Jumat, 24 Februari 2012

Belajar dari mereka yang "GAGAL", Why Not?

Sudah menjadi rahasia umum diantara kita jika menginginkan pembelajaran dari orang-orang yang memiliki ragam prestasi atau yang biasa disebut kesuksesan dalam kehidupan mereka. Sudah banyak diantara kita menimba ilmu dan wawasan serta pengalaman hidup dari orang-orang yang dikenal sukses. Jarang sekali diantara kita yang mau belajar tentang hidup dari orang-orang yang memiliki kesenjangan dalam kehidupannya. Hal ini sudah menjadi pola umum yang terjadi. Tentu saja hal demikian tidaklah salah, namun ada sesuatu dan lain hal yang perlu kita pelajari dan kaji lebih mendalam tentang pelajaran hidup yang diperoleh dari mereka yang justru dipenuhi kesenjangan dalam hidupnya ataupun mereka yang tidak terkenal dimata orang lain.

Sekalipun anda orang yang memiliki ragam prestasi, sekalipun anda memiliki segudang piagam, dikenal cerdas, ataupun anda dikenal hebat dimata orang lain bukan berarti anda tidak perlu belajar dari orang lain yang posisinya jauh dibawah. Saya, Anda dan juga mereka percaya akan selalu ada pembelajaran yang bisa kita petik dari kehdiupan orang lain. Entah itu dari mereka yang memiliki segudang prestasi didalam hidupnya dan dikenal merata oleh orang banyak maupun dari mereka yang memiliki kesenjangan didalam hidupnya atau lebih dikenal orang-orang yang “gagal” dalam kehidupannya.

Dalam perosesi perjalanan hidup ini, kita akan banyak belajar dari kehidupan orang lain. Baik dari mereka yang sukses dan atau “gagal”. Sungguh, sebenarnya kita sedang dihadapkan untuk melihat serangkaian peroses kehidupan ini agar kita mampu mengambil pelajaran berharga penuh hikmah, sehingga hal-hal positif tidak terlewatkan begitu saja. Kita tidak sedang dihadapkan untuk berfokus pada hasil yang dicapai setiap orang dalam hidupnya, namun lebih tertuju dari serangkaian peroses yang dijalani sehingga ia bisa mencapai apa yang diharapkan dan diimpikannya.

Mungkin sebagian besar orang termasuk diri kita akan berdecak kagum ketika melihat hasil yang menabjubkan, akan tetapi jauh lebih menabjubkan jika kita bisa belajar dari peroses yang dijalani dalam hidup mereka, sehingga kita bisa mengikuti jejak langkah orang-orang sukses dalam menggapai impian dalam hidup mereka dan mampu menjadikannya sebagai batu loncatan bagi kehidupan lebih baik dihari esok. Disatu sisi yang lain, kita juga tidak menutup diri untuk mau belajar dari mereka yang “gagal” dalam hidupnya, karena dengan demikian kita mampu melihat sisi kehidupan mereka dan ragam hambatan yang dihadapi agar nantinya tidak terualang kesalahan yang sama dalam langkah yang kita ambil dimasa mendatang.

Memang tidak mudah membuka diri dan mau belajar dari mereka yang tidak terkenal karena mungkin rasa gengsi atau dorongan ego yang mengajarkan kesombongan kepada diri sendiri. Namun dengan keterbukaan jiwa yang lapang dan keinginan yang kuat untuk belajar akan mampu menjadikan diri kita seorang pembelajar sejati yang selalu mawas diri dalam kehidupan ini, entah itu belajar dari mereka yang sukses ataupun mereka yang “gagal”. Tidak menutup kemungkinan jika kita akan jauh lebih bercahaya dengan bercermin dari ragam kegagalan yang dihadapi orang lain ataupun kegagalan yang kita hadapi sendiri dalam hidup ini. Dengan cara demikian, kerendahan hati mengantarkan kita memasuki pintu pencerahan yang cerah dan indah guna mencapai apa yang ingin kita gapai dihari esok.

Satu-satunya cara yang bisa diakses oleh setiap orang untuk bisa belajar dari kehidupan orang lain adalah dengan “membuka diri dan mengikis kesombongan dalam dirinya yang mana didorong oleh ego”. Memposisikan diri sebagai seorang yang tidak lebih baik dari orang lain, memberikan kesempatan bagi rendah hati, membuka diri dan mau belajar adalah modal utama untuk bisa mengakses wawasan dan pengetahuan yang luar biasa guna mencapai pribadi yang menabjubkan. Kita tidak akan pernah dikenal tanpa adanya orang-orang yang “tidak terkenal”, pun juga tidak ada orang yang memiliki derajat tinggi tanpa orang-orang yang ada dibawah.

Memposisikan diri sebagai seorang pembelajar yang merelakan waktu dalam hidup untuk mengakses ragam wawasan dan pengetahuan serta menempatkan diri sebagai seorang yang begitu haus akan pelajaran positif akan mampu mengatarkan seseorang pada pembebasan atas kehidupannya. Kesombongan dan dorongan ego secara berlebihan terkadang membuat kita enggan untuk belajar serta menjadikan kita seorang pecundang yang mana bersedih hati melihat kesuksesan orang lain. Tentu saja sikap demikian itu tidak ada satupun diantara kita yang menginginkannya, Bukan?

Bisa jadi hari ini kita masih memupuk diri dengan ragam sikap kemelkatan yang demikian itu. namun adalah detik ini kita berkesempatan untuk memilih jalan yang tepat, entah itu bertahan dengan sikap masa lalu yang diwarnai acuh tak acuh ataukah membuka diri dan memberikan jalan yang seluas-luasnya untuk menjadikan diri seorang yang terbuka bagi wawasan baru. Kita jualah yang bertanggung jawab dalam memilih keputusan terbaik bagi kehidupan diri sendiri.

Coba saja bayangkan bagaimana sebuah ruangan yang tidak memiliki pintu ataupun fentilasi. Pastilah ruangan tersebut akan kedap udara dan tidak seorangpun yang akan mau menempatinya. Begitupula dengan diri kita, jika kita selalu terbuka kepada hal-hal positif, maka akan banyak hal yang menabjubkan hadir tanpa kita sadari sebelumnya akan kehadirannya ditengah pentas kehidupan ini.

Ada satu kunci yang biasa dipegang oleh mereka yang memiliki kebijaksanaan dalam hidupnya yang semoga menginspirasi kita untuk mau membuka diri dan belajar darinya, yaitu mereka yang bijaksana selalu belajar dari kehidupan orang lain, justru mereka banyak belajar dari kegagalan demi kegagalan yang menimpa kehidupan orang lain. Dengan berbekal kesederhanaan, pengetahuan kebijaksanaan bertambah disetiap saat yang menjadikan mereka seorang yang cerah dalam hidupnya. Kunci dari kebijaksanaan adalah kerendah hatian yang mengajarkan kita untuk membuka diri dari ragam masukan positif yang mampu menjadikan diri kita sebagai seorang yang bercahaya dalam hidupnya.

Meskipun masukan itu kita peroleh dari mereka yang jauh lebih muda usianya, atau mungkin juga dari mereka yang memiliki kesenjangan dalam kehidupannya. Meskipun kita belajar dari mereka yang sedang mengenyam pendidikan dibawah jenjang pendidikan kita sekarang, hal ini tidak menghalangi pesan kebajikan yang menjadikan kita manusia tercerahkan. Coba bayangkan, bagaimana mungkin kita bisa hidup tanpa warna warni yang diberikan orang lain kedalam kehidupan kita. Mungkinkah semua itu terjadi? Tentu saja hal yang sangat mustahil karena sesungguhnya tuhan menciptakan manusia dalam kehidupan sosial yang menuntut mereka untuk bisa saling berintraksi satu sama lain dalam kehidupannya. So, ada baiknya untuk kita belajar membuka diri agar kehidupan kita menjadi lebih baik diesok hari. Keep spirit for our life better…

Salam satu jiwa. Slam sehat jiwa untuk menggapai hidup bahagia.

Mustafid Amna Umary Erlangga Kusuma Perdana Saputra Zain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar