Rabu, 13 Juni 2012

Menjadi Orang yang selalu mendapat keberuntungan. Why Not!!!


Menjadi orang beruntung adalah cita-cita setiap orang yang mengisi planet biru ini; Bumi. keberuntungan adalah impian setiap orang agar hidupnya bisa tenang, nyaman dan tenteram, penuh dengan kedamaian untuk menerima kenyataan ditengah kehidupan ini. Namun ternyata dalam kenyataannya berbicara lain, seolah-olah tidak semua orang diciptakan memiliki keberuntungan dalam hidupnya, seolah-olah tuhan tidak adil dalam persepsi sebagian besar orang yang telah salah menilai makna sebuah keberuntungan. Mengapa demikian? Terus terang saja, keberuntungan manusia zaman sekarang lebih identik dengan kepemilikan sesuatu yang terlihat tampak oleh panca indera. Jika memiliki mobil mewah maka orang tersebut telah menilai hidupnya dalam keberuntungan. Memiliki rumah mewah dan megah juga demikian. Seakan-akan kita membenarkan bahwa mobil mewah ditambah rumah megah adalah suatu keberuntungan yang layak disyukuri. Dan ironinya, mereka yang memiliki rumah sederhana apa adanya dinilai tidak memiliki keberuntungan dalam hidupnya. Benarkah demikian?
SALAH. Jika saja menilai demikian, Saya, Anda dan juga mereka telah salah menilai. Jika anda membeberkan sedikit fakta tentang mereka yang hidupnya beruntung. Keberuntungan hidup seseorang tidaklah terletak pada sejumlah kepemilikiannya terhadap sesuatu yang terlihat tampak kasat mata saja, entah itu mobil mewah, rumah megah, tabungan melimpah. Dalam kenyataannya, banyak sekali mereka yang memiliki kekayaan melimpah namun mereka merasa hidupnya jauh dari keberuntungan. Dan tidak sedikit orang yang hidupnya sederhana ala apa adanya merasakan keberuntungan yang luar biasa dalam hidupnya dan semua itu layak untuk disyukuri. Persoalannya adalah tidak pada kepemilikan materi saja, sesungguhnya essensi dari sebuah keberuntungan adalah bagaimana kita bisa menerima segala sesuatu yang telah tuhan anugrahkan dalam kehidupan. Jika boleh membeberkan satu rumus kehidupan, Keberuntungan itu sama dengan Penerimaan + Kesyukuran. Hasilnya adalah kebahagiaan.
Tidak ada gunanya memiliki Rumah megah, mobil mewah dan harta melimpah namun dalam kenyataannya kita tidak pernah bisa merasakan ketenteraman, kenyamanan sekaligus kedamaian, lebih-lebih kebahagiaan. Jika saja tidur membutuhkan konsumsi sejumlah pil tidur setiap harinya, perasaan curiga terhadap setiap orang baru yang datang ingin berjumpa, ketidak harmonisan dalam ikatan rumah tangga, apalah artinya sebuah kekayaan yang melimpah. Keberuntungan tidak menawarkan hidup demikian. Menerima karunia kehidupan adalah anugrah, mensyukurinya adalah jalan untuk bisa membentuk pencitraan diri agar bisa merasakan hidup bahagia. Itulah sejatinya keberuntungan yang tidak tampak dalam tumpukan materi yang melimpah. Pada intinya, keberuntungan itu terletak pada penerimaan hati dengan tulus apa yang telah menjadi milik kita lantas memupuk pikiran dan perasaan dalam zona kesyukuran agar tidak melangkah dalam jurang kegamangan.
Bagi sebagian orang yang hidupnya sudah tercerahkan, apapun yang mereka terima adalah sebuah anugrah, pertanda hidup mereka dipenuhi keberuntungan. Sakit pun juga demikian, mereka tidak serta merta menyanyikan lagu kekisruhan saat tuhan memberikan mereka cobaan dalam hidup; sakit misalnya. Coba saja kita bercermin dari orang tua yang telah menuntun hidupnya dalam kebijaksanaan. Sakit, bagi mereka adalah keberuntungan. Karena bagi mereka sakit adalah kesempatan untuk menghapus segala dosa yang pernah ada, pun juga untuk menambah kedekatan kepada Sang Pencipta. Jadi layak untuk disyukuri, bahwasanya hidup ini penuh keberuntungan.
Berbeda halnya dengan mereka yang lebih sering menyanyikan lagi kekisruhan dalam kehidupan mereka setiap harinya. Dapat gaji berlimpah dirasakan tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka setiap harinya. Memiliki istri cantik tidak cukup untuk menemani kehidupan mereka, lantas apalagi yang mereka inginkan. Perdebatan dalam diri untuk terus menumpuk segala sesuatu yang diinginkan adalah sifat dasar setiap manusia, namun memenuhi segala keinginannya adalah kehendak ego yang layak untuk dikenali lantas dipahami agar hidup tidak terjerumus dalam keterhinaan. Boleh saja memiliki harta karena dengan harta itulah kita bisa menunjang keperluan hidup sehari-hari, memiliki istri cantik layak untuk disyukuri karena itu ada yang bisa menemani kehidupan kita setiap hari. Inilah keberuntungan yang patut dan layak untuk disyukuri.
Dengan cara pandang seperti inilah kita bisa menikmati hidup dalam keberuntungan yang tidak akan pernah lapuk ataupun usang. Tidak ada lagi penghakiman kepada Tuhan bahwasanya tidak semua orang mengalami keberuntungan dalam hidupnya. Jika pikiran dan perasaan kita telah memupuk diri dalam kecukupan, pola hidup sederhana ala apa adanya, maka sepenuhnya kita telah menjadi orang-orang yang beruntung dalam hidup. Jika saja memiliki rumah mewah sekaligus megah maka semua itu layak untuk kita syukuri karena dengan cara itulah tuhan telah memberikan lebih atas hidup ini.
Makna tertinggi sebuah keberuntungan terletak dalam penerimaan terhadap sesuatu yang tuhan anugrahkan bahwa ada satu keyakinan dalam diri, apapun yang menjadi milik kita adalah sesuatu yang teramat tinggi nilainya karena sesungguhnya tuhan telah memberikan sesuatu yang orang lain tidak miliki, tuhan memberikan yang layak untuk hidup ini, pun juga tuhan telah memberikan yang terbaik, namun sepenuhnya belum kita mengerti arti kehidupan dibalik rahasia kehidupan ini. Hanya dengan pemahaman mendalam kita akan bisa memaknai segala rahasia kehidupan yang telah tuhan titipkan diatas bentangan kehidupan yang sangat luas ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar