Senin, 11 Juni 2012

Berbekal potensi luar biasa menjadikan kita sebagai manusia profesional dalam menghargai hidup. ^_^


Kadang kita bertanya-tanya, apa sebenarnya kelebihan yang kita miliki? Adalah tidak mudah menjawab pertanyaan tersebut di atas. Namun jika di tanyakan demikian; “apa saja kekurangan yang engkau miliki?” kita akan menjawabnya langsung tanpa perlu menguras pikiran terlebih dahulu, sungguh amat gampang, bukan?. Gue punya kekurangan ini dan itu, entah itu kurang pintar, kurang ganteng, kurang seksi, kurang putih, kurang ng-trend, dan masih banyak lagi kekurangan lainnya yang belum terlampirkan sebagai jawaban atas sejumlah kekurangan yang kita rasakan benar-benar ada dalam hidup kita, syukur-lah kita tidak termasuk dalam kategori kurang ajar.

Konotasinya negatif banget tuch, jadi gak ada yang kepengen di bilang kurang ajar, bukan? Barangkali menjawab pertanyaan pertama terlihat lebih sulit di bandingkan menjawab pertanyaan yang kedua. Padahal jika kita merenungkannya lebih mendalam, Tuhan telah menciptakan diri kita beserta atribut potensi diri yang ada di dalam diri kita masing-masing.

Walau demikian, pertanyaan pertama menjadi teka-teki dalam kehidupan kita, jujur saja, terasa sulit untuk menjawabnya secara tegas dan lugas dengan suara yang lantang. Seiring pertumbuhan usia yang semakin hari semakin bertambah, kita merasa lebih mudah mengatakan kekurangan kita pada orang lain atau entah itu kepada diri kita sendiri.

Terlebih lagi kekurangan itu terlihat sangat kontras sekali jika kita membandingkan diri dengan orang lain yang lebih mumpuni kehidupannya di bandingkan diri kita yang kita rasakan pas-pasan atau bahkan merasa banyak kurangnya, sehingga tidak jarang hal tersebut membuat kita semakin frustasi melihat realitas kehidupan ini. Padahal kalau kita sadari, bahwasanya tuhan telah menanamkan potensi yang sangat luar biasa di dalam diri kita, namun kita tidak pernah menyadarinya karena terlalu sering melihat diri dari cermin kekurangan yang membuat hidup terpojokkan, termarjinalkan menjadi sosok individu yang selalu ketakutan melihat hidup dan kehidupan diri sendiri yang terpuruk.

Coba tanyakan dan tegaskan pertanyaan sekaligus penyataan beriku; Bukankah Tuhan selalu memberikan kita kelebihan masing-masing yang berbeda satu sama lainnya?

Tidak jarang diantara kita membandingkan diri dengan orang lain tanpa terlebih dahulu melihat kedalam diri masing-masing. Artinya melihat diri sendiri seutuhnya, bercermin dari potensi yang ada akan membuat kita lebih percaya diri akan potensi alamiah yang kita miliki. Kita tidak pernah tahu kelebihan apa yang sebenarnya ada di dalam diri kita masing-masing tanpa mencoba mengasahnya di dalam kehidupan ini, sayangnya talenta luar biasa yang ada terabaikan begitu saja.

Boleh saja kita melihat sisi kurangnya dalam hidup yang melekat bersama kehidupan pribadi kita masing-masing, namun jangan sampai membuat hal demikian itu menghambat pertumbuhan jiwa. seharusnya bertambahnya hari menjadikan kita lebih tahu diri arti kehidupan kita di muka bumi ini, menyelami samudra kehidupan di kedalam yang jauh di sana tentulah menghadirkan kesadaran yang luar biasa.

Tidak ada yang sempurna, namun dengan cara merefleksikan kesadaran diri akan kesempurnaan Yang Maha Sempurna akan menganugrahkan kepercayaan diri yang amat luar biasa untuk mengasah talenta-talenta luar biasa yang selama ini tertidur lelap di atas pembaringan kehidupan yang sangat empuk ini. Waah, kalau empuk, tidur lagi ahhhh.... jadi teringat lagunya embah surip dech.... hehehe nyanyi bareng yuuks “bangun tidur, tidur lagi, banguuuun, tidur lagi.... hahahaha.” Cocok juga lagunya yach.
Berbicara banyak mengenai topik “kekurangan”, saya tahu persis about my self, Saya sangat tahu betul kekurangan saya di bidang matematis, sehingga seringkali nilai ujian saya di bidang matematika atau hal-hal yang berbau matematis seringkali pas-pasan saja. Syukur banget yach gak di bidang mistis, pastinya serem banget tuch. Tapi kalau menghitung uang, insyaallah saya masih bisa ngatasi, Hehehe.

Terus terang saja, kemampuan menghitung saya sangat rendah sekali di bandingkan dengan teman-teman lainnya yang kebanyakan lebih ahli dalam bidang matematis, namun kekurangan itu tidak sampai membuat saya harus menutup jurnal kehidupan saya saat sekarang ini, karena tidak wajar kalau harus mati gantung diri karena tidak bisa menghitung. Iiihh serem banget yach, mati gantung diri, bisa gentayangan donk. Nggak banget dech. Mari kita teriakkan selogan; “NO GANTUNG DIRI, NO BUNUH DIRI.” Kita semestinya sadar akan kelebihan kita di bidang lainnya, dan kita akan memahami betul potensi yang ada di dalam diri ini jika kita terus menerus mengasahnya dengan suatu usaha yang maksimal dan sikap rill/ realistis yang bisa di pertanggung jawabkan.

Apakah kelebihan itu memang ada pada diri kita? Iya, memang ada! Sungguh kita memang mempunyai potensi luar biasa yang tidak di miliki oleh orang lain, boleh saja identik satu sama lain namun padadasarnya memiliki karaktristik yang berbeda-beda. Kita pada dasarnya individu yang unik dan tercipta memiliki kelebihan luar biasa. Tidak salah kalau misalnya ada orang yang mengatakan kita terlihat unik, karena pada dasarnya kita benar-benar individu yang unik.

Berbekal potensi luar biasa di dalam diri yang berbeda satu sama lain, menjadikan kita sebagai manusia profesional dalam menghargai hidup. Kalau boleh meminjam istilah prekonomian ala nenek moyang, barangkali tepat jika kita meminjam istilah barter, mengadakan barter atas potensi diri orang lain yang tidak kita miliki untuk kita saling mengisi satu sama lain.

Kita percaya bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun sangat di sayangkan jika hanya terfokus pada kekurangan yang kita miliki saja. Tidak ada gunanya menutup diri dengan beragam alasan yang sebenarnya tidak perlu di kemukakan, yaitu alasan akan segala macam dan bentuk kekurangan yang kita miliki, toh juga orang lain tidak akan menaruh rasa belas kasihan jika kita menyertakan beragam alasan kekurangan yang kita miliki secara berlebihan.

Apakah terus-terusan kita akan bertopeng “kekurangan”? Sampai kapan kita akan melepaskan topeng tersebut dari wajah kehidupan ini yang sangat mengharapkan kehadiran sosok seorang pemberani? Hanyalah kesia-siaan yang akan kita dapatkan bagi kehidupan diri sendiri jika tetap bertahan pada kemanisan topeng kekurangan.

Sungguh berbeda dengan mereka yang meyakini diri sepenuh hati, percaya terhadap potensi yang mereka miliki karena memang mereka di lahirkan di muka bumi ini menjadi seorang yang mampu mengasah anugrah sang pencipta berupa pemeberian potensi ataupun suatu kelebihan yang tidak di miliki oleh orang lain, dalam keyakinan mereka; bahwasanya mereka di ciptakan untuk menjadi seorang yang tangguh sekaligus pemberani untuk menaklukkan segala aral dan rintangan di tengah kehidupan ini, percaya diri bukan berarti kesombongan akan kelebihan yang ada, justru percaya terhadap kelebihan yang ada merupakan suatu bentuk kesyukuran yang tinggi akan karunia Tuhan yang di tempatkan di dalam diri kita masing-masing.

Apakah untuk menjadi diri sendiri di butuhkan postur tubuh yang tinggi? Atau juga mungkin suatu keharusan untuk memiliki tubuh yang langsing? Sesungguhnya kita di nilai oleh orang lain dari kacamata kebaikan yang pernah kita torehkan, bukan hanya sekedar bentuk belaka, orang lain lebih menghargai kebaikan yang kita miliki, menghargai rasa percaya diri kita untuk melakukan sesuatu atas potensi yang pada dasarnya melekat di dalam diri kita masing-masing untuk kita maksimalkan bagi kemajuan personal dan juga untuk kebaikan bagi orang lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar