Jumat, 21 September 2012

Jika Tidak Ingin dikendalikan, Maka Jadilah DIRI SENDIRI. gemana caranya???? Pliiiis

Jika tidak seorangpun yang mengizinkan dirinya dikendalikan oleh orang lain atau entah itu oleh siapapun juga, maka tiada lain yang bisa dilakukan terkecuali berusaha untuk menjadi diri sendiri seutuhnya. Mungkin teramat sombong sekali kedengarannya jika ada orang yang merasa dirinya lahir dan tercipta tanpa kehadiran orang lain, namun sesungguhnya bukan karena suatu alasan kesombongan untuk menjadi diri sendiri suatu hal yang terlihat naïf dan salah, bukan pula menjadi diri sendiri itu menjadi aib dan dipandang sebelah mata, semata-mata bukan itu tujuan akhir dari kesemuanya itu, sesungguhnya melihat diri seutuhnya akan menjadikan seorang bertumbuh dalam sikap yang dewasa dan menuntunnya menemukan kehidupan yang luar biasa.

Sekali-kali bukan bermaksud untuk menapikan kehadiran orang lain untuk menuntun jalan hidup pada suatu pencapaian yang luar biasa dan menabjubkan ditengah pentas kehidupan ini, semata-mata untuk menempatkan diri pada orientasi dan focus akan hal-hal positif terhadap diri tanpa harus melihatnya sebelah mata, dengan kehadiran orang lain kita bisa mencipta hidup yang luar biasa, inilah khasanah yang sangat menabjubkan saat membuka mata dan disaat kita terbiasa diluar agar kehidupan menjadi luar biasa.

Dengan kehadiran orang lain kita bisa mengakses beragam pengalaman hidup yang belum pernah kita alami sebelumnya, semua itu merupakan asset yang mahal yang harus kita bayar dengan kemauan diri untuk terus belajar bagi pertumbuhan diri dihari esok. Orang lain disini sebagai warna bagi kehidupan kita, dan kita jualah yang memilih warnanya. Kombinasi corak warna yang beragam akan sangat indah jika kita benar-benar mampu merangkainya, lantaran itu corak warna indah itu milik kita, milik diri sendiri saat menjadi diri seutuhnya.

Kita sepenuhnya sadar, keperibadian yang kita miliki tidak akan pernah sama dengan semua orang. Kita mungkin menjalin sebuah hubungan dan interaksi sosial dengan beberapa orang didalam hidup. Inilah kesempatan kita dimana setiap orang akan bisa melengkapi dirinya dengan beragam pengalaman hidup yang dimiliki orang lain, termasuk saya, anda, dan juga mereka, kita semua memiliki kesempatan yang sama untuk mengukir makna agar kehidupan menabjubkan. Dari orang lain kita bisa belajar menjadi diri sendiri. Dari keperibadian yang berbeda kita bisa melihat kehidupan dari kaca mata yang berbeda. Yang terpenting untuk kita sadari, apakah kita siap untuk bertumbuh menjadi diri sendiri demi kebahagiaan yang sesungguhnya yaitu kebahagiaan teruntuk diri dan orang lain tanpa harus berpura-pura menjadi orang lain yang sesungguhnya tidak mengenakkan bagi diri kita sampai saat ini?

Ada hal lain yang harus kita tanamkan sejak dini agar tidak salah dalam memahami, Selama ini kita begitu bingung dalam menempatkan diri dimata orang lain, kita mengira menjadi orang lain akan membuat orang bahagia, mungkin kita merasakan hidup demikian. Sesungguhnya bukan. Menjadi orang lain tidak lain suatu kamuflase atau topeng yang kita kenakan diwaktu-waktu tertentu saat berhadapan dengan orang yang berbeda-beda. Tentu saja kebingungan terhadap diri sendiri semakin menampak nyata, ini mengingatkan kita satu pesan sederhana; Jadilah diri sendiri seutuhnya, seorang diri yang dipenuhi kasih sayang karena sesungguhnya semua orang hidup dan tidak pernah lepas dari belaian kasih sayang. Inilah kedamaian yang menghadirkan kebahagiaan saat menjadi diri sendiri.

Kita sepenuhnya sadar bahwa tidak semua orang akan menginginkan kita jika kita menjadi diri sendiri, namun bukan itu alasan yang tepat untuk menjadikan kita dipenuhi kebingungan dan kebimbangan serta penolakan diri tanpa suatu alasan yang pasti, sejatinya menjadi diri yang dipenuhi kasih dalam keseharian ditengah pentas kehidupan menjadikan hidup dipenuhi kedamaian yang menyejukkan. Cacian dan makian akan manis rasanya dan menjadi pelajaran berharga jika kita maknai dengan suatu prestise bagi jiwa untuk terus memacu diri menjadi orang yang pantas menghadirkan pelangi indah dihari esok. Tiadalah yang sempurna, namun kesempatan bagi kita untuk bertumbuh dalam focus menuju sempurna sebagaimana yang dituntun oleh tuhan dalam kitab sucinya.

Dicaci, dimaki, dan atau tidak diterima oleh sebagian kecil orang adalah suatu hal yang berlaku sejak dahulunya, para utusan Tuhanpun menerima kehidupan yang demikian saat menebarkan ajaran suci tuhan, namun bukan karena hal itu menjadikan ragam alasan untuk mereka menjadi sebagaimana apa yang diceritrakan oleh orang yang dipenuhi kebencian dalam hidupnya. Ini adalah suatu hal yang tidak bisa kita pungkiri akan keberadaannya. Benar adanya jika tidak semua orang menginginkan kita, namun menjadi diri sendiri adalah suatu pilihan yang membahagiakan. Mengingatkan kita pada focus tujuan yang mendamaikan bahwa kita memang pantas mendapatkannya.

Jangan hanya karena satu orang yang memusuhi membuat kita sakit hati dan mengharap diri yang berbeda sebagaimana yang diminta, cukuplah untuk tidak membohongi diri, cukuplah untuk tidak berpaling dari apa yang memang seharusnya ingin kita hadirkan bagi kehidupan diri yang dipenuhi kasih. Tidakkah kita menyadari, boleh saja salah satu diantara sepuluh orang sahabat memusuhi. Dengan menjadi diri sendiri akan menghadirkan seribu orang sahabat yang selalu datang menyapa dengan kehangatannya. Jangan sekali-kali membuat diri kita terfokus pada satu kesakitan yang sesungguhnya kita bisa melewatinya dengan cita rasa bahagia dan penerimaan diri apa adanya.

Kasih untuk memberi, kasih untuk menerima, kasih dalam keseluruhan wajah kehidupan untuk memupuk diri menjadi seorang yang tangguh saat memperoklamirkan bahwa kita terlahir untuk menjadi diri sendiri. Jalanilah dengan indah. Biarkanlah semuanya mengalir dengan apa adanya. Indah untuk kita renungkan saat jiwa kembali kedalam rumahnya sendiri yaitu kasih sayang bagi semua sebagaimana Tuhan memberikan kasih kepada alam. Inilah sejatinya diri kita yang siap menjadi diri sendiri sepenuh hati. Keep spirit for Our Life Better…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar