Rabu, 11 April 2012

Kengerian macam apa yang selalu membayangi anda ketika berhadapan langsung dengan hujan deras kehidupan ini?


Kengerian macam apa yang selalu membayangi anda ketika berhadapan langsung dengan hujan deras disertai gelegar petir bergemuruh tanpa henti-hentinya? Kira-kira nasib apa yang akan anda hadapi ketika keluar rumah disaat cuaca seperti itu? Jangankan keluar Rumah, mendengar gelegar petir yang bergemuruh keras saja sudah membuat nyali menciut dengan sendirinya, bukan?

Terus terang saja, ketakutan seolah-olah menceburkan diri kedalam jiwa kita hingga membuat kita merasa takut menghadapi situasi yang demikian itu. Padahal cuaca yang seperti itu bukanlah pertanda azab dari Sang Pencipta, hujan deras disertai gelegar gemuruh petir menjadi pertanda berkah bagi bumi, tanpanya kehidupan dimuka bumi ini tidak akan bisa bertumbuh dengan sendirinya. Kehidupan semua makhluk hidup dimuka bumi tentu saja butuh air untuk bisa melangsungkan kehidupannya.

Begitupula kehidupan ini, gemuruh kehidupan (Cobaan, Ujian, Stress, Depresi, dll.) mendatangkan keberkahan bagi kehidupan ini jika kita mampu mengolahnya menjadi sesuatu yang amat berharga bagi kehidupan kita diesok harinya. Bukankah kita akan bertumbuh dari serangkaian masalah yang datang silih berganti?

Gemuruh petir mendatangkan berkah bersamaan dengan turunnya hujan karena kedatangannya sebagai anugrah bagi semua makhluk hidup. Tidak saja itu, hujan mampu menyeimbangkan kehidupan ini setelah beberapa priode waktu mengalami masa kritis (Kering kerontang; Musim panas). Kita juga percaya bahwa nasib buruk dan nasib baik silih berganti. Namun anehnya, kita seringkali mengeluh ketika putaran roda kehidupan menjadikan kita berada dibawah (stress, depresi, ujian, cobaan, dll.). Kita merasa diperlakukan tidak adil oleh tuhan. Tapi begitu kehidupan ini berputar lagi, kehidupan menjadi lebih baik, anugrah berlimpah, justru membuat kita lupa diri.

Anehnya, kita lupa segala Sesuatu yang telah berkontribusi positif bagi pertumbuhan kehidupan ini. Jika terus-menerus seperti ini, kita tidak banyak mensyukuri nikmat dan tidak bisa melatih otot-otot keihlasan lebih kuat lagi. Keseimbangan diri sudah jauh pergi meninggalkan kita. Kekosongan jiwa sudah mulai terasa, namun kesadaran ini justru datang saat kita sudah duduk dikursi roda atau bahkan saat ajal akan menjemput. Saat itu sudah tidak ada kesempatan banyak untuk merubah diri. Masa muda penuh semangat sudah jauh meninggalkan kehidupan, kita hanya bisa meringkik kesakitan dibalik penderitaan, penyesalan pun tidak bisa dielakkan lagi.

Sebelum semuanya terlambat, ada baiknya kita mencoba bertumbuh ditengah kehidupan ini dengan segala konsekuensi yang berlaku. Coba kita merenung sejenak, Hujan deras disertai gemuruh petir bukanlah pertanda azab, ketakutan yang menghantui hanyalah sebagai ketakutan-ketakutan yang tidak perlu dilebih-lebihkan. Alam bertutur demikian agar kita mau bercermin darinya. Tidak banyak pelajaran yang akan kita dapatkan disaat kita menutup diri dari pelajaran yang ada.

Hanya dengan membuka diri, mengurangi rasa ketakutan, dan mengembalikan kembali segala sesuatunya kepada Sang Pencipta akan dapat membuat kita lebih kuat, lebih bisa mengenal makna kehidupan ini. Jika tidak demikian, rasa ketakutan dan kehawatiran selalu saja menjadi bayangan yang tidak pernah ingin lepas dari kehidupan ini karena kita telah mengambil semua ketakutan itu masuk ke dalam diri. Ada baiknya kita mencoba memberanikan diri melihat keluar ketika hujan mengguyur bumi, barangkali disana kita melihat tetesan demi tetesan air hujan meresap ke dalam tanah. Hal ini pertanda baik, hujan tidak hanya meresap kedalam tanah, namun juga memberikan nuansa baru bagi pertumbuhan semua makhluk lainnya.

Rasa ketakutan itu muncul karena kita tidak merasakan indah segala macam sensasi yang sedang menari-nari didepan pintu kehidupan. Bagi mereka yang menerima hujan sebagai pertanda anugrah, mereka menyambutnya dengan senang hati, tidak jarang mereka mengguyur tubuhnya ditengah percikan air langit yang sedang asyiknya menyapa sang bumi. Seolah-olah langit sedang menjalin komunikasi dengan bumi dengan bahasa kasih yang hanya bisa dimengerti oleh langit dan bumi, tak seorangpun tahu pesan yang disampaikannya.

Cobalah sejenak mencoba memahami bahasa langit saat hujan mengguyur bumi, Alangkah indanya jika saja kita melihat pemandangan saat itu sebagai moment terindah. Bukankah warna indah pelangi terlihat saat hujan selesai mengisahkan kisahnya dibentangan cakrawala diatas sana. Sangat indah bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar