Jumat, 24 Februari 2012

Sisihkan saja DURINYA, Cari ISINYA!!!

Salah satu kendala setiap orang dalam melihat suatu masukan dan pelajaran berharga kepada dirinya adalah kesalah pahaman dalam menafsirkan apa yang sedang terjadi didalam kehidupannya. Atau jangan-jangan semua itu berawal dari paham yang salah dalam melihat realita!? Bedanya apa sich? Salah paham berawal dari sudut pandang yang berbeda dari apa yang sedang terjadi yang mana menitik beratkan pada penafsiran negative atas apa yang sedang terjadi. Sedangkan paham yang salah sudah benar-benar melenceng dari dasar dan fundamental dari realitas kehidupan yang ada. Intinya Ketidak mampuan dalam melihat hikmat dan pelajaran dibalik setiap peristiwa yang sedang terjadi membuat kehidupan hilang kendali, tidak heran jika sikap frustasi dan negative lainnya bermunculnya dan pada akhirnya berujung pada stress serta depresi. Inilah kendala terbesar yang menjadikan kita teramat sulit dalam melihat kesempatan yang ada untuk bisa belajar dari setiap peristiwa yang mendera disetiap harinya.

Sebenarnya Masalah yang sedang menimpa Bukanlah suatu awal dari ragam penderitaan pada konteks kenyataan yang menimpa, namun sesungguhnya bagaimana kita membingkainya secara bijak dengan pikiran yang cemerlang penuh ketenangan dan kebijaksanaan. Tentu saja semua orang tahu kalau sikap galau dan khawatir telah dimiliki setiap manusia, namun itulah tantangan sekaligus modal dasar untuk bisa menyeimbangkan kegalauan menjadi sumber ketenangan, kekhawatiran yang mana pada akhirnya mengajarkan kita artian kedamaian. Lho kok bisa begitu? Emang ada caranya? Jangan mengada-ngada dech!!!!

Iya, pastinya bisa donk. Tentu saja hal demikian tidaklah mengada-ada atau diluar batas manusia untuk bisa belajar seutuhnya dari ragam peritiwa yang menimpa. Bagaimana caranya tuch? Sahabat pembaca yang budiman. Tidak seorangpun yang menolak jika dirinya pernah didera rasa kekhawatiran dan kegalauan didalam hidupnya karena berawal dari kesalah pahaman maupun dari paham yang salah. Sesungguhnya sikap demikian itu sangat manusiawi terjadi, hanya saja kita butuh cara yang tepat untuk bisa mengenali dan mendiagnosis apa yang sebenarnya terjadi didalam setiap peristiwa yang terjadi lantaran itu kita berusaha memaksimalkan asset didalam diri untuk bisa menemukan kedamaian dan ketenangan serta mengambil pelajaran berharga dari setiap peristiwa yang sedang menimpa ataupun telah berlalu.

Sebenarnya kendala terbesar itu terletak pada ketidak mampuan kita dalam melihat diri seutuhnya. Bukankah kita memiliki asset yang mana bisa kita fungsikan untuk menapikan ragam kegelisahan dan kegalauan yang menimpa yang pada akhirnya menghadirkan kedamaian didalam hidup? Asset terbesar itu adalah kesadaran bahwa didalam kehidupan ini selalu ada tuhan yang menyertai disetiap waktu. Betapapun pahitnya peritiwa yang terjadi, sesungguhnya ada makna yang tuhan ingin berikan dan persembahkan kepada kita agar kita menjadi manusia yang dewasa.

Ini artinya bahwa ragam peristiwa yang menimpa adalah serangkaian cara tuhan untuk memulai langkah pendewasaan kepada makhluknya. Sebenarnya kita sadar dan sudah menjadi rahasia umum diantara kita, Bukankah orang terbaik itu adalah orang yang mampu bersikap tenang dibalik dera dan cobaan lantaran itu mereka bertumbuh bijak setelah mengambil pelajaran makna dari serangkaian peristiwa yang menimpa? Apa iya dalam waktu singkat setiap orang bisa mewujudkannya?

Bisa Iya juga bisa tidak. Namun yang jelas, kesempatan untuk belajar dengan kesadaran adalah modal untuk bisa melihat rangkaian peristiwa sebagai cara untuk mengambil intisari dan hikmat serta pembelajaran dalam perosesi pendewasaan. Mengatasi kegelisahan, kegalauan, kekhawatiran dan ragam kenaifan lainnya butuh suatu ketenangan bathin. Sungguh ketenangan itulah tuhan akan membisikkan jalan yang bisa ditempuh untuk mengatasi ragam permasalahan; kegelisahan, galau, dan khawatir. Mensyukuri asset dalam hidup seperti misalnya prestasi, talenta, kemampuan yang ada, serta beragam komentar positif yang ditujukan orang lain kepada diri kita akan sangat membantu dalam mengurangi rasa kekhawatiran yang berlebihan.

Kok bisa begitu sich? Iya, memang demikian adanya. Melihat diri secara positif akan mampu mengurangi rasa kegelisahan bahkan memusnahkannya. Sungguh kita masih memiliki kesempatan untuk mengukir kehidupan lebih baik dari ragam persoalan hidup yang mendera disetiap harinya. Kesuksesan itu bukanlah ketika kita diberikan kado dan ragam piagam oleh orang lain dalam suatu waktu yang terbatas, namun sesungguhnya semua itu terletak dari cara kita melihat segala sesuatunya.

Ini pertanda bahwa kemauan dan kesadaran dalam berperoses ditengah kehidupan tidak hanya memimpikan prestise dari orang lain, namun juga memberikan prestise kepada diri sendiri saat musibah dalam hidup menimpa. Perjalan hidup tidak berhenti oleh masalah, perjalanan hidup tidak berhenti begitu saja ketika mendapatkan hadiah, kesemuanya itu memiliki kesempatan untuk menjadikan kita lebih dewasa jika sepenuhnya memupuk diri dalam kesadaran dan kemauan untuk belajar kepada kehidupan.

Elemen diatas yang sudah disebutkan merupakan motifator yang mampu menghidupkan harapan dalam diri seseorang sebagai suatu kabar gembira pun juga mendorongnya untuk bangkit kembali dan bertindak. Ini menyadarkan kita bahwa kita perlu melihat kedalam diri agar sepenuhnya kita menyadari bahwa kita adalah individu yang sangat luar biasa bahwa sesungguhnya kita adalah ciptaan tuhan yang memiliki potensi yang memukau dalam mensinergikan kehidupan ini penuh kesejukan, menepis segala kekhawatian dengan pengetahuan dan menyisihkan kegelisahan dengan kesadaran bahwa tuhan selalu bersama hambanya disetiap pijakan langkah ditengah kehidupan.

Karena itulah Manusia diciptakan tuhan dalam bentuk yang sempurna. Rasa kekhawatiranpun sebenarnya diciptakan tuhan untuk bisa membuat manusia lebih peka akan kehidupannya. Bagi mereka yang belajar mengenali diri akan mampu menyeimbangkan pergulatan antara kegelisahan dan harapan untuk mendapatkan ketenangan, sungguh ada kebahagiaan disana yang bisa ditempuh dengan menyalakan lampu kesadaran; 1. Kesadaran akan kehadiran Tuhan, 2. Kesadaran akan diri yang dibekali asset luar biasa, 3. Kesadaran akan pengakuan postif yang diberikan oleh orang lain. Inilah modal utama untuk bisa menghadirkan kedamaian yang selama ini kita mimpikan. Bukannya mustahil, sungguh ini adalah nyata jika kita mulai untuk mencoba dan belajar dari segenap peristiwa yang menimpa. Keep spirit For Our Life Better.

Salam satu jiwa. Salam sehat jiwa untuk menggapai hidup bahagia.

Mustafid Amna Umary Erlangga Kusuma Perdana Saputra Zain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar