendapatkan kebahagiaan atas impian dan harapan pada pencapaian yang telah diraih anak-anaknya dibangku sekolah, walaupun anaknya telah mendapatkan gelar terbaik didunia pendidikan, seperti misalnya doctor atau bahkan menjadi seorang professor. Mengapa demikian???

Dinegeri ini misalnya, banyak orang terdidik yang mengisi birokrasi bumi pertiwi ini, mereka terpilih diantara sekian banyak orang karena memiliki kepintaran yang barangkali melebihi dari sebagian orang lainnya, namun apa mau dikata, bumi pertiwi ini justru sedang menangis sejadi-jadinya akibat ulah-ulah orang pintar namun picik, menggunakan kepintaran mereka untuk memutar balikkan fakta menjadi fiktif dan begitu pula sebaliknya-fiktif menjadi fakta. Mereka sama sekali acuh tak acuh pada tatanan nilai kebenaran yang sesungguhnya. Apakah itu yang dinamakan orang terdidik??? (Jangan pakai tanda Tanya besar yach, ntar banyak orang yang keberatan lho…!!!)

Suatu pertanda kepintaran bukanlah satu-satunya jalan untuk menuntun orang pada pencapaian nilai-nialai kebenaran, bukan pula mengantarkannya pada penemuan pencerahan cahaya spiritual. Sama sekali tidak. Coba lihat kekisruhan yang sedang terjadi dinegeri katulistiwa ini, banyak ketimpangan yang terjadi sebagai akibat dari orang-orang pintar yang tidak memiliki kecerdasar spiritual. Dalam tulisan ini kami tidak sedang berbicara dalam konteks IQ, EQ, atau mungkin ESQ ala Ary Ginanjar dalam buku beliau yang terkenal dalam pencerahan spiritual, dan atau ragam pokok bahasan terkait yang menitikberatkan pada sudut pandang yang berebda. Kami hanya ingin mengajak diri kami pribadi dan anda semua untuk mencoba memandang negeri ini dari presfektif lain; sudut pandang pencerahan cahaya spiritual.

 Kepintaran itu sama persis dengan pisau bermata ganda, satu sisi bisa difungsikan dalam hal-hal positif; cerdas, dan satu sisi lainnya lagi bisa difungsikan dalam hal-hal yang notabenenya negatif atau mungkin kedua-dua sisinya digunakan dalam hal-hal negative, siapa tah. Namun semua itu bisa berubah positif jika kita telah mengisi jiwa kita dengan suatu pencerahan; nilai-nilai spiritual.

Yang dimaksudkan nilai spiritual adalah menekuni jalan pencerahan yang syarat akan nilai-nilai kemanusiaan secara universal-kasih sayang, cinta kasih, dan nilai kemanusiaan lainnya. Disamping itu juga, jalan pencerahan mengajarkan kesadaran pribadi yang menjadi faktor terpenting suatu perubahan. Banyak guru pencerahan menapaki jalan pencerahan yang dimualai dari diri mereka, karena kesadaran itulah mereka mampu menemukan cahaya pencerahan yang membebaskan sekaligus mendatangkan kedamaian dan kebahagiaan. Jadi sudah sepantasnya-lah memupuk kesadaran diri sejak dini.

Banyak orang bertanya tentang potensi kesadaran diri untuk mengubah tatanan nilai didalam tubuh masyarakat yang sedang terjangkit penyakit seperti saat sekarang ini, ketahuilah hanya dengan cara memupuk kesadaran diri akan mampu mengubah tatanan nilai yang sedang terombang-ambingkan oleh mereka yang pintar tapi picik (sorry dech kalau ada yang gak senang dengan kalimat “pintar tapi picik”, gak ada maksud lho…).

Sungguh tidak perlu diragukan lagi, memperbincangkannya panjang lebar tidak mendatangkan banyak manfaat kalau hanya berkecimpung dalam perdebatan tanpa akhir yang pasti. Mulaialah untuk merefleksikannya ditengah kehidupan ini, karena dengan cara demikian kita akan mampu merasakan pencitraan hasil yang pasti.

Kita terlalu bangga dengan ijazah pendidikan atau sertifikat pelatihan yang memiliki grade terbaik, namun kita lupa untuk mengaplikasikannya secara professional kepada orang lain yang juga haus akan pencerahan. Hanyalah mereka yang telah mampu memupuk kesadaran diri pada jalan pencerahan yang mampu mengendalikan egosentris yang menguasai diri, mereka tidak lagi berbangga diri secara berlebih-lebihan, justru mereka semakin rendah hati karena ketinggian budi yang syarat akan nilai kasih sayang. Mereka ini mengajarkan sekaligus mendidik pada jalan pencerahan.

Karakter inilah yang sangat diharapkan negeri ini, tidak mengharapkan mereka yang hanya sekedar bisa bersiul ditengah keramaian tanpa bukti untuk membenarkan kebenaran, justru sebaliknya, mereka malah memutar balikkan fakta. Apalagi yang akan bisa kita peroleh dari orang seperti itu, hanya menunggu kehancuran secara perlahan namun pasti adanya. Menantikan saat ketimpangan telah menjadi suatu pemandangan yang biasa, hingga pada akhirnya kita yang tergolong rakyat biasa hanya mengikuti ocehan mereka, bahkan kita telah memandang kehidupan ini seperti mereka memandang kehidupan dengan cara kekisruhan yang tak pernah menuai ujung yang jelas.

Kalau memang pendidikan diharapkan menjadi salah satu pencetak generasi terbaik masa depan, tanamkanlah tatanan nilai yang berporos pada nilai kejujuran dan profesinalisme yang benar-benar menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Tidak hanya sekedar standar penialaian diatas lembaran putih saja atau hanya sekedar ucapan omong kosong belaka, sama persis dengan ocehan burung kenari yang mereka sendiri tidak mengerti bahasa yang mereka sampaikan. 

Negeri ini membutuhkan orang-orang yang cakap dalam pendidkannya, namun Tidak cukup itu saja, keberhasilan mencetak generasi yang memiliki keberanian dan kearifan dan kebijaksanaan adalah mereka yang memupuk diri dalam pertumbuhan jalan pencerahan yang diperoleh dibangku sekolah dan atau sekolah kehidupan ini yang telah tuhan sediakan sebagai laboratorium terluas sekaligus laboratorium terbesar kepada sekalian manusia agar manusia memanfaatkannya sebaik mungkin, termasuk kita.

Ketahuilah, jalan pencerahan bisa didapatkan oleh sebagian guru yang telah banyak mengikuti jejak-jejak jalan pencerahan karena mereka telah menjadikan diri mereka sebagai seorang pelayan kehidupan yang dinanti-nantikan oleh semua orang. Barangkali istilah “pelayan” terdengar tidak mengasyikkan dan tidak sereg dihati. Hanya dengan memberikan pelayanan/ pengabdian secara tulus itulah jalan kebaktian yang diharapkan mampu menuai hasil terbaik bagi bangsa ini.

Kekisruhan negeri ini bermunculan silih berganti, belum cukup satu, tambah lagi oleh sekumpulan masalah lainnya yang sampai saat sekarang ini dalam peroses pencarian titik terang. Seolah-olah masalah yang sedang dihadapi bangsa ini semakin hari semakin menumpuk saja. Jika boleh bertutur apa yang pernah disampaikan seorang sahabat, “negeri ini diisi oleh banyak orang pintar, tapi bodoh.” .

Maafkanlah apa yang sahabat sampaiakan tadi, tidak ada niatan menyakiti mereka yang duduk dikursi kekuasaan tertinggi republik ini. Sesungguhnya apa yang sahabat sampaikan tadi tidak lain merupakan bahasa hati karena ketidak puasan terhadap para punggawa bangsa yang tidak cakap dalam menuntun bangsa ini kearah pencapaian yang diharapkan masyarakat secara keseluruhan.

Kalau kita boleh berandai-andai sejenak saja, barangkali kita akan mengandai-andaikan sesuatu yang indah. Tentu saja kita mengharapkan sesuatu yang indah dan membahagiakan. Kita memiliki negeri ini maka semestinyalah mengharapkan kesejahteraan negeri ini secara merata, tidak hanya bisa dinikmati oleh mereka yang berkedudukan tinggi saja, siapa pun boleh menikmati kesejahteraan hidup karena merupakan hak masing-masing individu untuk bisa menikmatinya.

Saatnyalah mengandai-andaikan jalan pencerahan itu menjadi nyata dan menyatakannya melalui serangkaian persoses yang nyata karena sesungguhnya semua yang ingin kita peroleh dalam realitas kehidupan ini butuh suatu peroses waktu yang panjang. Jalan pencerahan itu membimbing kita untuk menemukan sejatinya diri kita.

Untuk mendapatkannya, Butuh kesabaran dan ketabahan serta keihlasan untuk bisa menyelaraskan diri pada suatu pencapaian-pencapaian tertentu, sungguh terlihat indah jika kita sudah mampu menyesuaikan diri dengan jalan pencerahan yang berisikan nilai-nilai kemanusiaan yang melekat didalam diri setiap manusia seperti halnya; kasih sayang, cinta kasih, kejujuran, keikhlasan dan kelemah-lembutan.

Tidak banyak orang menekuni jalan pencerahan tersebut untuk bisa menemukan sejatinya diri mereka karena memang negeri ini butuh orang yang berkarakter, namun hanya sebagian orang saja yang bisa menyelami jalan pencerahan tersebut dengan memupuk kesabaran didalam diri. Kalau boleh berpesan pada mereka yang telah dipercayakan mengayomi masyarakat; Jadilah seorang guru kehidupan yang memberikan kesejukan bagi semua orang, ciptakanlah wajah indah aturan itu dengan kelemah lembutan dan bimbinglah mereka pada jalan pencerahan, serupa langit yang mengayomi keseluruhan alam semesta tanpa membedakan segala sesuatunya dibawah naungannya, serupa bumi yang selalu menumbuhkan bibit kebaikan bagi semua kehidupan sekaligus menjadi pelayan terbaik bagi kehidupan itu sendiri.

Jika sudah demikian, tidak mungkin tidak, generasi selajutnya akan mampu memberikan kesejukan bagi bumi pertiwi ini, kehadiran mereka sangat dinanti-nantikan oleh semua orang, ditangan merekalah tatanan dunia baru menjadi sebuah kenyataan, kebaktian dan pelayan bagi bangsa ini menjadi sikap keseharian mereka karena mereka telah memupuk diri pada jalan pencerahan. Kepintaran tidak lagi menjadi simbol-simbol kepicikan, atau mungkin kepintaran menjadi suatu sumber ketidak percayaan dimata kebanyakan masyarakat negeri ini, justru kepintaran yang diimbangi kecerdasan akan mampu membuat negeri tercinta ini seperti apa yang dicita-citakan.

Jalan pencerahan membersihkan dari kekotoran, memulai membimbing diri sendiri pada pencerahan sebelum membimbing kehidupan pada tatanan pengaharapan. Layaknya seperti rumah yang sudah bersih dan harum, tidak lagi ada lalat yang hinggap didalamnya karena sudah terbebas dari kotoran, tidak seperti sebelumnya, rumah (kehidupan) ini banyak dihinggapi lalat-lalat (kekisruhan, ketimpangan, kedzoliman, dsb) karena didalamnya menyimpan sesuatu yang kotor dan bau.

Oleh karena itulah diperlukannya jalan pencerahan untuk bisa menciptakan tatanan dunia baru yang diidam-idamkan oleh semua orang, termasuk diri kita yang memulai belajar mengikuti jalan pencerahan itu sendiri. Pada akhirnya kita mampu menerangi kehidupan diri dengan nilai kearifan dan kebijaksanaan dan orang lain pun bisa merasakan kesejukannya.

1 komentar:

  1. Bantu buat Kartu Kredit BANK BNI dengan beragam fasilitas dan diskon, free iuran tahun pertama di manapun anda berada di seluruh pelosok nusantara Kartu Kredit BNI, adalah Kartu Kredit BNI MasterCard dan BNI VISA, baik Kartu Biru, Emas
    maupun Platinum berikut Kartu Tambahannya.
    100% berkas aman cukup fc ktp.slip
    gaji/skp kartu kredit npwp
    khusus karyawan gaji min 3 jt perbulan.owner lampirkan fc ktp siup dan npwp bila memiliki kartu kredit bisa dilampirkan
    proses maks 10 hari kerja.Diskon 15% untuk makanan dan minuman dengan minimum transaksi Rp 150.000,- dan maksimum transaksi Rp 2.000.000,-.
    Diskon 20% untuk menu makanan Hot Kitchen (tidak termasuk Toast/Honey Toast/Beverage) dengan minimum transaksi Rp 150.000.- dan maksimum transaksi Rp 2.000.000,- (sebelum diskon, pajak dan servis).
    Garuda Indonesia Travel Fair 2014, kerjasama Bank Negara Indonesia dengan Garuda Indonesia, one stop shopping untuk paket wisata Anda dengan harga spesial menggunakan Kartu Kredit dan Kartu Debit BNI.
    Diskon cicilan 0% selama 3 & 6 bulan atau cicilan bunga ringan 0,8% selama 9 & 12 bulan dengan transaksi minimum Rp 1.000.000,-
    Hemat hingga 50% atau maksimum Rp 1.000.000,- dengan BNI Reward Points.
    Informasi lebih lanjut hubungi BNI Call 500046 atau 021-500046/68888 dari ponsel.atau dengan marketing kami cabang BNI SEMARANG
    chairul sarto utomo via sms telp
    085229348635, 085600125176 pin bb 3166854C. TELP KANTOR ( 024 ) 33051946 FAK 024 86455931

    BalasHapus