Begitu banyak diantara
kita yang seringkali terkecoh dengan apa yang nampak dipermukaan
ketika melihat apa yang ada didalam diri orang lain. Banyak orang
menyangka bahwasanya mereka sedang dihadapkan dengan musuh
yang sesungguhnya karena melihat orang lain memiliki suatu
kelebihan, sedangkan mereka tidak memiliki apa-apa selain perasaan
kerdil tak berdaya. Inilah anggapan yang terlihat sepele namun besar
dampaknya dalam diri setiap orang untuk meraih kehdiupan yang
menabjubkan.
Begitu
banyak orang merasa bahwa manusia yang lain adalah saingan hidup yang
layak untuk dikalahkan karena hidup adalah kompetisi untuk
melumpuhkan yang lainnya. Tidak
heran jika prinsip demikian dijadikan sebagai alat untuk
bersaing dan mengalahkan yang lainnya dengan ragam cara yang diyakini
mampu meningkatkan kualitas daya saingnya dihadapan orang lain.
Dalam konsep ini, orang lain bukan lagi sebagai
mitra kehidupan untuk bisa tumbuh bersama
dan saling melengkapi satu sama lain, justru yang terjadi adalah rasa
permusuhan, ketidak puasan. Begitulah pemahaman lazim dalam
benak kebanyakan orang yang sangat besar pengaruhnya terhadap
kemajuan hidup dimasa mendatang. Dalam pemahaman sempit demikian,
prestasi orang lain menjadikan mereka semakin
kerdil, seakan-akan mereka sudah tidak pantas lagi untuk
bersaing dengan manusia lain ketika melihat orang
lain memiliki prestasi yang tidak dimiliki.
Inilah
kenyataan dalam hidup yang seringkali menjadikan penyakit mental
bersarang dalam diri seseorang sehingga
individu bersangkutan lunglai lemah tak
berdaya melihat apa yang sedang terbentangkan didepan mata kepala.
Melihat kenyataan demikian, banyak orang telah
dihinggapi penyakit infriority
conflict illness, suatu penyakit baru yang
menghinggapi alam pikir manusia yang melihat persaingan sebagai cara
mereka untuk menduduki tempat terendah yaitu kekalahan yang tidak
dapat lagi terelakkan karena pandangan sempit bahwa mereka bukan
apa-apa ketika bersanding dengan orang lain. Penyakit inilah menjadi
penyebab utama mengapa manusia tidak lagi menikmati perasaan bahagia
ketika melihat apa yang dimiliki orang lain, justru terlahir perasaan
bersalah dan tak berdaya ketika melangkahkan kaki dalam kehidupan
selanjutnya.
Sebagai manusia, tentu
saja kita menyadari bahwa orang lain memiliki suatu kelebihan yang
terkadang sulit untuk kita jangkau, disatu sisi yang lain mereka pula
memiliki kekurangan yang tak dapat dipungkiri, bahkan terkadang
diantara mereka berdecak kagum melihat potensi yang ada dalam diri
kita, walau terkadang kita tidak menyadarinya. Ini mengingatkan kita
satu hal bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Namun dalam
kenyataannya, melihat kelebihan pada diri orang lain menjadikan
sebagian diri manusia menjadi pribadi yang lemah yang menganggap diri
mereka telah kalah dalam bersaing. Perasaan minder dan tak berharga
tidak luput mengisi alam pikir sehingga menjadikan mereka tidak lagi
produktif untuk berkarya dan melakukan hal-hal terbaik demi kemajuan
hidup mereka dimasa mendatang.
Melihat kelebihan orang
lain dari presfektif yang lebih dewasa tentu saja mengajarkan manusia
bertumbuh dalam kebijaksanaan hidup yang menjadikannya tersadar bahwa
memang semua sedang berjalan menuju cahaya terang penuh makna. Namun
kita tidak bisa bungkiri, ada sebagian orang yang melihat kelebihan
orang lain sebagai cambuk yang menjadikan mereka takut menatap dunia
dengan apa adanya. Perasaan tak berguna dan tak memiliki apa-apa
menggelayuti alam pikir hingga membuat hidup terasa hampa.
Apakah
kita sedang berpikir demikian sehingga menjadikan kita menutup mata?
Jika memang demikian, adalah diri kita memiliki kesempatan emas hari
ini untuk mengubah semua itu sebelum terlambat. Karena bagaimanapun
juga, semua orang pantas menjadi pemenang untuk bisa meraih kehidupan
yang menabjubkan dikemudian harinya.
Sejatinya orang yang
telah kalah dalam hidupnya adalah orang yang memandang orang lain
sebagai musuh. Melihat kelebihan orang membuat jiwa semakin gaduh,
melihat keberlimpahan dalam kehidupan orang lain menjadikan
kebahagiaan semakin jauh rasanya. Perasaan tak berdaya inilah yang
menggerus kemajuan diri untuk melihat dunia luas adanya. Mentalitas
negatif yang seperti inilah yang menjadikan manusia tidak bisa
bergerak melaju dalam potensi maha karya yang mengagumkan.
Berbeda halnya dengan
orang-orang yang siap menjadi seorang pemenang yang dipenuhi oleh
keyakinan dan sikap percaya diri. Dalam keyakinan mereka tersirat
satu pesan penuh makna; semua orang berkesempatan untuk menumbuhkan
potensi yang dikaruniakan Tuhan dalam dirinya. Kelebihan orang lain
tidak lagi menjadi boomerang, justru dengan adanya kelebihan dalam
diri orang lain menjadikan mereka melihat dunia penuh warna, dan
berkesempatan untuk bisa melatih diri untuk menggali potensi yang
ada, ini semua akan menjadi realita jika mensyukuri apa yang ada
lantas ikhlas untuk bersikap menjadi individu yang layak menduduki
pentas terbaik hidup ini.
Melihat kelebihan orang
lain sebagai pemacu keberhasilan tentu saja langkah awal untuk bisa
meraih kesuksesan. Model pemikiran inilah yang menyadarkan kita bahwa
sejatinya hidup penuh warna. Dengan memacu diri untuk bertumbuh
menjadi individu yang sadar fungsinya dalam kancah kehidupan
bermasyarakat menjadikan harapan untuk maju semakin subur dan
menjadikan semangat baru bertumbuh setiap harinya. Harapan untuk
maju, tentu saja menjadi dambaan setiap orang yang memiliki harapan
menjadi manusia yang menabjubkan sekaligus mengagumkan.
Kemajuan
dalam hidup akan sangat bergantung dari kepercayaan diri yang kuat
bahwa semua sedang bertumbuh menjadi manusia pilihan. Namun dalam
realitasnya, hanya sedikit orang yang menjadi pemenang diatas pentas
kehidupan. Tentu saja sangat ironis sekali apa yang sedang menimpa
setiap diri manusia yang berharap kualitas hidupnya bertumbuh maju
disetiap waktu, namun sedang didera ketidak percayaan diri melihat
kelebihan yang ada dalam diri orang lain. Mentalitas seorang pemenang
bukan karena ia mengalahkan orang lain, sejatinya seorang pemenang
adalah mereka yang menyadari apa yang dikaruniakan tuhan dalam
dirinya lantas mengembangkan apa yang ada sebagai cara untuk memuji
dan mempersembahkan syukur kepada Illahi. Lestari jiwa saat menerima
diri dan terus berusaha menjadi diri yang terbaik. Itulah cara untuk
bisa menjadi seorang pemenang yang layak dibanggakan.
Salam
satu jiwa. Salam sehat jiwa untuk menggapai hidup bahagia.
Mustafid
Amna Umary Erlangga Kusuma Perdana Saputra Zain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar