Senin, 04 Juni 2012

Jangan TAKUT bersaing donk...!!! Saya, Anda, dan juga mereka punya kesempatan yang sama Lhooo...!!!


Begitu banyak diantara kita yang seringkali terkecoh dengan apa yang nampak dipermukaan ketika melihat apa yang ada didalam diri orang lain. Banyak orang menyangka bahwasanya mereka sedang dihadapkan dengan musuh yang sesungguhnya karena melihat orang lain memiliki suatu kelebihan, sedangkan mereka tidak memiliki apa-apa selain perasaan kerdil tak berdaya. Inilah anggapan yang terlihat sepele namun besar dampaknya dalam diri setiap orang untuk meraih kehdiupan yang menabjubkan.

Begitu banyak orang merasa bahwa manusia yang lain adalah saingan hidup yang layak untuk dikalahkan karena hidup adalah kompetisi untuk melumpuhkan yang lainnya. Tidak heran jika prinsip demikian dijadikan sebagai alat untuk bersaing dan mengalahkan yang lainnya dengan ragam cara yang diyakini mampu meningkatkan kualitas daya saingnya dihadapan orang lain. Dalam konsep ini, orang lain bukan lagi sebagai mitra kehidupan untuk bisa tumbuh bersama dan saling melengkapi satu sama lain, justru yang terjadi adalah rasa permusuhan, ketidak puasan. Begitulah pemahaman lazim dalam benak kebanyakan orang yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan hidup dimasa mendatang. Dalam pemahaman sempit demikian, prestasi orang lain menjadikan mereka semakin kerdil, seakan-akan mereka sudah tidak pantas lagi untuk bersaing dengan manusia lain ketika melihat orang lain memiliki prestasi yang tidak dimiliki.

Inilah kenyataan dalam hidup yang seringkali menjadikan penyakit mental bersarang dalam diri seseorang sehingga individu bersangkutan lunglai lemah tak berdaya melihat apa yang sedang terbentangkan didepan mata kepala. Melihat kenyataan demikian, banyak orang telah dihinggapi penyakit infriority conflict illness, suatu penyakit baru yang menghinggapi alam pikir manusia yang melihat persaingan sebagai cara mereka untuk menduduki tempat terendah yaitu kekalahan yang tidak dapat lagi terelakkan karena pandangan sempit bahwa mereka bukan apa-apa ketika bersanding dengan orang lain. Penyakit inilah menjadi penyebab utama mengapa manusia tidak lagi menikmati perasaan bahagia ketika melihat apa yang dimiliki orang lain, justru terlahir perasaan bersalah dan tak berdaya ketika melangkahkan kaki dalam kehidupan selanjutnya.

Sebagai manusia, tentu saja kita menyadari bahwa orang lain memiliki suatu kelebihan yang terkadang sulit untuk kita jangkau, disatu sisi yang lain mereka pula memiliki kekurangan yang tak dapat dipungkiri, bahkan terkadang diantara mereka berdecak kagum melihat potensi yang ada dalam diri kita, walau terkadang kita tidak menyadarinya. Ini mengingatkan kita satu hal bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Namun dalam kenyataannya, melihat kelebihan pada diri orang lain menjadikan sebagian diri manusia menjadi pribadi yang lemah yang menganggap diri mereka telah kalah dalam bersaing. Perasaan minder dan tak berharga tidak luput mengisi alam pikir sehingga menjadikan mereka tidak lagi produktif untuk berkarya dan melakukan hal-hal terbaik demi kemajuan hidup mereka dimasa mendatang.

Melihat kelebihan orang lain dari presfektif yang lebih dewasa tentu saja mengajarkan manusia bertumbuh dalam kebijaksanaan hidup yang menjadikannya tersadar bahwa memang semua sedang berjalan menuju cahaya terang penuh makna. Namun kita tidak bisa bungkiri, ada sebagian orang yang melihat kelebihan orang lain sebagai cambuk yang menjadikan mereka takut menatap dunia dengan apa adanya. Perasaan tak berguna dan tak memiliki apa-apa menggelayuti alam pikir hingga membuat hidup terasa hampa.

Apakah kita sedang berpikir demikian sehingga menjadikan kita menutup mata? Jika memang demikian, adalah diri kita memiliki kesempatan emas hari ini untuk mengubah semua itu sebelum terlambat. Karena bagaimanapun juga, semua orang pantas menjadi pemenang untuk bisa meraih kehidupan yang menabjubkan dikemudian harinya.

Sejatinya orang yang telah kalah dalam hidupnya adalah orang yang memandang orang lain sebagai musuh. Melihat kelebihan orang membuat jiwa semakin gaduh, melihat keberlimpahan dalam kehidupan orang lain menjadikan kebahagiaan semakin jauh rasanya. Perasaan tak berdaya inilah yang menggerus kemajuan diri untuk melihat dunia luas adanya. Mentalitas negatif yang seperti inilah yang menjadikan manusia tidak bisa bergerak melaju dalam potensi maha karya yang mengagumkan.

Berbeda halnya dengan orang-orang yang siap menjadi seorang pemenang yang dipenuhi oleh keyakinan dan sikap percaya diri. Dalam keyakinan mereka tersirat satu pesan penuh makna; semua orang berkesempatan untuk menumbuhkan potensi yang dikaruniakan Tuhan dalam dirinya. Kelebihan orang lain tidak lagi menjadi boomerang, justru dengan adanya kelebihan dalam diri orang lain menjadikan mereka melihat dunia penuh warna, dan berkesempatan untuk bisa melatih diri untuk menggali potensi yang ada, ini semua akan menjadi realita jika mensyukuri apa yang ada lantas ikhlas untuk bersikap menjadi individu yang layak menduduki pentas terbaik hidup ini.

Melihat kelebihan orang lain sebagai pemacu keberhasilan tentu saja langkah awal untuk bisa meraih kesuksesan. Model pemikiran inilah yang menyadarkan kita bahwa sejatinya hidup penuh warna. Dengan memacu diri untuk bertumbuh menjadi individu yang sadar fungsinya dalam kancah kehidupan bermasyarakat menjadikan harapan untuk maju semakin subur dan menjadikan semangat baru bertumbuh setiap harinya. Harapan untuk maju, tentu saja menjadi dambaan setiap orang yang memiliki harapan menjadi manusia yang menabjubkan sekaligus mengagumkan.

Kemajuan dalam hidup akan sangat bergantung dari kepercayaan diri yang kuat bahwa semua sedang bertumbuh menjadi manusia pilihan. Namun dalam realitasnya, hanya sedikit orang yang menjadi pemenang diatas pentas kehidupan. Tentu saja sangat ironis sekali apa yang sedang menimpa setiap diri manusia yang berharap kualitas hidupnya bertumbuh maju disetiap waktu, namun sedang didera ketidak percayaan diri melihat kelebihan yang ada dalam diri orang lain. Mentalitas seorang pemenang bukan karena ia mengalahkan orang lain, sejatinya seorang pemenang adalah mereka yang menyadari apa yang dikaruniakan tuhan dalam dirinya lantas mengembangkan apa yang ada sebagai cara untuk memuji dan mempersembahkan syukur kepada Illahi. Lestari jiwa saat menerima diri dan terus berusaha menjadi diri yang terbaik. Itulah cara untuk bisa menjadi seorang pemenang yang layak dibanggakan.

Salam satu jiwa. Salam sehat jiwa untuk menggapai hidup bahagia.

Mustafid Amna Umary Erlangga Kusuma Perdana Saputra Zain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar