Rabu, 04 April 2012

Bukan karena panas Mataharinya nich_Hanya karena Hati Panas_Semuanya jadi Memanas dech. Sueeer Deech


Seorang petani paruh baya menghabiskan waktunya berjam-jam ditengah terik panas matahari yang menyengat kulit. Baju lusuh yang dikenakannya hanya bisa menutupi anggota tubuhnya hingga lengan. Penutup kepala khas petani tidak pernah ia lupakan saat melakukan aktifitas keseharian ditengah sawah. Namun begitu, ia masih bisa bertahan dibawah sengatan terik panas matahari.

Terkadang senyum simpul terurai dari pipinya yang sudah menampak keriput saat melihat burung-burung berterbangan diatas sawahnya yang ditanami padi yang sebentar lagi menunggu panen tiba dalam waktu dekat ini. kebahagiaan terlihat dari pancaran raut wajahnya sekalipun berda diterik panas siang yang begitu membosankan bagi setiap orang. Namun karena penerimaan dan keikhlasan membuatnya mampu bertahan dibawah hujaman panas yang menghitamkan lapisan epidermis kulit setiap orang asia. Sebut saja namanya pak Umar. Laki-laki bertubuh kurus dengan wajah ovale ini telah begitu banyak menghabiskan masa hidupnya disawah bersama semilir angin lembut yang terhempas dari dedaunan rindang disekitar sawah ladangnya.

Berbeda halnya dengan pak Angga yang begitu banyak menghabiskan waktu hidupnya untuk duduk dikursi megah sekaligus mewah, dikantor tempat ia bekerja. Setiap harinya ia terlihat sibuk Bercengkerama dengan setumpukan kertas yang begitu menguras pikiran dan tenaga, ditambah lagi oleh keperibadian para karyawannya yang setiap kali harus mendapatkan kritikan untuk bisa bekerja dengan maksimal. Tentu saja kondisi demikian ini membuat ia seringkari mengomel, bahkan sudah menjadi kelaziman dalam hidupnya. Walau penghasilan dalam bidang financial begitu banyak ia dapatkan, namun dalam kenyataannya pak angga terlihat dari raut wajahnya merasakan tekanan hidup.

Wajar saja ia seringkali berandai-andai hidup seperti mereka yang dibawah sana, dengan penghasilan yang berkecukupan dan hidup dalam kesederhanaan, mereka mampu meraih kualitas hidup yang sangat menabjubkan sekaligus membahagiakan. Akhir-akhir ini, pak angga seringkali terlihat mengunjungi Rumah sakit dan tempat peraktik dokter spesialis saraf, terkadang juga mendapat rekomendasi untuk sesekali berkunjung ketempat dokter Amna, Spesialis Penyakit Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Mamben yang dikenal bertangan dingin oleh para pasien stress yang biasa berkunjung ketempat peraktiknya.

Kesederhanaan hidup pak Umar dengan penghasilan berkecukupan dan pola hidup kesederhanaan mampu menghadirkan kebahagiaan yang membuat raut wajah terlihat tampilan senyuman yang membahagiakan. Berbeda halnya dengan pak Angga yang seringkali terlihat menampak raut suram tak bercahaya, padahal semua orang tergiur dengan penghasilannya pak Angga yang sangat boombastis, 20 juta dalam setiap bulannya adalah penghasilan yang sulit sekali dibayangkan oleh mereka yang duduk dirumah sederhana beratapkan jerami yang seringkali ditemani hujan kala langit sedang memuntahkan isi perutnya. (Cerita ini hanyalah Fiktif Belaka, Jika ada kesamaan Nama, tempat dan kejadian hanyalah Rekayasa dan adanya unsur kesengajaan sebagai pembelajaran. Suer tie keweer-Keweer dech.)

Sahabat pembaca yang budiman. Dalam keseharian, kita seringkali menuntut segala sesuatu yang terlihat megah dan mewah walau harus mengorbankan hidup yang sangat penting dan berharga ini. kita seringkali menuntut ini dan itu agar terlihat megah dimata orang lain. Kita seringkali mengomentari kehidupan mereka yang pas-pasan ala kadarnya. Padahal kita tahu kedamaian dan kenyamanan hidup berawal dari penerimaan hati atas kehidupan yang telah dipersembahkan tuhan. Kita tidak ubahnya seperti kehidupan “pak Angga” dalam ceritra tersebut karena begitu menuntut ini dan itu, namun ketika merasakan posisi seperti apa yang tergambarkan dalam impian, kita seringkali merasa jauh dari harapan hidup yang membahagiakan, bahkan pola hidup demikian mengorbankan hidup kita untuk seringkali mampir dirumah sakit karena sering mengalami penyakit jantung dan kardiovaskuler bahkan penyakit mental/ kejiwaan akibat pola hidup yang seringkali dibayangi tekanan demi tekanan dikeseharian. Apalah arti uang menumpuk jika rela mengorbankan diri untuk ditetesi oleh cairan impus dan beragam daftar obat (Medikamentosa) guna mengembalikan kehidupan kita seperti sedia kala.

Kenyaman dalam hidup ini sebenarnya hadir dalam bentuk yang teramat sederhana. Coba saja untuk kita belajar bersama membuka hati ini menerima kehidupan dan tersenyum menyambut kenyataan. Bukan karena tempat dimana kita bekerja yang menjadikan kita merasakan keindahan kebahagiaan, sekalipun diterik panas matahari yang menyengat, kita masih mampu merasakan keindahan yang luar biasa ketika jiwa merasakan kenyamanan dalam penerimaan penuh keikhlasan untuk menerima kado kehidupan ini. Bukan karena banyaknya financial yang menjadikan orang terlihat menampak senyum kebahagiaan (Financial adalah bagian untuk bisa terus berjalan dalam perosesi kehidupan ini, tentu saja posisinya penting, namun tidak lebih penting dari cara dan bagaimana kita mensiasati kehdiupan ini secara bijak), namun karena kesederhanaan berteman kesyukuran menjadikan kita hidup penuh pancaran aura keindahan disetiap pijakan dalam melangkah disegenap sisi kehidupan.

Kita seringkali terjebak dalam pemikiran yang salah, sehingga menganggap bahwa penderitaan itu cocok bagi mereka yang berkerja dibawah panas matahari, dan mereka yang berkerja dibawah sorotan Air Conditioner adalah golongan kelas menengah yang kehidupannya selalu dalam taraf kebahagiaan luar biasa. Padahal ini tidak berlaku dalam keseharian, panas mentari boleh saja membakar kulit, namun karena penerimaan dan menjalankan aktifitas dalam penerimaan yang luar biasa membuat semuanya indah untuk dijalani dalam rangkaian kehidupan. Dinginnya Ac boleh saja membuat kulit tetap merasakan kondisi yang relative nyaman (Tidak diperbolehkan penggunaan AC Berlebih bagi mereka yang mengalami Asma dan gangguan pernapasan Akut ataupun Kronis), namun ternyata jika hati merasakan panas (tekanan; stress dan depresi) maka suhu lingkungan luar tidak akan banyak menyumbangkan perannya terhadap istuasi perasaan yang bertekanan tinggi. Inilah mengapa orang bijak seringkali berpesan demikian, “terimalah kehidupan ini dengan hati lapang dan kenyamanan serta ketenteraman hati hingga membuat semuanya dinaungi keteduhan.”

Naaah, ada baiknya untuk kita tidak ngotot mencaci maki mereka yang hidupnya biasa saja seperti apa adanya, barangkali dalam kesederhanaan seperti itu mereka lebih menikmati kebahagiaan ditengah kehidupan. Tidak pula menerawang kehidupan diri dalam impian-impian yang menjerumuskan (Membandingkan kehidupan diri dengan melihat kehidupan orang yang berkelimpahan), adalah baik untuk kita belajar mendamaikan hati untuk menjalani peroses kehidupan ini dengan penerimaan luar biasa hingga lahirlah embun yang menyejukkan yang selalu membasahi hati untuk bisa merasakan kedamaian yang luar bisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar