Sabtu, 22 September 2012

Dan biarkanlah pijakan langkah baru mengayuhku berlalu menyudahi Pilu

Jalan begitu terasa rapuh tak berdaya, terkulai lemas diatas kursi nestapa
Usang ditemani debu jalanan kesedihan yang mengaburkan pandangan mata
Terseret…Terhentak… terhanyut dan terombang-ambingkan arus entah kemana
Bagaimana Aku bisa berontak mengakhiri semua ini?
Bagaimana aku berteriak meminta belas kasih penghuni bumi ini?
Bagaimana aku bisa melangkah dan berlari meninggalkan semua penderitaan ini?


Sungguh kusadari Langkah kaki semakin terkoyak, tertatah dan tertatih
Tenaga telah terkuras tangis yang menyesakkan dada
Nafas seakan-akan mau tercabut Pilu
Duka ini semakin melumpuhkan harapan menatapi indahnya dunia
Jiwa tak lagi bersuara nyaring, hanya diam dalam kesendirian ditengah kemelut lara
Aku gemetar melihat tubuhku terseret arus entah kemana
Oleng…roboh…hilang acuan dan kini tergeletak diatas ranjang tangis kehidupan
Tertatih dibawah teriakan dan ratapan
Desis angina berbisik syahdu menyuarakan segala beban derita yang menimpa
Langit biru tertutup awan kelabu
Apakah ini pilu dalam deritaku yang datang menjemput seluruh hidupku?
Bagaimana Aku bisa bangkit lagi menatap keberanianku?
Bagaimana aku bisa melepas tali penderitaan yang mengekang seluruh tubuhku?
Bagaimana aku bisa melihat pelangi penuh warna yang selalu datang menjelma?
Bagaimana aku bisa???


Kebebasanku tergeletak lemas tak berdaya
Terkulai diatas tanah penderitaan bercampur lumpur keterhinaan
Ketakutan membuatku terbelenggu dibawah kaki kemelaratan
Kebisuan menjadikanku tak berkutik seakan-akan tubuh tak lagi bernyawa
Pendengaranku kini tertutup debu penderitaan yang berjejal rapi didalam sukma
Matakupun tak lagi menatap bumi keindahan yang tercipta Sang Kasih Kehidupan


Wahai engkau yang mengasihi jiwaku disetiap waktu dengan karunia kasihMu
Ragukah aku dengan jalan yang dikelilingi kebimbangan tak berkesudahan ini?
Izinkanlah harapku menjemput seluruh KaruniaMu itu
Dan biarkanlah pijakan langkah baru mengayuhku berlalu menyudahi Pilu


Cahaya pagi kali ini menyeretku merangkak melewati semua keterpurukan
Memaksa wajah dina menengadah menatap kuasaMu yang Agung itu
Wahai engkau Sang Kasih…hanya Lambaian tangan kasih-Mu yang kuharapkan
Datanglah Engkau mengangkat tubuh lemasku ini keatas cenayang cintaMu
Biarkanlah aku menjadi budak-Mu dalam asmara cinta-MU
Tundukkanlah seluruh nafasku ini dibawah kaki KuasaMu
Dan biarkanlah aku menjadi pelayan setia KasihMu disetiap Waktu
Inilah yakinku yang datang membisikkan nama IndahMu
Biarkanlah Aku Bersimpuh malu berharap setetes embun menyirami jiwa ini
Lantas kedamaian datang meng-enyahkan duka dan lara yang telah lama menjelma
Membisikkan artian bahagia disaat tubuh lumpuh tak berdaya terkoyak derita
Keep spirit for our life better...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar