Seorang
petani paruh baya menghabiskan waktunya berjam-jam ditengah terik
panas matahari yang menyengat kulit. Baju lusuh yang dikenakannya
hanya bisa menutupi anggota tubuhnya hingga lengan. Penutup kepala
khas petani tidak pernah ia lupakan saat melakukan aktifitas
keseharian ditengah sawah. Namun begitu, ia masih bisa bertahan
dibawah sengatan terik panas matahari.
Terkadang
senyum simpul terurai dari pipinya yang sudah menampak keriput saat
melihat burung-burung berterbangan diatas sawahnya yang ditanami padi
yang sebentar lagi menunggu panen tiba dalam waktu dekat ini.
kebahagiaan terlihat dari pancaran raut wajahnya sekalipun berda
diterik panas siang yang begitu membosankan bagi setiap orang. Namun
karena penerimaan dan keikhlasan membuatnya mampu bertahan dibawah
hujaman panas yang menghitamkan lapisan epidermis kulit setiap orang
asia. Sebut saja namanya pak Umar. Laki-laki bertubuh kurus dengan
wajah ovale ini telah begitu banyak menghabiskan masa hidupnya
disawah bersama semilir angin lembut yang terhempas dari dedaunan
rindang disekitar sawah ladangnya.
Berbeda
halnya dengan pak Angga yang begitu banyak menghabiskan waktu
hidupnya untuk duduk dikursi megah sekaligus mewah, dikantor tempat
ia bekerja. Setiap harinya ia terlihat sibuk Bercengkerama dengan
setumpukan kertas yang begitu menguras pikiran dan tenaga, ditambah
lagi oleh keperibadian para karyawannya yang setiap kali harus
mendapatkan kritikan untuk bisa bekerja dengan maksimal. Tentu saja
kondisi demikian ini membuat ia seringkari mengomel, bahkan sudah
menjadi kelaziman dalam hidupnya. Walau penghasilan dalam bidang
financial begitu banyak ia dapatkan, namun dalam kenyataannya pak
angga terlihat dari raut wajahnya merasakan tekanan hidup.
Wajar
saja ia seringkali berandai-andai hidup seperti mereka yang dibawah
sana, dengan penghasilan yang berkecukupan dan hidup dalam
kesederhanaan, mereka mampu meraih kualitas hidup yang sangat
menabjubkan sekaligus membahagiakan. Akhir-akhir ini, pak angga
seringkali terlihat mengunjungi Rumah sakit dan tempat peraktik
dokter spesialis saraf, terkadang juga mendapat rekomendasi untuk
sesekali berkunjung ketempat dokter Amna, Spesialis Penyakit Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Mamben yang dikenal bertangan dingin oleh para
pasien stress yang biasa berkunjung ketempat peraktiknya.
Kesederhanaan
hidup pak Umar dengan penghasilan berkecukupan dan pola hidup
kesederhanaan mampu menghadirkan kebahagiaan yang membuat raut wajah
terlihat tampilan senyuman yang membahagiakan. Berbeda halnya dengan
pak Angga yang seringkali terlihat menampak raut suram tak bercahaya,
padahal semua orang tergiur dengan penghasilannya pak Angga yang
sangat boombastis, 20 juta dalam setiap bulannya adalah penghasilan
yang sulit sekali dibayangkan oleh mereka yang duduk dirumah
sederhana beratapkan jerami yang seringkali ditemani hujan kala
langit sedang memuntahkan isi perutnya. (Cerita ini hanyalah Fiktif
Belaka, Jika ada kesamaan Nama, tempat dan kejadian hanyalah Rekayasa
dan adanya unsur kesengajaan sebagai pembelajaran. Suer tie
keweer-Keweer dech.)
Sahabat
pembaca yang budiman. Dalam keseharian, kita seringkali menuntut
segala sesuatu yang terlihat megah dan mewah walau harus mengorbankan
hidup yang sangat penting dan berharga ini. kita seringkali menuntut
ini dan itu agar terlihat megah dimata orang lain. Kita seringkali
mengomentari kehidupan mereka yang pas-pasan ala kadarnya. Padahal
kita tahu kedamaian dan kenyamanan hidup berawal dari penerimaan hati
atas kehidupan yang telah dipersembahkan tuhan. Kita tidak ubahnya
seperti kehidupan “pak Angga” dalam ceritra tersebut karena
begitu menuntut ini dan itu, namun ketika merasakan posisi seperti
apa yang tergambarkan dalam impian, kita seringkali merasa jauh dari
harapan hidup yang membahagiakan, bahkan pola hidup demikian
mengorbankan hidup kita untuk seringkali mampir dirumah sakit karena
sering mengalami penyakit jantung dan kardiovaskuler bahkan penyakit
mental/ kejiwaan akibat pola hidup yang seringkali dibayangi tekanan
demi tekanan dikeseharian. Apalah arti uang menumpuk jika rela
mengorbankan diri untuk ditetesi oleh cairan impus dan beragam daftar
obat (Medikamentosa) guna mengembalikan kehidupan kita seperti sedia
kala.
Kenyaman
dalam hidup ini sebenarnya hadir dalam bentuk yang teramat sederhana.
Coba saja untuk kita belajar bersama membuka hati ini menerima
kehidupan dan tersenyum menyambut kenyataan. Bukan karena tempat
dimana kita bekerja yang menjadikan kita merasakan keindahan
kebahagiaan, sekalipun diterik panas matahari yang menyengat, kita
masih mampu merasakan keindahan yang luar biasa ketika jiwa merasakan
kenyamanan dalam penerimaan penuh keikhlasan untuk menerima kado
kehidupan ini. Bukan karena banyaknya financial yang menjadikan orang
terlihat menampak senyum kebahagiaan (Financial adalah bagian untuk
bisa terus berjalan dalam perosesi kehidupan ini, tentu saja
posisinya penting, namun tidak lebih penting dari cara dan bagaimana
kita mensiasati kehdiupan ini secara bijak), namun karena
kesederhanaan berteman kesyukuran menjadikan kita hidup penuh
pancaran aura keindahan disetiap pijakan dalam melangkah disegenap
sisi kehidupan.
Kita
seringkali terjebak dalam pemikiran yang salah, sehingga menganggap
bahwa penderitaan itu cocok bagi mereka yang berkerja dibawah panas
matahari, dan mereka yang berkerja dibawah sorotan Air Conditioner
adalah golongan kelas menengah yang kehidupannya selalu dalam taraf
kebahagiaan luar biasa. Padahal ini tidak berlaku dalam keseharian,
panas mentari boleh saja membakar kulit, namun karena penerimaan dan
menjalankan aktifitas dalam penerimaan yang luar biasa membuat
semuanya indah untuk dijalani dalam rangkaian kehidupan. Dinginnya Ac
boleh saja membuat kulit tetap merasakan kondisi yang relative nyaman
(Tidak diperbolehkan penggunaan AC Berlebih bagi mereka yang
mengalami Asma dan gangguan pernapasan Akut ataupun Kronis), namun
ternyata jika hati merasakan panas (tekanan; stress dan depresi) maka
suhu lingkungan luar tidak akan banyak menyumbangkan perannya
terhadap istuasi perasaan yang bertekanan tinggi. Inilah mengapa
orang bijak seringkali berpesan demikian, “terimalah kehidupan ini
dengan hati lapang dan kenyamanan serta ketenteraman hati hingga
membuat semuanya dinaungi keteduhan.”
Naaah,
ada baiknya untuk kita tidak ngotot mencaci maki mereka yang hidupnya
biasa saja seperti apa adanya, barangkali dalam kesederhanaan seperti
itu mereka lebih menikmati kebahagiaan ditengah kehidupan. Tidak pula
menerawang kehidupan diri dalam impian-impian yang menjerumuskan
(Membandingkan kehidupan diri dengan melihat kehidupan orang yang
berkelimpahan), adalah baik untuk kita belajar mendamaikan hati untuk
menjalani peroses kehidupan ini dengan penerimaan luar biasa hingga
lahirlah embun yang menyejukkan yang selalu membasahi hati untuk bisa
merasakan kedamaian yang luar bisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar